-16-

4.6K 658 30
                                    

Gua up pagi karena ternyata gua libur!!!! Ah senang sekali guaa













      Musim dingin telah usai. Digantikan dengan musim semi yang hangat. Mentari bersinar cerah. Mengantarkan keceriaan bagi mereka yang tengah bersiap memulai harinya.

    Dengan topi dan masker, gadis itu berdiri di hadapan cermin. Menatap pantulan dirinya di cermin. Celana jeans panjang berwarna hitam, Hoodie hitam, topi hitam. Dan masker yang senada. Wah jadi agen dia.

    Bukan, hari ini adalah pertandingan musim semi. Dan sang suami akan bertanding nanti. Kalau tidak salah tim nya akan melawan tim dari prefektur Miyagi.

    [Name] tidak duduk di bangku penonton. Ia duduk di bawah di bagian kru kru yang bertugas. Suna yang menyuruhnya.

    Sepanjang pertandingan perasaan nya campur aduk. Antara bangga, terharu, dan juga takut. Suna itu benci kekalahan. Tapi dilihat dari manapun Karasuno itu tidak bisa di remehkan. Sang gagak yang mulai mengepakkan sayapnya.

     [Name] sedikit terganggu dengan sorakan pendukung Inarizaki yang begitu bersemangat. Memang benar tujuan nya adalah mendukung si tim kebanggaan. Tapi tolong lah. Inimah mau bikin satu stadion geger.

    Dan dia baru paham. Tujuan utama dari sorakan keras itu adalah untuk mengecoh lawan. Ya, setiap Karasuno akan melakukan servis, maka mereka akan bersorak lebih ramai. Berbanding terbalik apabila tim nya yang melakukan servis, maka mereka semua akan diam. Tak disangka selain pemain nya yang luar biasa ternyata para pendukung nya juga sama cerdiknya.

    Terkekeh pelan saat dua gadis yang berteriak memanggil nama Atsumu di marahi sang empunya. [Name] berfikir. Bagaimana kalau dia yang ada di posisi si gadis. Mungkin dah kena mental ya.

    Sekarang giliran Suna yang melakukan Servis. [Name] menautkan kedua tangan nya. Berdoa supaya pukulan itu dapat menerobos pertahanan lawan.

    Suna menarik nafas pelan. Ia sadar sang istri tengah menatapnya. Segera saja ia menoleh dan tersenyum ke arahnya. Seolah berkata 'aku bisa'

    Dan boom, pukulan itu melejit sampai ke pertahanan lawan. Memberikan satu point untuk Inarizaki. [Name] mengucap syukur beberapa kali.

    Dilihat lihat, persaingan antara middle blocker kedua tim terlihat begitu sengit. Suna dan pria berkacamata itu sering kali saling menatap tajam.

    Osamu melakukan toss. Padahal bukan setter tapi umpan nya begitu pas. Suna melompat. Memukul bola keras hingga melewati block lawan. Luar biasa. Bahkan itu diluar dugaan Tsukishima.

    [Name] beberapa kali menghela nafas. Ia benar benar dibuat campur aduk oleh permainan kedua tim. Kadang unggul. Kadang juga turun. Benar benar persaingan yang luar biasa.

    Terlihat Suna menatap tsukishima dengan tatapan tajam. Dan senyum yang di paksakan. Ia berkata "terimakasih selama ini sudah membiarkan ku mencetak angka dnegan mudah "

    Tsukishima teralih, menatap Suna lalu tersenyum. "Terimakasih juga telah memukul bolanya sesuai perkiraan ku"

    [Name] terlonjak. Ucapan keduanya sama sama tajam . Ternyata Suna punya lawan ya dalam bidang nyindirin orang. Atau kita sebut kembaran?yah jangan deh.

    Serangan terakhir di luncurkan. Begitu kuat dan sangat cepat. Tapi tak disangka. Middle blocker bertubuh kecil itu dapat menahannya. Bahkan membalikan nya.

    Priiiiit

   (Gua gak tau suara peluit gimana nulisnya)

    Peluit panjang telah ditiup wasit. Menandakan Pertandingan antara Karasuno dan Inarizaki usai sampai disini. Dengan Gagak dari miyagi yang keluar sebagai pemenang. Dan melaju ke babak selanjutnya.

   "Kalah?" Lirih [Name]. Ia masih tak percaya. Tim kebanggaan sang suami kini terkalahkan.

    [Name] menghela nafas pelan. Tak apa baginya, menang dan kalah adalah hal yang biasa bukan? Dan sesuai dengan motto Inarizaki , para penantang itu akan terus mencari pengalaman dan kemenangan. Dan melupakan kekalahan yang terjadi hari ini. Karena mereka tak butuh kenangan.

    Tapi bagaimana dengan Suna? Ia memang terlihat biasa . Tapi [Name] paham betul, suaminya begitu benci dengan kekalahan. Lantas bagaimana nantinya?

    Satu persatu pemain berbaris di pinggir lapangan. Menunduk berterimakasih atas pertandingan yang berjalan dengan lancar. Meski saat berbalik, mereka merasa berat.

   Kembali berbaris. Seluruh anggota tim bola volli Inarizaki mengucap terimakasih pada para pemandu sorak. Juga pada orang orang yang setia mendukungnya.

    [Name] menunduk dalam. Apa yang harus dia lakukan sekarang?

     Suna menatap [Name] . Lalu berjalan keluar bersama yang lain nya. Ia ingin mencari udara segar untuk meredakan sesak di dadanya.

    "Aku harus menyusulnya" setelah cukup lama terdiam. Gadis itu berlari keluar. Mencari keberadaan sang suami. Semoga saja dia bisa menenangkan nya.

    Bruk

    Entah sial atau bagaimana. [Name] menabrak seseorang yang baru keluar dari toilet pria. Mungkinkah itu Suna? Tapi baunya beda.

    "A-ah maafkan saya. Saya sedang buru buru" ucap [Name]. Menunduk meminta maaf. Pemuda yang ditabraknya hanya diam .

    "Kalau jalan. Matanya di pakai!" [Name] menunduk. Tapi rasanya Suara itu tidak asing di telinganya.

     "Sekali lagi maafkan saya" [Name] sebenarnya hendak pergi. Tapi tubuh pemuda itu menghalanginya.

    "Chibi-chan. Tatap aku jika kau ingin meminta maaf" [Name] mengangkat kepalanya. Mendonak menatap pemuda yang tingginya menjulang.

    "Maaf" ucap [Name] lagi. Ia ingin segera pergi.

     "Ara, kalau begitu coba lewati aku" hoy yang benar saja. Tsukishima kalau tangan nya merentang sama saja dengan menutup akses jalan. Dan bagaimana cara [Name] untuk melewatinya?

   "Kumohon izinkan aku pergi. Seseorang tengah menunggu ku" ucap [Name]. Tsukishima tersenyum sinis.

    "Kau yang salah karena telah menabrak ku" jawab nya. [Name] kembali menunduk.

     "Jauh jauh! Orang seperti mu tidak pantas memdekati tuan putriku" seorang pemuda datang. Membuat Tsukkishima mendelik tajam.
    
    "Jauh jauh dari istriku!" Ucap Suna. Menarik [Name] kedalam pelukannya.
   
     "Cih. Ajari istrimu itu agar menggunakan matanya saat berjalan" Tsukishima berjalan meninggalkan dua pasutri muda itu.
    
     "Ajari dirimu sendiri untuk tidak mengganggu istri orang!" Seru Suna.
    
     "Kenapa bisa ketemu si garem?" Tanya Suna lembut. [Name] hanya menunduk. Woilah kalo mau nanya pelukannya di lepas dulu.
    
     "Tadi ak-saya ingin menyusul mu tuan" Jawab [Name]. Suna melepas pelukannya. Beralih menggenggam tangan [Name] dan membawanya keluar gedung.

    "Aku kalah" ucapnya. [Name] hanya menunduk.

     "Padahal aku sudah janji untuk menghadiahkan kemenangan ku untuk mu" ucap Suna. [Name] terkekeh pelan. Berjalan mendekat. Dan memeluk Suna. Tapi karena tingginya yang berbeda jauh. Kini kepala [Name] ada di dada Suna

    "Terimakasih sudah berjuang" ucap [Name]. Suna terkesiap. Merasa pelupuk matanya memanas.

    "Tak apa, masih ada kesempatan tahun depan. Dan nanti berjanjilah untuk menang" ucap [Name] mengeratkan pelukannya.

     Suna tak tahan lagi. Ia membalas pelukan [Name]. Sedikit menunduk agar kepalanya bisa sejajar dengan kepala sang istri. Ia menangis di ceruk leher istrinya. [Name] mengusap surai Suna lembut.

    "Sampai saat itu, aku ingin kau selalu bersamaku"ucap nya di tengah isakan. [Name] mengangguk di iringi senyuman.

     Sampai kapan pun. [Name] bersedia untuk bersama Suna. Seseorang yang telah menunjukkan cahaya padanya.
   







Bersambung.
Yohoo!
Pendek pendek ya. Mohon maaf kalau ada typo. Sampai jumpa lagi!

Nikah Muda [Sunaxreader]Where stories live. Discover now