Chapter 14 ♗

832 163 30
                                    

Kau sudah membuka mata? (2)

⧫︎ ⧫︎ ⧫︎

Frey tersenyum ramah.

"Hai." Satu orang lagi muncul dari balik dinding. Wistar melambaikan tangannya pada Valias dengan senyum serupa dengan sang kakak putra mahkota.

"Sore, Yang Mulia."

"Haha. Kau sudah tidak terlalu pucat lagi. Alister mendandanimu dengan baik. Kelihatannya kau juga sudah makan."

"Sudah, Yang Mulia. Alister sepertinya meminjam dapur untuk membuat sup."

"Ya, ya. Sudah seharusnya begitu. Kau sedang tinggal di istana. Tentu saja kau dan pelayanmu bebas menggunakan fasilitas-fasilitas di sini. Sepertinya aku tertarik untuk mencoba makanan buatan pelayanmu."

Frey melirik dan mendapat senyum palsu dari Alister.

Frey mendengkus meski masih dengan mulut tersenyum melihat senyum milik pelayan itu. "Aku pikir selama seminggu, lukamu sudah lebih baik?"

"Saya sudah tidak merasa sakit, Yang Mulia. Terimakasih untuk perhatian Anda." Valias berkata dengan kepala yang direndahkan.

"Kau sudah melindungi kakakku. Sudah sepantasnya kau mendapatkan itu." Wistar ikut bicara.

"Kau benar, adikku. Sekarang, bagaimana jika kita berbincang, Tuan Muda Valias?" Frey melihat pada Valias dengan senyum biasanya. Yang tidak tau tentang apa yang akan putra mahkota itu bicarakan tapi tetap akan melayani perbincangan itu.

"Tentu." Valias membawa kakinya ke lantai. Alister langsung berjalan cepat menghampirinya.

"Kau bisa diam di sana. Kau mau kemana?" tanya Frey tidak mengerti.

Valias tertawa dalam hati.

Kau pikir aku bisa duduk santai dengan selimut itu sambil diinterogasi olehmu?

"Saya akan merasa tidak nyaman jika menjadi teman berbincang Yang Mulia sambil duduk di ranjang seperti itu. Setidaknya saya harus duduk di tempat yang sama dengan Anda, Yang Mulia."

"Oh... Kau pria yang sangat sopan, Valias." Wistar menonton Valias yang berjalan ke arah sebuah meja di tengah ruangan dengan bantuan Alister.

"Silahkan, Yang Mulia Frey. Pangeran Wistar."

"Haha. Baiklah..." Frey duduk di salah satu kursi setelah dipersilahkan oleh Valias. Wistar duduk di kursi lain, dan akhirnya Valias mendudukkan dirinya di bangku di depan Frey Nardeen.

"Silahkan Yang Mulia."

"Aku akan langsung ke intinya."

Frey membuka mulut setelah kembali dipersilahkan oleh anak misterius Count berambut merah di hadapannya. Wistar yang mendengar kakaknya bicara langsung menahan napas dengan muka tersenyum kecut. Peluh muncul di sisi keningnya.

"Aku pikir aku bisa bertanya tentang asal usulmu? Kenapa namamu tidak pernah disebutkan sebagai anak pertama Count Hadden Bardev. Dan kenapa kau akhirnya muncul sekarang?"

Kenapa sekarang? Di acara yang kuadakan. Di hari penyerangan itu.

Frey mengamati Valias. Meneliti ekspresinya.

Wajah itu tampak begitu tenang seolah dia sudah menduga pertanyaan seperti itu akan diberikan padanya. Mata itu juga memandang balik Frey Nardeen dengan begitu tenang dan percaya diri.

Frey menganggap orang di hadapannya itu begitu menarik. Frey ingin mengupas segala yang terkait Valias Bardev. Orang yang sudah mendorongnya di hari penyerangan itu, dan tertembak panah ketika seharusnya dirinyalah yang tertusuk.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now