4. Uknown Ghost

760 198 81
                                    

Cowok Perpusnas Nyebelin Banget is calling ...

"Apaan nih? Mas Raya ngapain telepon gue?" Monolog gue ketika melihat nama kontaknya terpampang jelas di layar ponsel gue.

Ada apa gerangan ia menelepon gue? Bukankah urusan kami sudah selesai? Laptop gue sudah diperbaiki dan KTP dia pun sudah gue kembalikan. Lantas mengapa ia menelepon gue?

Terlalu lama berpikir, dering panggilan itu terlanjur berakhir sebelum gue mengangkatnya. "Yah, mati duluan teleponnya. Perlu gue telepon balik gak ya?"

Namun, belum sempat gue memutuskan jawabannya, nomor tersebut kembali menelepon gue. Kali ini tentu saja gue langsung mengangkatnya.

"Halo? Kenapa, Mas Raya?" ucap gue kepada yang di seberang sana.

"WAAAH BENERAN SUARA CEWEK!"

"MANAAA COBA AKU MAU DENGER JUGA DONG!"

"AKHIRNYA YA TUHAN, MAS RAYA NGE-SAVE NOMOR CEWEK!"

Sontak saja gue mengerutkan dahi mendengar kalimat-kalimat yang diucapkan oleh segerombolan orang di seberang sana. Siapa mereka? Kenapa mereka bisa memakai nomor Mas Raya untuk menelepon gue? Gue kira Mas Raya adalah orang yang sangat menghargai privasi dan tak akan membiarkan orang lain menyentuh barang pribadinya, terutama ponsel.

"Ini siapa, ya?" Gue memberanikan diri untuk bertanya.

Tidak ada jawaban dari seberang sana, justru yang terdengar malah kegaduhan. Gue bisa mendengar suara Mas Raya samar-samar, tak lama kemudian terjadi keheningan dan suara Mas Raya pun terdengar.

"Ames? Maaf ya tadi adik-adik saya yang telepon kamu."

"Oh, iya gak apa-apa kok."

"Oke. Sekali lagi maaf ya, Ames."

"Iyaa, santai aja, Mas."

Dan panggilan itu pun terputus, tentu saja Mas Raya yang memutusnya. Gue cuma bisa menggelengkan kepala, membayangkan seperti apa adik-adiknya Mas Raya karena dari nada bicara Mas Raya tadi, kelihatannya Mas Raya sudah lelah menanggapi adik-adiknya.

Muncul rasa ingin tahu di dalam diri gue, jemari gue pun berselancar ke Google untuk membaca kembali informasi seputar Keluarga Gunawan. Gue mendapati informasi kalau Mas Raya adalah anak pertama dari empat bersaudara. Namun, ketika gue mencari tahu tentang nama adik-adiknya, tidak ada satu pun artikel yang membahasnya. Semua artikel hanya menyebutkan nama Andreas Gunawan dan Victoria Sandra Gunawan yang merupakan orang tua Mas Raya, serta nama Mas Raya sendiri.

Kembali gue bertanya-tanya, kenapa adik-adiknya menelepon gue? Bahkan tadi gue sempat mendengar suara perempuan berteriak kegirangan sebab Mas Raya akhirnya menyimpan nomor wanita.

Rasa lapar yang semula menggerogoti gue pun seketika hilang. Kini gue malah jadi kepikiran dengan Mas Raya. Terhitung sudah tiga bulan sejak kejadian di Perpusnas hari itu dan selama itu pula kami tidak pernah berkomunikasi. Inilah pertama kalinya sejak pertemuan di KFC Kemang kami kembali berkomunikasi.

"Gak tahu deh, ngapain juga gue pikirin dia?" kata gue pada akhirnya karena kesal tidak mendapatkan informasi apa pun mengenai adik-adiknya.

Gue kembali melanjutkan perjalanan, mencari tempat makan yang bisa gue singgahi untuk mengisi perut. Akan tetapi, entah mengapa tak ada satu pun restoran atau rumah makan yang sesuai dengan selera gue.

Kesal, gue memilih untuk pulang dan makan di rumah saja. Tiap kali gue tidak bisa menemukan tempat makan yang sesuai selera, gue selalu memilih mie instan sebagai pelarian.

Yeah, instant noodle is my comfort food.

Sore ini gue tak ingin berdesak-desakan di commuter line ataupun transportasi umum lainnya, makanya gue memesan ojek online untuk mengantar gue pulang. Tak butuh waktu lama, ojek online yang gue pesan pun tiba di titik jemput. Hanya butuh waktu tiga puluh menit, gue telah sampai dengan selamat di rumah.

Hey Jakarta [CITY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang