Chapter 26 ♗

674 138 8
                                    

Ke Perbatasan (3)

⧫︎ ⧫︎ ⧫︎

"Persilahkan dia masuk." Valias dan Dylan melihat Frey bersuara seraya mengembalikan penampilan rajanya.

"Yang Mulia."

Seorang wanita dengan pakaian seperti Mareen membuat pose merendah. Sang pengundang berucap. "Terimakasih sudah datang. Aku memanggilmu kemari karena ada hal yang harus dilakukan dengan bantuanmu."

"Saya? Ah, maksud saya, saya akan senang membantu, Yang Mulia. Apa yang harus saya lakukan?"

Frey menunjuk Valias dengan tangan kanannya. "Jadilah mage pribadi orang ini untuk sementara."

Dia menoleh pada Valias. "Kapan kau akan pergi?"

"Sekarang, Yang Mulia."

"Begitukah?" Frey mengembalikan pandangannya pada sang mage. "Nona Vetra."

"Saya mengerti, Yang Mulia. Saya akan melakukan perintah Anda."

"...Valias."

Dylan menyebut namanya ketika Valias hendak berdiri. "Ya?"

Valias melihat Dylan yang tampak memalingkan kepala dengan wajah cemberut dan tangan mengepal.

"Apa aku bisa ikut?"

Dylan akhirnya kembali memandang Valias dengan wajah datarnya. Valias tersenyum kecil. "Tidak masalah. Apakah tidak masalah denganmu, Nona?"

"Y- Ya? Ya. Tidak sama sekali, Tuan." Vetra merespons memberi jawaban. Cukup terkejut dengan dirinya yang dipanggil tiba-tiba.

"Baiklah. Kau tidak perlu memberitahu ayahmu?"

Dylan mengangkat bahu. "Tidak perlu repot-repot."

Valias terkekeh.

Dasar anak ini.

Dia mengubah arah berdirinya pada sang putra mahkota. "Apakah Anda bisa memberitahu Duke Adelard, Yang Mulia."

Frey mendengkus di dalam hati. Kau pikir aku siapa?

Frey memberi senyum ramah. "Tidak masalah. Nikmati perjalananmu, Valias Bardev."

Dylan tidak tahu impresi apa lagi yang akan dia miliki tentang kakak dari orang yang biasa membuatnya jengkel itu.

"Bisa bawa kami keluar?" tanya Valias.

"Ya? Ya. Tentu." Vetra menggerakkan tongkat pendeknya dan cahaya mengelilingi mereka bertiga. Membuat Frey kembali sendirian di ruangannya.

Membawa kedua tangannya memegang pinggangnya sendiri. "Ha... Apakah orang seperti Valias itu wajar untuk ada?"

BRAAK!!

"Kakak! Kakak memanggil mage itu?–"

Wistar menyadari kondisi ruangan yang baru dia masuki.

"Di mana Valias dan Dylan?! Kemana mereka pergi tanpaku?!"

Frey melihat sang adik langsung memasang wajah mencemooh. "Wissy... Teman-temanmu membencimu. Mereka pergi."

"APA?!" Wistar berseru tidak terima. "Dylan membenciku tapi Valias tidak mungkin! Kemana mereka pergi?!"

Frey mendengkus. "Benar. Pergilah. Kau benar-benar tidak memiliki pekerjaan dan hanya bermain. Ikutlah dengan Valias. Dia meminta Vetra untuk membawanya keluar istana. Lihat apakah kau bisa menyusul mereka."

"Kakak! Kakak yang terbaik!" Wistar langsung berlari keluar dengan kecepatan terbaiknya. Orang-orang dan para pelayan dibuat bertanya-tanya kenapa sang pangeran berlari di dalam istana. "KALIAN!! TUNGGU!!!"

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now