29. Penyesalan

3.3K 155 35
                                    

Biasakan sebelum baca votenya yaww, biar enak!

Kali ini part-nya banyak, aku dobel yah👽





"Qill!" panggil Aji sambil berteriak, membuat Qilla langsung berbalik badan, ia menyerit heran.

"Ada apa?" tanyanya.

"Ria mana? ko gue gak liat yah?" tanyanya sambil melihat-lihat.

"Cieee nyariin, pasti suka yah." goda Qilla sambil tersenyum senang.

Aji menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Kepo lo."

"Ya terus mau apa nanya Ria?" tanya Qilla, membuat Aji kembali menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Qilla menatap Aji bingung, ia benar-benar tidak habis pikir dengan Aji yang sangat tidak jelas.

"Ria ada di perpus." ucapnya.

"Yaudah Qilla duluan yah." ucapnya lagi, lalu pergi dari hadapan Aji.

Diam-diam Aji tersenyum tipis, lalu dengan santai ia pergi menuju perpustakaan.

Saat di dalam perpustakaan, Aji mencari-cari keberadaan Ria.

"Si Ria mana sih!" ucapnya kesal sambil berdecak kesal.

Aji terus mencari-cari dimana wanita itu, ia menghela napas kasar, ternyata luas juga perpustakaan ini.

Aji tersenyum senang. "Nah ketemu." lalu langsung menghampiri Ria yang sedang duduk sambil memainkan laptopnya sesekali ia melihat buku di sebelah laptopnya.

Aji langsung duduk berhadapan dengan Ria. Ia terus memperhatikan Ria yang terlihat fokus, sampai-sampai tidak menyadari dirinya ada.

"Ekhem!" dehemnya. Tapi Ria masih belum menyadarinya, membuat Aji semkin kesal.

"Ekehm!" dehemnya lagi, membuat Ria langsung menatap Aji, lalu kembali fokus ke laptopnya.

"Ngapain lo?!" tanyanya sinis.

Aji mengambil buku Ria, membuat Ria menatap Aji kembali.

"Siniin buku gue!" tekannya sambil menatap Aji tajam.

Bukannya takut, Aji malah menatap Ria sambil tersenyum. "Kalau gak mau?" tanyanya, membuat Ria semakin kesal.

Ria menghela napas kasar, malas sekali berhadapan dengan pria seperti itu. Lalu ia langsung kembali pada laptopnya, membuat Aji menghela napas kasar.

"Ri." panggilnya, lalu diam sejenak, setelah itu menatap Ria serius, "Kita balikkan yah."

Ria langsung menutup laptopnya, ia menatap Aji datar. "Balikkan?" tanyanya.

Aji mengangguk. "Iyah Ri, gue mau perbaiki semuanya." ucapnya serius. Numun bagi Ria kata-kata yang di ucapkan Aji baginya hanya omong kosong.

"Perbaiki semuanya?" Ria terkekeh kecil sambil memukul-mukul meja pelan, lalu menatap Aji datar.

"Apa yang harus di perbaikin? gak ada Ji!" ucapnya, lalu kembali terkekeh kecil.

Aji menghela napas, ternyata benar penyesalan selalu datang di akhir. Buktinya dirinya sendiri, ia sangat menyesal.

"Gue mohon Ri." ucapnya sambil menatap Ria.

Ria memutar bola mata, lalu menatap aji serius. "Selama ini lo kemana aja Ji? baru sekarang lo bilang kaya gitu dengan mudahnya." Ria menghela napas kasar, ia menahan air matanya agar tidak keluar.

"Kisah kita persis kaya Tari sama Alvaro, Ji." ucapnya tanpa menatap Aji.

"Tapi kisah gue jauh lebih sakit!" lanjutnya lagi.

ALVARO [PRE ORDER]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant