20 | satu persatu mereka muncul

354 49 0
                                    

Happy Reading

"Saya mau jodohin anak kita" Sarka mengerutkan keningnya seraya membenarkan letak kaca matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya mau jodohin anak kita" Sarka mengerutkan keningnya seraya membenarkan letak kaca matanya.

"Maksud kamu siapa?"

"Lexiera dengan Elzhar" Sarka mengambil kaleng soda yang tersedia di meja dan meminum isinya pelan.

"Lexiera? dia bukan lagi anak saya" Ghazin terkejut ia tak lagi melihat tatapan sayang itu ketika temannya membahas putri nya.

"Maksud kamu apa Sarka?" nada suaranya memberat.

Sarka tersenyum culas "keadaan sudah berbeda Ghazin, saya dan anak itu sudah tidak mempunyai hubungan apa-apa." Ghazin tentu saja terkejut ia tidak habis fikir dengan kerja otak temannya itu.

"Xiera dia itu anak kandung kamu Sarka! bisa-bisanya kamu!" Sarka menatap temannya itu dingin.

"Dia yang merenggut istri saya Ghazin! Kau tak mengerti itu!"

"Itu kecelakaan Sarka! Kecelakaan yang memang sudah ditakdirkan, coba kau pakai otakmu dengan benar!" Sarka terkekeh remeh.

"Takdir? Ya gadis itu yang membuat takdir istri saya menjadi seperti ini!"

Ghazin menghela nafas " Otakmu memang terputus sarafnya, tapi apapun itu aku mau Xiera menjadi tunangan Elzhar apapun caranya,"

Sarka menyeringai ia mempunyai rencana di otak miliknya yang kata Ghazin sarafnya terputus itu.

**

"Kita mulai latihannya" Ervaen memetik senar gitarnya memulai namun hening yang ia dapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita mulai latihannya" Ervaen memetik senar gitarnya memulai namun hening yang ia dapat.

"Zien," lelaki berambut ungu itu memanggil nama temannya yang kini tengah fokus pada objek cantik di sana.

Beralih dari Zien menuju Kendra dan Axel yang sama-sama membuat Ervaen meraup wajahnya kesal.

"Cantik kamu harus selalu di samping aku," Elzhar menarik pundakXiera hingga menempel di bahunya.

Ervaen sudah hilang mood, ia meletakan gitar putihnya kasar lalu mengambil roti isi coklat dan memakannya rakus.

Xiera bergeming di tempat duduk, ia melihat Ervaen dengan muka merah padam dan pipi menggembung, menghela nafas Xiera berdiri dan mengambil mikrofon.

About LexieraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang