chapter 37

252 30 14
                                    

Awas ada typo.

Flashback

Chanyeol dan Wendy sudah tiba dipenjara atas perintah sang polisi. Hari ini adalah hari kunjungan bagi tahanan yg 1 bulan lagi akan menjalani masa rehabilitasi dahulu sebelum bebas.

"Selamat siang tuan, dengan nama tahanan siapa?" Ucap salah seorang petugas.

"Kim Monday" sang petugas langsung mengarahkan Chanyeol dan Wendy ke tempat mereka akan bertemu Monday.

"Tahanan nomer 50942, silahkan ke ruang nomer 7!" Tegas salah seorang petugas. Monday berjalan dibelakang petugas tersebut menuju ruang nomer 7.

Petugas tadi membukakan pintu untuk Monday karena tangannya diborgol, sebelum kembali keluar untuk berjaga ia mengatakan sesuatu.

"Waktu kalian untuk berbicara hanya 20 menit" setelah itu ia kembali keluar untuk menjaga sekitar.

Kini hanya ada Chanyeol, Wendy dan Monday saja. Semuanya masih diam sampai Chanyeol membuka suara.

"Bagaimana kabarmu nak?" Pandangan Chanyeol dan Wendy tertuju pada Monday yg terlihat diam dengan tatapan yg kosong.

"Baik, bagaimana dengan Soeun?"

"Keadaannya makin membaik, tinggal menunggu kapan diperbolehkan untuk pulang" Monday mengangguk, jelas terlihat dimata Wendy bahwa rasa bersalah Monday sangat besar.

"Soeun mungkin akan bertanya apa dia bisa ikut menjemputmu saat kau bebas nanti" Chanyeol sudah bisa menebak pertanyaan putri kecilnya itu.

Sementara Monday cuma tersenyum miris, soeun masih mau menjemputnya setelah ia menembak Soeun, terkutuk lah kau Monday. Tiba-tiba ia berbicara.

"Aku...tidak akan tinggal dengan paman dan bibi lagi" ucapnya.

Deg

Chanyeol dan Wendy terdiam, apa maksud keponakannya ini ia tidak akan tinggal bersama lagi.

"A..apa maksudmu nak?" Tanya Wendy dengan nada yg sedikit bergetar.

"Saat aku bebas aku akan langsung pergi dari rumah paman dan bibi" mata Wendy mulai memerah dan berkaca-kaca mendengar penuturan keponakan satu-satunya ini.

"Aku sudah terlalu banyak membebani kalian, setidaknya aku bisa mulai hidup sendiri di tempat lain tanpa kalian" Chanyeol menatap ke langit-langit untuk menghentikan air mata yg ingin keluar dari matanya.

"Aku sudah membuat kalian kesusahan, sekarang aku malah makin memperburuk keadaan dengan kejadian Soeun. Apa kalian masih mau menerimaku yg seperti monster in-"

"Hentikan Monday!" Air mata Wendy sudah turun membasahi pipinya ia tak sanggup, tak sanggup saat keponakannya mengatakan semua ini apalagi memanggil dirinya monster.

Cukup jika Taeyeon dan Baekhyun melihat kejadian ini mereka pasti sedih dan tidak tenang di alam sana.

"Kenapa nak, kau sudah ku anggap anak sendiri" Monday menggeleng walaupun sedari kecil ia dirawat oleh paman dan bibinya, di berikan kasih sayang dan disekolahkan dirinya tetap sadar ia hanya menumpang hidup sampai ia sudah bisa hidup sendiri. Sudah 13 tahun ia dirawat oleh paman dan bibinya, kini sudah saatnya ia hidup sendiri.

"Bibi, walaupun bibi sudah menganggapku seperti anak sendiri, tapi aku tidak bisa merepotkan kalian terus. Appa pernah bilang kalau aku tidak boleh merepotkan siapapun termasuk kalian berdua"

"Lalu bagaimana dengan Soeun, kau akan meninggalkan saudarimu?" Dengan yakin Monday mengangguk, menurutnya tanpa dirinya Soeun keadaan Soeun bisa lebih baik, ia hanya bagaikan inang di hidup Soeun.

"Soeun tak perlu tahu tentang hal ini, ini hanya akan membuatnya semakin menderita. Soeun sudah cukup menderita saat bersamaku aku tidak ingin ia tambah menderita lagi" Monday kembali mengingat hari dimana ia selalu membuat Soeun menderita, sampai menembaknya membuat dirinya sadar kalau ia hanya menumpang hidup tak lebih.

"Mungkin aku akan dibebaskan saat pagi hari disaat Soeun sedang sekolah, sebelum Soeun kembali aku sudah harus pergi"

"Kenapa kau akan pergi?"

"Aku hanya akan menyewa sebuah apartemen di dekat rumah paman dan bibi, jadi kalian masih bisa mengunjungiku" ucapnya dengan  sebuah senyuman diakhir.

"Apakah kau punya uang untuk menyewa apartemen, bagaimana dengan biaya keseharianmu?" Tanya Wendy, ia hanya takut Monday tak punya uang untuk makan.

"Tenang bibi aku masih punya uang ditabunganku, aku juga bisa mencari kerja part time di beberapa restoran atau kedai" Chanyeol tetap menggeleng, ia sudah bersumpah akan menjaga Monday selamanya.

"Tidak Monday bagaimana dengan sumpah yg paman katakan 13 tahun lalu pada orang tuamu?"

"Paman hanya bersumpah akan menjagaku sampai aku dewasa, sekarang aku sudah dewasa jadi sumpah paman sudah selesai"

"Eomma dan appa juga akan selalu menjagaku, kalian tidak perlu khawatir seharusnya kesehatan Soeun yg kalian khawatirkan" benar juga, kesehatan Soeun lebih penting saat ini tapi Monday juga sama pentingnya ia sudah bersumpah pada mendiang kakaknya untuk selalu menjaga Monday.

"Bagaimana kalau Soeun menanyakan dirimu saat kau sudah pergi?" Ini yg Chanyeol takutkan, bagaimana ia bisa menjawab pertanyaan Soeun kalau Monday sudah pergi.

"Bilang saja, pembebasannya diundur satu bulan karena semua orang masih harus dicek, jika keadaan Soeun sudah semakin membaik paman bisa memberitahu yg sebenarnya"

Tok tok tok

"5 menit lagi!" Ucap sang penjaga diluar ruangan.

"Yah tinggal 5 menit, apa yg ingin paman dan bibi sampaikan seblum kita berpisah" Wendy langsung berdiri dan memeluk Monday dengan erat seakan-akan ia akan kehilangan salah seorang putrinya.

"Jika kau memang ingin pergi hiks, jangan lupa selalu mengabari bibi hiks jika kau rindu kau bisa kembali saja hiks" Monday menghapus air mata yg ada di pipi Wendy dengan kedua tangannya.

"Bibi tahu kan aku tidak suka melihat bibi menangis, jadi jangan menangis" kini Monday berjalan kearah Chanyeol yg sedang menahan tangisnya.

"Paman jangan sedih, aku tidak akan pergi dari dunia ini" Monday memegang tangan Chanyeol sambil mengusapnya memberikan sedikit kekuatan. Chanyeol langsung memeluk tubuh Monday dan menumpahkan air matanya.

"Maafkan paman yg tidak bisa menjagamu"

"Ini bukan salah paman, ini salahku sekarang jangan menangis, apa yg akan Soeun katakan kalau paman dan bibi menangis"

Kriieet

Pintu terbuka menampakkan sosok petugas yg sedari tadi menunggu diluar.

"Waktu sudah habis, silahkan keluar" semuanya langsung melangkah keluar mengikuti petugas tadi.

"Baik, tuan tidak dipersilahkan menemui tahanan sampai bulan depan disaat semua tahanan dibebaskan" ucap sang petugas, Chanyeol hanya mengangguk saja.

"Baiklah tuan, kau ayo kembali ke sel tahananmu. Besok kau harus ikut camp rehabilitasi"

"Boleh aku mengatakan sesuatu pada paman dan bibiku"

"Baiklah tapi cepat" Monday langsung mengatakan sesuatu yg bisa membuat Chanyeol maupun Wendy sangat sedih.

"Tidak perlu mengkhawatirkan monster sepertiku, aku baik-baik saja" setelah itu Monday dan petugas tadi pergi menuju sel tahanan Monday.

Chanyeol dan Wendy kembali ke mobil lalu menuju ke rumah sakit.



















Hey yo wassup gimana ceritanya? Semoga kalian suka ya.

Bentar lagi book ini bakal selesai, gw nggak tau pasti berapa chapter lagi tapi bakal segera selesai. Makasih yg udah baca book ini dari awal sampai sekarang semoga berkesan ya.

Jangan lupa vote n komen ya, dan juga beri kritik dan saran supaya ceritanya lebih baik lagi ok bye bye 😁.

My Friend//JakehoonWhere stories live. Discover now