27 | AL

362 48 9
                                    

Happy Reading

Semua orang punya ketakutan nya masing-masing entah itu hal yang besar atau kecil, sama seperti Xiera yang takut orang yang datang dari masa lalunya, menghancurkan hatinya yang dulu tak pernah adanya kata benci dan setitik noda di hati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semua orang punya ketakutan nya masing-masing entah itu hal yang besar atau kecil, sama seperti Xiera yang takut orang yang datang dari masa lalunya, menghancurkan hatinya yang dulu tak pernah adanya kata benci dan setitik noda di hati.

Xiera menatap cincin putih berukiran namanya dengan kosong, hiruk pikuk orang yang berbincang tak masuk dalam pendengarannya, tangan hangat Elzhar yang merangkul pinggangnya seolah hanya angin yang melewatinya, tubuhnya diam dengan kelopak matanya yang bulat namun redup.

Apa yang harus ia lakukan?

Xiera berada dalam jalan buntu dengan ikatan sepihak ini.

gadis bergaun putih selutut itu menatap jam dinding dan meremas gaunnya, Elzhar menahannya dan tak memperbolehkan ia pulang, Xiera benci ini.

Bagaimana dengan janjinya dengan Emira? apakah adiknya masih menunggu di rumah?

Dia ingin pergi, pergi sejauh mungkin agar tak pernah melihat wajah lelaki itu setiap detiknya!

Mata bulatnya mengedar melihat sekitar dan menemukan netra hitam yang membuatnya tersenyum dengan sangat tipis.

Ya, dia harus keluar dari sini, Xiera tidak mau bersama orang yang telah memberikan luka terdalam dalam hidupnya.

'Ayah, jika menginginkanku hidup bersama orang yang membuatku membenci dunia ini setiap detiknya, aku tidak bisa menerima keputusan Ayah'

Xiera menjilat bibirnya lalu menoleh ke arah seorang yang sedari tadi ada bersamanya.

"Kak El, aku mau ke toilet sebentar, boleh?"

Elzhar menoleh menatap kekasihnya yang untuk pertama kalinya tersenyum? mata tajamnya mengerjap tergantikan tatapan teduh dan hangatnya, jantungnya berdetak begitu kencang dengan hatinya yang sedang ditumbuhi bunga merah jambu.

"Boleh" Elzhar mengangguk, tangan besarnya mengelus puncuk kepala Xiera dengan begitu lembut, menyalurkan betapa dia sangat menyayangi gadis manis itu.

Xiera terdiam ia mendekat dan memeluk tubuh tinggi tegap itu membuat sang empu menegang di tempat dengan pipinya yang memerah.

Belum sempat Elzhar membalas, Xiera sudah melenggang pergi meninggalkan lelaki bersurai coklat yang tengah tersenyum dengan begitu indah.

**

"Kenapa Kak Ra belum pulang?" Levian mondar mandir bagai setrika panas di ruang tamu, sesekali melihat pintu rumah yang tertutup.

Jam dinding menunjukkan pukul 22:51 ini sudah sangat larut tetapi kakak cantiknya itu tidak kunjung pulang.

Sarah menghela nafas khawatir, sesudah menutup telfon rumah, ia menghampiri cucu lelakinya dan menepuk pundaknya.

About LexieraWhere stories live. Discover now