Part 12

3.3K 334 6
                                    

Nathan menatap langit-langit kamarnya. Kata-kata Lynnea terngiang. Bagaimana Lynnea menjelaskan semuanya. Ketakutannya hingga psikolog yang ia temui selama satu tahun lebih untuk mengobati kekhawatirannya.



Aku datang tidak hanya untuk Jerome, Lea. Aku juga datang untukmu. Perasaanku untukmu.

Kita sudah tidak bertemu beberapa waktu, Nathan. Bisa kita mulai semuanya perlahan?

Kau butuh waktu lagi, Lea? Setelelah semuanya?

Bukannya aku menolakmu atau ingin lari. Tidak. Berikan aku sedikit waktu lagi, Nathan. Aku pasti akan membalas perasaanmu.



Nathan tidak menolak keinginan Lynnea. Dia menghargai keinginan Lynnea. Jika Lynnea butuh waktu maka dia akan menunggu. Selagi wanita itu berjanji tidak akan pergi lagi.

Ponsel Nathan bergetar. Tanda sebuah pesan masuk. Alan mengirimkan pesan jika mereka sudah tiba di São Paulo. Nathan tersenyum melihat pesan itu.

Ia sudah sampai di São Paulo sejak pagi tadi dan tinggal menunggu kedatangan kedua anak buahnya itu. Pekerjaan Alex dan Alan akan sangat mudah karena berkas yang diberikan Letícia tempo hari.

Tadi pagi, Nathan sempat mengunjungi beberapa proyek milik Jaquezz sendirian. Ia hanya menatap gedung pabrik itu dari luar. Melihat bagaimana keadaan bisnis Jaquezz tersebut.

Tidak ada yang aneh. Hanya hilir mudik truk di pertambangan dan pabrik pulp. Kantor mereka pun terlihat normal. Banyak pekerja dan mobil silih berganti datang.

Kini Nathan sudah duduk di ruang tamu penthouse yang ia sewa. Ada Alan dan Alex yang baru saja mendarat di São Paulo. Wajah kedua orang itu tampak kelelahan karena penerbangan yang cukup jauh.

Nathan menyodorkan berkas yang ada bersamanya. "Selidiki seluruh nama investor di sini. Semua tanpa terkecuali. Berapa besar modal yang mereka tanamkan, dan dari mana datangnya."

Kini tatapan Nathan beralih pada Alex. "Ikuti Dellian dan Antonio Jaquezz. Apapun hasilnya kabari padaku."

Tangan Nathan mengeluarkan secarik kertas kecil. Kertas itu juga ada di dalam berkas yang diberikan Letícia padanya. Ketika Nathan menanyakan tentang maksud secarik kertas itu, Letícia hanya tersenyum sambil mengatakan jika itu merupakan hal penting untuk Nathan.

"Sebastián Marroquín. Lacak seluruh ponsel dan data serta informasi dirinya."

Kening Alan berkerut melihat nama yang tak asing. "Putra Escobar?" tanya Alan bingung.

"Ya, dia putra Pablo Escobar." Kedua orang itu mengangguk patuh. "Baiklah, kalian bisa beristirahat sekarang."

Nathan menatap punggung Alex dan Alan yang menghilang dari balik pintunya. Besok ia akan datang ke peresmian pabrik Jaquezz dan melakukan beberapa hal di sini sebelum Nathan akan kembali ke Rio de Janeiro lalu membicarakan semuanya dengan Lynnea.

Peninggalan Karen yang ditinggalkan untuk Jerome. Nathan tidak bisa merubahnya. Jika bisa, ia akan langsung memberikan semuanya pada Jaquezz tanpa mereka harus membahayakan Jerome.

Nathan tidak keberatan melepas banyak aset Argana selagi untuk keamanan putranya. Permasalahannya, aset itu hanya bisa dilepas oleh Lynnea sebagai ibu kandung Jerome atau harus menunggu Jerome hingga dia berusia 18 tahun.

Malam ini, Nathan juga memiliki jadwal makan malam bersama Jaquezz. Mertuanya yang mengundang Nathan namun ia tak berniat hadir. Duduk bersama di satu meja dengan manusia licik seperti mereka membuat Nathan hanya ingin mengumpat akhirnya.

The Story That Got Changed [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora