#8 [Dendam Seorang Hasan]

1K 91 0
                                    

"Barangsiapa yang meringankan (menghilangkan) kesulitan seorang muslim kesulitan-kesulitan duniawi, maka Allah akan meringankan (menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barangsiapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat."

(HR: Tirmidzi : 1853)

Boleh yuk, pencet Vote bintangnya sebelum memulai. Lalu, Comment cerita saat membaca. Bismillah...

.

.

.

2 BULAN PERNIKAHAN...

Hari minggu, hari dimana para buruh kerja melakukan istirahat seharian penuh. Tak terkecuali, Zafa dan Ustadz Hasan, dua insan manusia yang mulai dari tadi pagi sudah menyibukkan diri dengan bersantai di dalam kamar ditemani hujan deras di luar sana.

Perempuan itu mengambil posisi bersender pada pundak Ustadz Hasan dan Ustadz Hasan menyender pada headboard kasur.

"Sayang" panggil Ustadz Hasan.

Perempuan itu masih fokus membaca cerita di aplikasi wattpad yang ia unduh di ponselnya.

"Sayang..." panggil lelaki itu kembali.

"Hm?" Zafa hanya menjawab singkat tanpa mengalihkan tatapan dari ponselnya.

"Udah dong baca itunya, masa wattpad lebih menarik daripada saya" tuturnya dengan cemburu.

Ustadz Hasan memang mengetahui aplikasi baca online itu, karena istrinya yang sering sekali menggunakan aplikasi itu. Dan, karena aplikasi tidak beradab itu, ia menjadi korban pengabaian istrinya. Ia seperti dianggap hanya angin lewat jika istrinya sudah berkutat dengan aplikasi itu. Hasan El-Manaf memiliki dendam terhadapnya.

"Bentar lagi mas"

"Gak boleh membantah sama suami loh kalau dibilangin"

"Ya ampun mas, bentar lagi ini, nih, masa sama fiksi aja cemburu" ujar Zafa sambil menunjukan layar ponsel berisi tulisan yang hampir mencapai ujung cerita di partai itu.

Tuh kan, Tuh kan, baru saja lelaki itu bilang, tapi, perempuan itu sudah seperti menjadikan Ustadz Hasan bukan lagi prioritasnya. Mengsedih😭

"Bagaimana saya tidak cemburu, kamu lebih banyak waktu sama dia yang tidak nyata daripada saya yang nyata" protes Ustadz Hasan.

Melihat kecemburuan yang lelaki itu tampilkan, Zafa hanya bisa tersenyum geli sambil geleng-geleng kepala.

"Ya udah maafin aku, mas, ini soalnya emang bentar lagi selesai chapter ini, nanti abis selesai baca ini, mas mau apa aja Zafa turutin" rayu Zafa. Tapi, rayuannya itu tidak akan menggoyahkan seorang Hasan yang menginginkan perhatian Zafa teralihkan kepadanya.

Melihat suaminya belum juga terayu, Zafa mencoba lagi. "Mas San, mau apa?" tanya Zafa dengan jurus suara lembut yang selalu berhasil menggoyahkan hati Ustadz Hasan.

Ustadz Hasan mulai menerbitkan senyum yang menurut Zafa mengapa menjadi aneh.

"Mau lagi, boleh?" ucap lelaki itu santai.

Zafa tau apa yang diinginkan suaminya.

"Mas!" wajah milik perempuan itu sudah tidak tahan untuk menahan malu karena ucapan suaminya.

"Lagipula kamu itu sudah Allah kasih suami yang ganteng, romantis, perhatian. Kalau kamu mau saya berlaku romantis seperti mereka, bukankah saya lebih baik dari mereka? Saya akan dengan senang hati melakukannya untuk kamu.Hanya Nur Hazzafa seorang yang mendapatkan dari Hasan El-Manaf" tutur Ustadz Hasan.

Di Luar Rencana Sang Murobbi [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang