8.

141 19 2
                                    

🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teteh boul semangat nulisnya hihi😋😋

Happy reading all,hope you enjoy 😘😘

🐝🐝🐝


"Ini kan gue bantuin juga, neng."

Setelahnya mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Dias dengan kwetiau nya dan Ozzy dengan telurnya.

"Mas, udah kelar telornya?" Tanya Dias menengok ke arah samping.

"Udah, kenapa?" Tanya Ozzy.

"Mau pegang ini, atau mau siapin minum?"tanya Dias sembari menunjuk ke arah wajan tempatnya membuat kwetiau.

"Lanjutin aja, lo bisa siapin minum gih."

Menurut, Dias pun akhirnya menyerahkan sotel yang ia pegang kepada Ozzy. Lalu ia sendiri menyiapkan minuman untum mereka.

"Mmmm, jeruk atau lecii ya?" Monolognya.

"Jeruk ajaa, Yas." Balas Ozzy yang masih mampu mendengar kata-kata Dias tadi.

"Okedeh."

Dias mengambil nampan, teko dan beberapa gelas lalu dengan cepat ia membuat minuman rasa jeruk sesuai perintah Ozzy tadi.

"Yas, ini belum di tambahin garam lagi ya?"

"Hooh, emang belum, tambahin dikit aja mas."

Setelah selesai membuat minuman, Dias memilih menyiapkan mangkuk besar untuk kwetiaunya nanti. Ia juga mengambil satu piring untuk menyusun telur gulung yang sudah Ozzy buat.

"Yas, aaaaa cobain." Ozzy mencolek pundak Dias lalu menyodorkan satu sendok kwetiau tadi kepadanya. Meminta gadis itu untuk merasakan apakah ada bumbu yang kurang atau tidak.

Tanpa ragu, Dias membuka mulutnya dan memakam kwetiau yang sudah ada di sendok tadi. "Udah udah enak ini,,pas," komentarnya sembari memberikan dua jempol kepada Ozzy.

Dias tersenyum lebar. Jika di pikir-pikir lagi lucu sekali, padahal mereka baru sekali bertemu, namun kenapa bisa sangat akrab seperti ini sih? Seperti sudah lama bertemu, karena sungguh kini  tak ada lagi canggung di antara  mereka.

Atau entah karena pembawaan mereka berdua yang sama-sama santai nyerempet tidak tahu malu jadi keduanya sama-sama nyambung.

"Udah sini sama gue aja sisanya mah. Lo mending ke depan lagi temenin Gian atau ade gue."

"Bareng aja sih, gue tungguin deh."

Dias mengangkat bahunya tak peduli. "Yaudah terserah."

Dengan telaten gadis itu menata makanan yang tadi sudah ia buat, hingga semua beres barulah mereka ke depan.

Bertepatan dengan itu, suara seorang gadis yang berisik membuat mereka serentak menoleh ke arah pintu. Ternyata di sana Gema sudah sibuk mencari keberadaan Dias.

"MBAAA YAYAAAS." Teriakan cempreng milik Gema kala itu sudah menghiasi seluruh rumah Gian.

"Gemaa astagfirullah, dateng itu salam, bukan ngerusuhhh," omel Gian.

"Eh iya assalamualaikum Mas Gian hehehe."

"Wa'alaikumsalam."

Tanpa tahu malu, Gema melangkah masuk, tak memperdulikan tatapan Gian yang protes karena ia seenaknya saja memasuki rumahnya.

"Gemaa," panggil Dias dari arah dapur.

Gema yang memang sudah sangaf rindu tentu saja jadi berlari mendekat. Ia memeluk Dias erat namun ringisan dari perempuan di depannya ini membuat Gema melepas pelukannya dengan cepat.

Abyss of PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang