13

111 19 0
                                    

🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teteh boul semangat nulisnya hihi😋😋

Happy reading all,hope you enjoy 😘😘

🐝🐝🐝

"Assalamualaikum," ucap Ozzy begitu melenggang memasuki rumah Gian.

"Wa'alaikumsalam.., tumben lu salam." Memang Gian ini kadang tingkat menyebalkan bisa melebihi Ragil. Di tambah wajahnya yang datar seperti Alga menambah orang-orang yang menjadi korban kejahilannya ingin mengumpatinya dengan keras.

"Yang waras ngalah aja ya kan?" Respon Ozzy di luar dugaan.

"Tumben? Biasanya lo paling depan urusan mengumpati orang haha," ucap Gian sengaja mengompori.


"Mulut lo emang paling jago bikin orang mengumpat sih, Yan," jawab Ozzy yang baru saja menghempaskan tubuhnya ke atas sofa sebelah Gian.

"Lo anter temen gue selamat kan? Ga ada yang kurang?" Tanya Gian menatap Ozzy.

"Ada, yang kurang ongkosnya," jawab Ozzy asal.

Diam-diam Gian menyeringai tipis saat melihat Ozzy yang kembali tanpa bawaan apapun. "Bang," panggilnya pelan.

"Ape?"

"Bukannya lo mau pulang? Ko ga bawa apa-apa?" Tanya Gian berpura-pura polos, namun seringai tipisnya tak ia sembunyikan.

"Ga jadi, mager ah, besok minjem baju lo aja, kan banyak." Seperti Gian, kini Ozzy pun menampilkan wajah polosnya dengan tenang.

Toh memang ia tiba-tiba menjadi malas untuk mampir dulu ke rumahnya.

"Bisa-bisanya lu besok hari pertama kerja tapi ga nyiapin apapun, Bang." Gian tak lagi mampu menahan ocehannya. "Minimal minimal lu ada persiapan kek apa gitu."

"Udah gue siapin, di mobil," balas Ozzy dengan santai.

"Ohhh," Gian mengangguk-anggukkan kepalanya seolah paham.

"Jadi tadi cuma modus sama sahabat gue yahh, oohh gitu," Gian melanjutkan kalimatnya dengan wajah yang tampak menyebalkan bagi Ozzy.

"So tau banget bocah."

"Ya terus ngapain, sampe boong gitu?" Tanya Gian masih tak puas dengan balasan Ozzy tadi.

"Gue cuma pengen anterin doang, apa salahnya sih?" Tanya Ozzy balik, masih tak ingin mengaku. Karena sejujurnya ia juga tak paham kenapa tadi ingin sekali mengantar Dias.

"Ya aneh aja."

"Gue juga, ga tau, cuma pengen aja anterin dia biar selamat sampe rumahnya," balas Ozzy baru jujur kali ini.

"Napa sih? Takut banget gue suka sama Dias?" Tanya Ozzy yang kini mampu membuat Gian terdiam. "Lo suka sama dia?"

"Kiamat gue suka sama dia mah." Gian membalas dengan malas.

"Gue kira lo suka." Ozzy terkekeh.

"Ga lah, gue ga akan pernah suka sama dia," jawab Gian seadanya.

Sedangkan Ozzy jadi menatap Gian cukup lama karena menangkap nada aneh dalam kalimat tersebut. "Kalimat lo kaya ngandung makna anjiir."

Tanpa di sangka, Gian sedikit gelagapan sebelum akhirnya ia menghela nafas. "Emang susah ya nyembunyiin dari anak yang ngerti psikolog."

Tentunya Ozzy yang mendengar itu jadi terbahak cukup keras, kebiasaan menemani sang ibu ia jadi sedikit peka terhadap semua yang terjadi di sekitarnya.

"Gue berasa ngobrol sama cenayang," canda Gian.

"Hahaha emang kenapa dah?"

Gian menggeleng pelan sambil tersenyum tipis. "Engga, gue ga bisa bagi ini dulu buat sekarang..., Mungkin nanti."

Ozzy mengangguk cepat, tak terlihat peduli banyak soal topik yang tengah mereka obrolkan.

"Eh katanya pas kemarin ada dokter baru juga?"

"Iye, namanya Aruna." Gian mengambil remote televisi lalu memindahkan ke channel yang ia inginkan. "Anak-anak ga ada yang cerita?"

"Siapa? Ga adaa tuh."

"Jadi kan, waktu itu inget ga, pas kita lagi kumpul. Gue, lo, Galung sama Defrik yang tiba-tiba di telpon." Ozzy diam sebelum akhirnya ia mengangguk begitu mengingat kejadian yang di maksud Gian.

"Nah jadi kan emang kalau ada anak baru gitu kita suka pada kumpul. Ya lo tau lah kaya penyambutan, mah waktu itu pas balik gue kan niatnya mau nebeng Defrik atau Galung, cuma mereka emang mereka ada janji, gue ngoceh awalnya terus tiba-tiba si Defrik manggil di Aruna," cerita Gian menggebu-gebu.

"Terus?" Belum apa-apa Ozzy sudah terkekeh duluan, sudah mampu menebak akhirnya pasti akan memalukan.

"Masa dia titip gue sama Aruna? Kan anjing."

Benar kan. Spontan saja Ozzy terbahak, membayangkan bagaimana harga diri seorang Hagian meluncur bebas tanpa batas.

"Terus ya emang gue nya juga goblok sih, gue mau-mau aja nurut. Pas gue ngedeket lo tau, Aruna ngasih kunci mobilnya ke gue. Kan gue ga bisa, malu banget anjing, sumpah harga diri gue udah ga ada di depan Aruna mah," curhat Gian di akhiri dengan suara lesu.

"Bangsat hahahha." Ozzy tak lagi mampu menahan tawanya saat itu, membuat Gian menatapnya tanpa minat.

"Terus endingnya dia anterin lo beneran?"

Anggukan samar dan malu-malu itu mampu membuat tawa Ozzy yang menyebalkan semakin keras.

"Gila sih, untung ya gue ga ada di sana, kalau ada beneran gue bully lo abis-abisan."

"Untungnya si Aruna ini anaknya asik, ga terlalu bawel tapi nyambung. Tipe yang dewasa gitu, lo tau kan?" Tanya Gian tak menghiraukan Ozzy yang tertawa keras tadi.

"Untung sih, coba kalau yang tipe kaya si Gema, cewenya Defrik yang ga ada akhlak. Lo abis kali di ejekin," komentar Ozzy mengingat tadi saat Gema asa perempuan itu sebelas dua belas dengan Dias sikapnya.

"Gue juga ogah kalau cewenya kaya gitu mah."

Lalu setelahnya hening, tak ada dari keduanya yang membuka mulut. Sama-sama larut dalam pikirannya masing-masing.

"Yan," panggil Ozzy setelah beberapa mereka saling berdiam diri.

"Kenapa?"

"Ko gue mulai deg-degan?" Tanya Ozzy membuat Gian mengerutkam keningnya.

Ia lalu menyimpan ponsel yang sedang di mainkanya kemudian menatap Ozzy. "Tiba-tiba?"

"Iya anjir, atasan di sono pada galak ga?" Tanya Ozzy tak masuk akal.

Dengan wajah penuh tanyanya Gian terus menatap Ozzy, tentunya hal itu membuat Ozzy menjadi risi.

"Kenapa anyink, gue nanya bukannya di jawab."

"Lu nanya ga masuk akal, sumpah."

Namun Ozzy hanya terkekeh, padahal ia serius dengan kata-katanya tadi, yang bilang dirinya sedikit takut bagaimana besok.

"Ga galak-galak kan?" Tanya Ozzy sekali lagi.

"Baik ajjir, sama lo juga galak lo dah."

"Gue ga galak," belas Ozzy tak mau mengaku.

"Ya kalau di bandingin sama Bang Alga sih iya lo mending. Tapi kalau di bandingin sama Arsyad jauh."

Kali ini Ozzy tak banyak berkomentar, ia hanya mencibir kecil sebelum memilih memainkan ponselnya.

🐝🐝🐝

Abyss of PainWhere stories live. Discover now