Chapter 20 ♗

821 151 11
                                    

Keluar (1)

⧫︎ ⧫︎ ⧫︎

"Maaf mengganggu, Tuan Muda."

Valias menoleh ke sang pelayan yang bicara padanya.

Dia baru saja keluar dari kamarnya setelah melalui aktivitas pagi dengan Alister dan seorang pelayan pria muda berjalan menghampirinya.

"Ya?"

"Nona mage dari istana mendapat pesan kalau Putra Mahkota ingin menemui anda," pelayan itu menyampaikan pesannya.

Alis Valias terangkat naik.

"Putra Mahkota?"

"Iya, tuan muda. Nona mage itu juga bilang kalau Putra Mahkota menantikan kehadiran anda secepatnya," pelayan itu memperjelas isi pesannya kembali.

Ada apa kira-kira?

Valias bertanya-tanya tapi setelah dia pikir-pikir lagi, dia tidak punya hal lain untuk dilakukan. Jadi lebih baik dia pergi. "Alister. Aku akan pergi."

"Saya akan memberitahu Tuan Count."

Sebenarnya Valias lupa kalau dia masih harus memberi kabar pada keluarga Valias. Dia sudah lama terbiasa hidup sendiri. Dirinya mengangguk.

"Atau Tuan Muda akan menyampaikannya sendiri?"

Alister bertanya seraya memamerkan senyum. Valias menimbang-nimbang.

Tidak ada salahnya menemui Hadden langsung. Dia mengiakan dan mengikuti arahan Alister ke ruangan kerja pria itu.

Alister mengetuk pintu. "Selamat pagi, Tuan Count. Tuan muda Valias ingin menemui Anda."

"Masuklah."

Dari luar Valias dan Alister bisa mendengar intonasi antusias dari Hadden. Alister membuka pintu. Hadden sudah berdiri dari kursinya. Dia hanya sendirian di ruangan itu.

"Apakah ada yang bisa ayah lakukan, Valias?"

"Pagi, ayah," Valias membuat senyum sederhananya. "Putra Mahkota memintaku untuk ke istana."

"....Putra Mahkota?"

Wajah Hadden mengeras. "Apakah dia ingin menginterogasimu lagi?"

Valias khawatir pikiran Hadden akan mengarah ke hal yang bukan-bukan. "Tidak, ayah. Putra Mahkota tidak akan melakukan hal seperti itu. Putra Mahkota Frey pasti hanya mau berbincang denganku."

Valias sendiri sebenarnya tidak bisa begitu yakin.

Tapi tidak akan ada hal buruk, kan?

Valias merasakan pandangan Hadden yang melekat padanya.

"...Ayah tidak mau membatasi dirimu, Valias. Tapi ayah tidak bisa tidak khawatir." Hadden menunda ucapannya.

"Bagaimana kau akan ke sana? Kapan? Apa ayah harus menyiapkan kereta untukmu?"

"Tidak." Valias menyanggah. "Aku akan berangkat sekarang. Setelah ayah mengijinkan. Tuan Putri Azna memberikan mage istana ke sini. Mage itu yang akan membawaku ke istana."

Hadden masih melekatkan matanya pada Valias. Tampak tenggelam dengan pikirannya.

" ... Baiklah. Kau boleh pergi," ucapnya berat. "Wilayah kita tidak punya mage. Jadi ayah tidak bisa membiarkanmu membawa satu. Tapi ayah akan menyiapkan sepuluh ksatria Bardev untukmu."

"...Ya?"

Valias terdiam.

Sepuluh? Valias merasa itu terlalu berlebihan.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now