Flash back

11 12 14
                                    

“Damar lagi apa ya? Ahh.. pria itu bikin gila saja! Dulu sikapnya sangat menyebalkan, dan sekarang? Sekarang juga masih menyebalkan sih, tapi... Ada manisnya. Hehehe.” Senja tertawa geli.

Tubuh Senja molak-malik gelisah, Senja tidak bisa memejamkan matanya, dimatanya selalu ada bayang-bayang Damar. Pria yang ia taksir dari awal masuk SMA Pelita Bangsa.

“Damar kenapa ya? Ko sikapnya berubah jadi peduli sama gue? Apa jangan-jangan? Huaa ... Jangan-jangan Damar udah naksir sama guee?!” teriak Senja bersemangat.
.

Drtt .... Drttt ... Drttt ...

Telpon masuk di hp Senja. ‘Es Balok🥶'

“Eh Panjang umur lagi dipikirin orangnya nelpon." Senja bermonolog.

“Halo? Apa? Kangen?” tanya Senja pada orang di seberang telepon.

“Paansih, lebay deh lo! Dasar kurcaci jelek!” ejek seseorang itu.

“Cih.. dasar es balok dua rebuan!” balas Senja.

“Dahlah gue mau tidur. Bye..”

“Eh nanti..”

“Anjir udah dimatiin! Ga jelas banget sih es balok tiba-tiba nelpon, terus maen matiin aja!” gumam Senja sebal.

Senja mencoba memejamkan matanya lagi, tapi tiba-tiba ingatannya memutar memori 1tahun yang lalu. Dimana waktu itu dia baru pertama kali menginjakkan kakinya di SMA Pelita Bangsa.

*

Tok.. tok.. suara pintu kelas XI-MIPA1 diketuk. 1 orang guru perempuan dan 1 siswi muncul dari balik pintu tersebut .

“Permisi Pak Seto, maaf mengganggu waktu mengajarnya sebentar," ucap Ibu Retna yang diketahui sebagai wali kelas XI-MIPA1 tersebut.

“Oh iya Bu Retna, silahkan," jawab Pak Seto mempersilahkan Bu Retna.

“Selamat pagi anak-anak, hari ini kalian kedatangan teman baru pindahan dari sekolah SMA Merpati Putih!" ujar Bu Retna pada murid-murid nya.

Mata Bagas langsung membelalak lebar.
“Gilaaa ... bidadari turun dari mana nih bro? Cantikkk bangettt!” ucap Bagas yang terpana melihat kecantikan Senja.

“Ini mah cantiknya kelewatan Gas, gue yakin sih dia bakal jadi primadona di sekolah ini. Liat aja pesonanya melebihi pesona Arumi! Iya kan Mar?” timpal Setya sambil tangannya menyikut pinggang Damar teman satu mejanya.

“Ah elah lo Ya ngapain tanya Damar? Dia mah ga bakal peduli. Gue aja sebagai sahabatnya bingung, apa dia ga normal kali yak? Ga pernah tuh gue liat si cebong ini naksir sama cewek.” Bagas menyerocos.

“Bener juga sih kata lo Gas, jangankan naksir ngelirik cewek aja ga pernah.” Setya membenarkan perkataan Bagas.

Ekor mata Damar melirik ke arah Senja, tapi ia hanya diam. Damar juga tidak merespon perkataan dua kecebongnya. Dia terlihat biasa-biasa saja.

“Liat deh Rum! dia cantik banget ya? Perfect!” ujar Loly salah satu teman dekat Arumi.

“Apaansih lo tolol malah muji orang lain?! Masih cantik Arumi kemana-mana lah!" timpal Kinan yang juga teman dekat Arumi.”

“Bener tuh kata Kinan masih cantikan gue kemana-mana, awas aja ya lo Loly ga gue traktir makan di kantin!” ancam Arumi.

“Eh iya-iya tetep Lo paling cantik kok Rum,” ucap Loly yang kemudian dibalas dengan tatapan tajam Arumi.

“Silahkan perkenalkan  diri kamu!" seru Bu Retna pada Senja.

“Baik Bu," balas Senja mengangguk.

Cinta Beda Alam (On Going)Where stories live. Discover now