Miss your smile-4

143 23 17
                                    

"Apa kau tidak kesepian tinggal sendirian di rumah itu? Berapa lama kau akan tinggal di sana?" tanya Stiven.

Dalam hati merutuki dirinya sendiri yang tidak dapat menahan rasa penasarannya lebih lama lagi pada Alisha. Ia benar-benar ingin tahu semuanya dari gadis itu.

Ia merindukannya..

"Entahlah, aku tidak memikirkan itu semua" jawab Alisha, wajahnya tampak sendu.

"Jika kau kesepian, kau bisa mengajakku untuk jalan-jalan. Berikan nomor ponselmu padaku"

Alisha cukup terkejut, lelaki ini benar-benar unik. Meminta nomor ponselnya begitu saja? Padahal mereka baru berkenalan satu setengah hari.

Lisha sadar, Stiven seakan ingin menjadi dekat dengannya.

Setelah memberikan nomor ponselnya pada Stiven, keduanya berjalan keluar dari minimarket ketika merasa sudah cukup berbelanja bahan makanan.

Mereka menggunakan mobil Stiven, alasannya lelaki itu tidak mau Lisha sampai tersandung lagi.

Walau ia sendiri tidak yakin jika gadis itu benar-benar tersandung sesuatu.

Intinya dia tidak suka melihat gadis itu kenapa-kenapa.

Tanpa tahu, ada penyakit mematikan yang siap melenyapkan gadis malang tersebut.

"Kalau boleh tahu, kau umur berapa?" tanya Lisha, entahlah pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutnya.

"Delapan belas tahun, kau?"

Stiven cekikikan dalam hati, ayolah..dia bahkan tahu nama panggilan gadis itu semasa kecil dulu.

Mengingat masa menggemaskan itu, membuat Stiven benar-benar terlena dan ingin kembali dekat dengan gadis di depannya ini.

Walau mungkin gadis itu tidak lagi mengingatnya.

"Enam belas" jawab Lisha.

"Pantas saja masih sangat menggemaskan"

"Huh? Apa tadi?" tanya Lisha, memastikan ia tidak salah dengar.

Stiven langsung gelagapan "ekhem, tidak. Lupakan saja"

Tanpa Stiven tahu, pipi Lisha merona karenanya.

***

"Really?"

Ashy tersentak kaget, ia sangat mengenali suara tersebut.

Gawat.

"Jadi ini yang namanya lagi sibuk belajar?" tanya Deka.

Ashy menggigit bibir bawahnya, berusaha memutar otak mencari alasan.

"Deka? Maksud lo apaan?" tanya Neon.

"Lo yang apa-apaan! Ashy ini cewek gue"

Neon terbelalak, menatap Ashy tidak percaya.

Apa dia tidak salah dengar?  Deka berpacaran dengan pacarnya Ashy?

Neon dan Ashy bahkan sudah menjalin hubungan kekasih dari setahun lalu.

"Bener apa yang dia bilang?" tanya Neon pada Ashy.

Raut wajah kecewanya terpampang jelas.

Sudah tiga hari mereka tidak bertemu dan sekarang begitu bertemu tiba-tiba ia mendapat satu fakta mengejutkan ini?

Ashy masih tidak menjawab apapun.

"Asal lo tahu, kita udah jadian dari tiga hari lalu. But, shit! Ashy, gue jijik sama lo. Pakai alasan belajar buat jalan sama cowok lain." sahut Deka.

Neon terkekeh, baru tiga hari saja sudah bangga.

"Ashy, kayaknya setahun gak berarti apa-apa buat lo. Hubungan kita cukup sampai setahun aja." ucap Neon, kemudian berlalu dari dua orang di depannya.

"Neon! Neon tunggu!"

"Lo berdua sama aja, gak nyangka gue, Deka mau sama lo dan ninggalin Lisha yang baik banget sama kalian. Hebat" sindir Neon.

Melihat Neon benar-benar pergi dengan mobilnya, Ashy terlihat sangat kesal.

"Ini semua gara-gara lo tau gak?!"

"What the?!"

"Apa?! Harusnya lo gak usah datang dulu sekarang!" sela Ashy.

Rencananya memoroti uang Neon gagal sudah. Padahal tadi pagi ia sudah membayangkan betapa bahagianya saat berbelanja di mall nanti. Tas baru, baju baru, semuanya sirna dalam sekejap karena Deka yang tiba-tiba muncul.

"Bitch, gue juga ogah pacaran sama cewek model kayak lo gini. Bye"

"Ihh! Deka! Deka Lusio!" teriak Ashy dengan suara cemprengnya.

Bisa-bisanya ia kehilangan dua pacarnya sekaligus di hari yang sama.

"Argh!"

"Lisha terus, Lisha terus! Kenapa semuanya cuma peduli sama dia?! Haha tapi untung aja pas gue bocorin penyakit dia langsung pada ogah dekat lagi sama tuh cewek."

"Neon, jangan pikir gue gak tahu, lo itu diam-diam mulai menaruh rasa pada Lisha." ucapnya pada diri sendiri.

Tangannya mengepal kuat menahan emosi yang amat dalam.

Ia kesal, bahkan ketika Alisha sudah berhenti sekolah pun Neon tetap mengungkit namanya.

Bisa-bisanya ia kalah dengan gadis berpenyakitan.

Sebentar lagi, ulang tahun mantan teman baiknya itu akan tiba.

"Gue doain di ultah lo yang ke-17 nanti bakal menjadi umur terakhir lo hidup di dunia ini. Amin" ucap Ashy puas, mengulangi hal yang pernah ia ucapkan beberapa bulan lalu pada Alisha.






Alisha Agatha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alisha Agatha.

A Heart of Sunflower [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang