"Aku akan melepaskan semua aset yang Karen berikan sesuai keinginan mereka."
Nathan mengangguk menyetujui keinginan Lynnea. Memang dari awal Nathan juga ingin seperti itu. Melepaskan seluruh aset yang diberikan Karen untuk Jerome dan memindahkannya untuk Jaquezz.
Dia baru saja menceritakan semua hal pada Lynnea. Semuanya. Untung Alex memberikan banyak laporan dan bukti berharga hingga Nathan kini siap menceritakan semua pada Lynnea.
Di luar dugaan Nathan, ia kira Lynnea akan menggila dan ketakutan. Tapi Lynnea yang berada di depan Nathan sangat berbeda. Dia memilih tenang dan mengambil tindakan yang menurutnya adalah terbaik.
Walaupun tak dipungkiri, rasa takut itu ada. Bagaimana ia tidak takut? Keselamatan putranya tengah dipertaruhkan. Hanya saja Lynnea tidak mau diam dan menangisi bahaya itu. Ia harus melakukan sesuatu.
Hal yang paling ia ingin lakukan? Mematikan kecoak bernama Jaquezz ini.
"Semua bukti yang kau dapat, apa itu sudah cukup menurutmu? Aku ingin minggu depan menyelesaiknnya. Tanda tangan penyerahan kontrak itu."
"Dua minggu. Beri aku dua minggu, Lea. Kita perlu menyelamatkan keluarga Silva juga. Itu janjiku pada Letícia."
Alis Lynnea berkerut. "Silva? Kenapa dia?" tanya Lynnea.
"Anak keduanya. Juan Silva menjadi rekanan Jaquezz tanpa tau apa yang Jaquezz lakukan."
"Kalau dia memang tidak salah, kita tidak perlu menunggu. Keselamatan putra kita lebih penting, Nathan."
Ada raut tak suka di wajah Lynnea ketika Nathan meminta mengulur waktu hanya untuk pria bodoh yang berteman dengan Jaquezz. Nyawa Jerome lebih penting sekarang dan Lynnea tak habis pikir bagaimana Nathan malah memikirkan yang lain.
Kedua tangan Nathan mengusap bahu Lynnea. Mencoba meyakinkannya jika Jerome akan baik-baik saja. Sejujurnya Nathan sangat bersalah pada Lynnea dan Jerome. Karena kehadirannya semua seperti ini. Jaquezz juga kerabatnya. Keluarga mendiang istrinya.
"Aku tau aku salah. Karenaku semua seperti ini. Jaquezz juga mantan kerabatku. Jika saja mereka tidak berulah. Aku juga salah meminta perpanjangan waktu, tapi semua sudah kuperhitungkan. Kita tidak boleh terburu-buru. Ada Marroquín yang akan membantu kita."
Dia dalam posisi yang terjepit. Menyelamatkan putranya, menepati janji dengan Letícia, juga memutuskan kontrak dengan Silva. Semua beban itu ada di pundak Nathan dan sangat membebaninya.
"Maafkan aku, Lea. Seharusnya putra kita tidak merasakan hal seperti ini."
Lynnea tidak pernah tau bagaimana kalutnya Nathan. Di balik tenangnya, pria itu ingin menjerit. Dia baru saja menemukan putranya dan wanita yang ia cintai. Tidak mungkin Nathan membiarkan bahaya mendekati kedua orang itu.
Sadar akan perasaan bersalah dan kalut Nathan, Lynnea memilih tidak menuntut lagi. Nathan yang dia kenal adalah pria dengan banyak perhitungan. Tinggal bersama Nathan selama masa kehamilannya membuat Lynnea paham bagaimana seorang Nathan. Dia akan percaya pada Nathan untuk apapun yang akan dilakukan. Tidak akan ada ayah yang mau anak mereka terluka. Lynnea sangat yakin akan itu.
Seharusnya Lynnea marah tapi kini melihat tatapan bersalah Nathan, yang ada Lynnea hanya ingin menenangkan pria itu. Padahal seharusnya Lynnealah yang ditenangkan karena baru mengetahui semuanya.
"Nathan, lihat aku," pinta Lynnea.
Kedua mata abu-abu Nathan menatap wajah Lynnea. Ia bisa melihat senyum di sudut bibir Lynnea. Wanita itu memeluknya bahkan memberikan usapan di punggung Nathan. "Kau ayah yang hebat, Nathan. Terimakasih untuk semuanya," ucap Lynnea.

ESTÁS LEYENDO
The Story That Got Changed [COMPLETED]
RomanceMelanjutkan dari cerita sebelumnya, The Story That Got Twisted, di mana Lynnea Adelard memilih lari sembari membawa bayi mungilnya, Jerome Cavero Argana dari sang ayah Nathan Argana. Menceritakan kisah tentang setelah pelarian Lynnea. Kehidupannya b...