Chapter 20 - The Festival

823 111 0
                                    

Malam ini adalah malam kedua Liv berada di Ibiza. Wanita itu terlihat sedang menata rambut serta merapikan riasan wajahnya. Liv memakaikan maskara pada bulu matanya lalu membubuhkan sedikit blush on di atas pipinya.

"Tampaknya riasanmu terlihat sedikit berbeda." ujar Ashley.

Ashley tampak berdiri di ambang pintu sambil menyandarkan tubuhnya. Wanita itu terlihat cukup terkesima ketika melihat penampilan sahabatnya yang berbeda seperti hari-hari biasanya.

Biasanya, riasan wajah Liv sangat sederhana. Hanya eyeliner, sedikit bedak tabur, dan lipstick dengan warna nude. Hampir tidak pernah Ashley melihat Liv memulas lipstick merah di atas bibirnya.

"Benarkah? Kurasa sama saja seperti hari-hari biasanya." ujar Liv.

"Biasanya kau sangat jarang menggunakan lipstick berwarna merah." ujar Ashley. "Apa...kau akan pergi ke festival musik itu bersama seorang pria?"

Liv meletakan lipstick merah itu dan menatap Ashley dari pantulan cermin. Wanita itu terlihat ragu untuk menjawab pertanyaan sahabatnya itu.

Sejujurnya, Liv akan pergi ke festival musik itu bersama Harvey. Ya, pria itu mengajak Liv untuk pergi bersama dengannya malam ini. Wanita itu memang merasa sedikit ragu untuk mengiyakan ajakan Harvey karena keduanya baru saja berkenalan.

Namun, setelah dipikir-pikir kembali oleh Liv, tidak ada salahnya untuk pergi bersama dengan orang yang baru saja dikenalnya. Lagipula, Liv sedang berlibur di Ibiza. Sudah sepantasnya wanita itu bersenang-senang di tempat ini tanpa memikirkan apapun.

"Aku...akan pergi bersama Harvey." ujar Liv.

"Harvey? Teman Nick yang pagi tadi datang bersama Chloè?" ujar Ashley.

Liv tidak mengucapkan sepatah kata pun. Wanita itu hanya menganggukkan kepalanya dengan perlahan.

"Apa kau sudah mengenalnya?" ujar Ashley.

"Kami sempat mengobrol di pinggir pantai pagi tadi." ujar Liv. "Pria itu cukup menyenangkan."

Satu hal yang membuat Liv merasa yakin untuk pergi bersama dengan Harvey, yakni karena pria itu adalah teman dari Nick. Wanita itu yakin jika Harvey akan sama baiknya dengan Nick. Tidak mungkin rasanya jika Nick mau berteman dengan seseorang yang jahat atau bajingan.

"Benarkah?" ujar Ashley.

Liv taampak menganggukan kepalanya sambil beranjak dari kursinya. Wanita itu berjalan menuju lemari lalu mengambil satu set pakaian dari dalam lemari. Tak lama kemudian, Liv pun berjalan keluar dari kamar mandi dengan menghampiri Ashley.

"Bagaimana menurutmu, Ash?" ujar Liv. "Apa pakaian ini terlalu berlebihan untukku?"

Ashley tampak menoleh ke arah Liv. Wanita terlihat cukup terkejut ketika melihat penampilan sahabatnya itu. Liv tampak menggunakan pakaian yang cukup terbuka dan Ashley belum pernah melihat Liv seberani itu dalam berpakaian.

"Wow." ujar Ashley. "Apakah benar kau Olivia Miles, sahabatku?"

Liv tampak merengut mendengar respon Ashley. Wanita itu sudah membeli pakaian itu sejak lama, hanya untuk menghadiri acara khusus yang tadinya akan ia hadiri bersama dengan Joshua, mantan suaminya. Namun, sayang sekali, pakaian itu tidak pernah sempat untuk dikeluarkan dari dalam boksnya. Dan akhirnya, malam ini adalah sebuah momen yang tepat bagi Liv untuk memakai pakaian itu.

"Apakah...penampilanku ini berlebihan?" ujar Liv mengulang pertanyaannya.

Liv terdengar begitu ragu. Apalagi setelah melihat ekspresi Ashley yang terkejut ketika melihat dirinya dalam balutan pakaian seksi itu, membuat kepercayaan diri Liv semkain menyusut.

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang