[23] Mati Bersamanya

5.1K 988 554
                                    

Malamnya, Naya terlihat mengemasi seluruh pakaiannya ke dalam koper. Kedua matanya sudah bengkak karena menangis terus. Ditambah lagi bunyi notif dari HP nya yang terus saja berbunyi. Naya tau, anak-anak di kampus pasti sedang heboh ngomongin dirinya sekarang.

Naya menendang kesal lemari di hadapannya. Bukan ini yang dia harapkan akan terjadi. Naya ingin menyingkirkan Ara, bukan malah dimusuhi sama Azka.

Ditambah lagi Mamanya yang sekarang malah pergi ke bar berduaan dengan selingkuhannya. Katanya mau mencari udara segar buat refreshing, stres di rumah mikirin nasib Naya.

Naya sejenak membungkam wajahnya sambil duduk lesu di pinggiran kasur. Dia mengambil silet di atas laci, dan hampir kelewat batas mengiris pergelangan tangannya sendiri kalo saja pintu depan tidak diketuk.

TOK TOK TOK

Naya menyeka pipinya cepat, lalu memasukkan silet itu ke dalam saku cardigan nya. Naya bangkit mengambil HP dan berjalan lesu membukakan pintu. Sepertinya Mamanya itu sudah pulang, dan pasti mabuk lagi.

CKLEK

Naya langsung terdiam mematung kaku ketika melihat sosok Sean yang berdiri menatapnya.

Naya hendak menutup pintu itu lagi, namun dengan cepat Sean menahannya.

"Lo habis ngapain di apartemennya Azka, hm?" tanya Sean dingin.

Naya mendorong tubuh Sean menjauh. "Bukan urusan lo tau gak!! Pergi lo dari sini!"

Sean langsung meraih lengan Naya dan menggenggamnya kuat.

"Gue tanya sekali lagi, Naya... jawab jujur... lo hamil anak siapa?"

"Azka lah!! Siapa lagi emangnya?!"

Sean lantas tertawa lirih, lalu menurunkan penutup kepala hoodie nya.

"Susah ya ternyata ngomong sama bumil."

"Ck! Lepasin gak?!" Naya berusaha memberontak minta dilepaskan.

Namun usahanya itu sia-sia ketika Sean menariknya paksa masuk ke dalam mobil.

Sean sengaja mengunci semua pintu biar Naya gak bisa kabur kemana-mana lagi.

Naya terus menggedor-gedor pintu mobil itu. "Gue mau keluar!! Turunin gue!!"

Sean tak peduli, dan malah menyalakan mesin mobilnya.

"Lo mau bawa gue kemana?!!" teriak Naya.

"Ketemu sama bapak kandung anak lo lah. Mau silaturahmi gue."

Naya mendengus sinis kemudian berpaling membuang muka. "Yang lo lakuin sekarang sia-sia. Anak-anak di kampus udah tau soal video itu, kalo Azka yang ngehamilin gue."

"Tenang aja, gue udah takedown semua video yang udah kesebar. Lo kira gue lulusan anak IT divisi hacker kaleng-kaleng? Gue udah tau kalo bukan Azka yang ngehamilin lo."

Naya langsung terbelalak kaget. "Sean, lo--"

"Udah, bumil diem aja ya, gausah kebanyakan mikir, biar bapak anak lo ini yang tanggung jawab."

***

Sean menggeret Naya masuk ke dalam sebuah bar di pinggiran kota. Netra Sean berhasil menemukan sasaran targetnya yang asyik duduk bermanja-manja di sofa.

Disisi lain, Naya berusaha keras untuk kabur dari cengkraman Sean.

"Pliss, Sean... ampun..." Naya merengek, meminta Sean untuk mengurungkan niatnya.

Kakak Tingkat ✔ [COMPLETED]Where stories live. Discover now