Chapter 22 - Saved

829 112 2
                                    

"Rasanya tidak ada salahnya jika aku mencicipi sedikit jalang milik Sergio..." ujar Harvey. "Bukankah begitu, Liv?"

Liv masih berusaha untuk tetap menjaga kesadarannya. Pukulan Harvey tampak begitu keras menghantam wajah Liv. Wanita itu masih berusaha keras untuk melepaskan cengkraman Harvey walaupun usahanya nampak sia-sia.

"Le...Lepas...kan aku." ujar Liv lemah. "To...long."

"Apa kau bilang? Aku tidak bisa mendengarnya." ujar Harvey.

Perlahan-lahan, Harvey menyingkap rok mini Liv lalu merobek kain itu. Pria itu pun berusaha melepaskan pakaian yang dikenakan oleh Liv dengan kasar. Lalu, Harvey mendekatkan dirinya ke arah Liv dan membisikkan sesuatu di telinga wanita itu.

"Percuma saja kau berteriak, Liv. Tidak akan ada satu orang pun yang mendengarmu." bisik Harvey.

Liv menatap kedua mata Harvey dengan penuh kemarahan. Tiba-tiba, Liv membuka mulutnya dan meludahi wajah pria itu. Jarak keduanya yang cukup dekat membuat Liv mampu hal itu. Ekspresi wajah Harvey pun berubah. Pria itu terlihat begitu marah ketika Liv meludahi wajahnya.

"Kau memang seorang jalang, Liv." ujar Harvey. "Kau akan menerima akibatnya."

Harvey mengusap wajah dengan pakaian yang kenakannya dan dengan cepat, pria itu kembali mengangkat tangannya untuk melayangkan sebuah pukulan lagi ke arah Liv.

Tiba-tiba saja, seseorang menarik pakaian yang dikenakan oleh Harvey dengan kuat hingga membuat pria itu terlempar jauh dari Liv. Harvey tampak tersungkur di atas pasir sambil memegangi dahinya yang terbentur bebatuan.

"Keparat! Siapa yang berani melakukan ini kepadaku?" teriak Harvey.

Kedua mata Harvey tampak terbelalak ketika melihat Sergio sedang berdiri di depan Liv. Pria itu tampak menatap Harvey dengan tajam, bahkan sorot mata itu pun sanggup membunuhnya dalam waktu singkat. Harvey tidak menyangka jika Sergio akan berada di tempat itu dan menangkap basah perlakuannya terhadap Liv.

Sergio menoleh ke arah Liv dan terkejut ketika melihat kondisi wanita itu yang cukup mengenaskan. Pria itu lantas menatap Harvey kembali dengan intens.

"Apa kau benar-benar sudah segila itu, Harv?" ujar Sergio.

Harvey tampak masih terkejut dengan kehadiran Sergio di tempat itu. Bagaimana Sergio bisa mengetahui tempat itu? Apa pria itu mendengar seluruh percakapan Liv dan Harvey tadi?

"Serg...tenanglah. Aku...a-aku bisa menjelaskan semuanya kepadamu." ujar Harvey.

Harvey bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Sergio. Pria itu tampak berusaha memperbaiki seluruh situasi yang begitu canggung ini. Dengan sigap, Sergio mencengkram kemeja Harvey dan melayangkan sebuah pukulan ke arah wajah pria itu. Harvey pun tampak terjatuh ke atas pasir akibat pukulan itu.

"Mengapa kau begitu membela wanita jalang itu, Serg?" ujar Harvey. "Apa kau begitu menyukainya, huh?"

Sergio pun berjalan menghampiri Harvey dan memukuli pria itu lagi berulang kali. Harvey tampak mengangkat kedua lengannya untuk melindung kepalanya dari pukulan Sergio.

"Jaga bicaramu, Bajingan!" ujar Sergio.

Harvey pun tampaknya tidak hanya tinggal diam. Pria itu pun melayangkan pukulan balasan ke arah Sergio. Tampak beberapa pukulan Harvey mengenai wajah dan tubuh Sergio.

Namun Sergio dengan sigap mampu menepis pukulan-pukulan Harvey, walaupun sesekali pukulan itu mengenai wajahnya. Sergio pun segera membalas pukulan Harvey lagi dan lagi. Tampaknya pria itu sudah tidak mampu lagi untuk membendung emosinya terhadap Harvey.

Suddenly YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora