-19-

4.5K 577 27
                                    

    Ngidam, adalah salah satu hal wajar bagi ibu hamil. Biasanya terjadi pada usia kandungan 0-5 bulan. Tapi ada juga yang lebih.

    Saat ini [Name] tengah duduk di lantai. Menonton televisi seraya memakan sebatang cokelat. Sesekali ia mengelus perutnya.

       Usia kandungannya baru menginjak 3 bulan .
      
    "Sayaang!" Seseorang berteriak dari arah kamar. Di ikuti suara derap kaki yang terdengar begitu keras dan cepat. Sepertinya dia berlari.

    "Ah kupikir kamu kemana" Ucap Suna. Ia segera duduk di samping [Name]. Dan memeluknya dari samping. Menyandarkan kepalanya di bahu si wanita.

    [Name] tersenyum. Menurut buku yang dia baca, ibu hamil yang sedang ngidam itu rata-rata manja . Tapi ini kok malah suaminya yang manja.

    Seperti tadi. Suna bilang dia mau tidur siang. Dan harus di temani [Name]. Awalnya [Name] menemani sang suami. Tapi dia tidak tidur dan akhirnya ke ruang keluarga untuk menonton film. Dan mungkin Suna sadar bahwa Istrinya tidak ada di sampingnya. Hingga akhirnya berlari seperti tadi.

    "Sayang apa tidak ada yang kamu inginkan?" Tanya Suna. [Name] menggeleng. Entah kenapa wanita itu tidak banyak minta. Padahal Suna sempat mengajaknya ke supermarket. Dan meminta [Name] untuk mengambil semua yang dia mau. Tapi [Name] menolak.

    "Aku ingin onigiri" ucap [Name] tiba tiba. Suna berfikir keras. Bagaimana cara membuat Onigiri?

    Karena agak mustahil untuk membuat. Suna berfikir lagi. Darimana dia bisa mendapatkan Onigiri tanpa membuatnya sendiri.

   "Tapi Onigiri buatan Osamu-san" lanjut [Name]. Suna sedikit mendapat pencerahan. Tapi agak kesal juga karena sang istri menginginkan Onigiri dari teman nya.

    "Kenapa tidak buatan ku saja?" Tanya Suna. Ia memalingkan wajahnya ala ala orang ngambek.

    "Memangnya Rin-kun bisa?" Tanya [Name] sembari mengelus rambut suaminya.

    "Tidak sih" jawabnya. [Name] terkekeh pelan.

    "Yosh, kalau begitu aku akan memaksa si Osamu itu untuk membuatkan Onigiri untuk istriku tercinta" seru Suna. Ia berdiri. Menatap [Name] sebentar.

    "Tunggu aku ya!" Ucap Suna. Kecupan singkat di daratkan di bibir sang gadis. Lalu melenggang pergi .

    "Dasar rubah nakal" ujar [Name] di akhiri kekehan.

    [Name] jadi ingat. Beberapa hari setelah tes kehamilan itu, [Name] pulang ke Hyogo . Tapi saat itu [Name] kondisi [Name] tidak baik. Wajahnya selalu pucat, matanya terlihat sayu, dan sering muntah muntah.

    Suna khawatir bukan main. Ia membawa [Name] ke dokter. Dan kata dokter itu wajar. Pasalnya [Name] mengandung di usia 17 tahun yang sebenarnya masih belum siap untuk hamil. Dan jika tidak di rawat dengan baik, kandungan [Name] akan melemah.

    Saat diberi tahu [Name] hamil, semua keluarga Suna langsung mengucapkan syukur. Si ayah langsung memikirkan hadiah untuk cucunya nanti. Sedangkan Mama Suna langsung berfikir. Siapa saja yang akan ia undang ke acara syukuran nya nanti.

    Seperti nya hanya Adik Suna yang agak wajar. Dia datang pada [Name]. Membawa sebuket bunga. Dan memberi ucapan selamat. Tapi dua hari kemudian ada sebuah papan bunga besar yang terpatri di depan gerbang rumah nya. Disana bertuliskan 'selamat atas kehamilannya' yah jadi sama sama gak wajar.

   Jangan tanya Ray gimana. Dia ingin bunuh diri kalau bukan [Name] yang meminta nya untuk berhenti.

   "Sayang aku pulang!!" Teriak Suna dari pintu depan. [Name] berjalan ke arah Suna untuk menyambut nya.

   "Selamat datang" sambutnya dengan senyuman. Suna mengecup kening istrinya . Lantas memberikan sekantong onigiri.

   "Dia harus kusogok dengan 10 cup puding untuk membuat ini" ucap Suna. Melepas topi yang ia pakai.

   [Name] terkekeh. Lantas berjalan ke dapur untuk memindahkan makanan itu ke piring.

   "Mmmm enak!" Ucap [Name] . Ini sudah Onigiri ke empatnya. Aduh bumil gak ada kenyang kenyangnya.

   "Permisi!" Seseorang berteriak dari luar diiringi dengan suara bel yang ditekan berulangkali.

    Suna lantas berjalan mendekat dan membukakan pintu. Dan terpampanglah lah empat orang bertubuh tinggi di sana. Suna kaget. Ada apa mereka kesini. Terlebih mereka bersama dengan Kita-san.

    "Selamat siang " ujar Kita-san memecah keheningan. Segera saja Suna mengizinkan mereka masuk.

   " [Name]-chan. Lama tak berjumpa!" Seru atsumu. Ia segera duduk di hadapan [Name] yang tengah duduk di lantai.

   "Nah, aku membawakanmu makanan" ucap Atsumu menyodorkan sekantong besar berisi makanan. Lah kok jadi baik?

    "Ini, dari nenek ku. Katanya ini bisa meningkatkan stamina ibu hamil" [Name] mengangguk. Menerima pemberian Kita-san.

   "Ah aku juga membawa ini" Aran berucap. Semuanya menatap ia kaget.

   "Aran-san, Anak ku masih dalam kandungan loh" ucap Suna.

    "Terlebih lagi usianya baru tiga bulan" tambah Osamu.

   Aran menunduk sedih.

    "Ah tidak apa apa kok. Terimakasih Aran-san" ucap [Name] dengan senyuman. Menerima pemberian Aran. Satu set alat makan bayi, satu set pakaian bayi dengan celana, baju, topi, sepatu dan kaos kaki di dalamnya.

    Tapi kalau di lihat lihat, bajunya berukuran besar. Yah inimah buat bayi satu tahun.

    "Ini" Osamu menyodorkan sekotak berisi onigiri. Lah kalau tau mau di kasih mah Suna gak harus sampe nyogok dia pake puding kan?

    "Ah terimakasih banyak" ucap [Name].

    "Aku yakin anakmu laki laki" ucap Atsumu pada Suna.

    "Tidak. Anak ku pasti perempuan, dia akan mirip seperti ibunya!" Sangkal Suna.

   "Tapi benar kata anak pungut itu. Anak mu pasti laki laki" ujar Osamu.  Suna mendelik tajam.

   "Itu anak ku kenapa kalian yang mengatur sih!" Serunya. Semuanya menatap Suna heran.

   "A-ah, maaf" ia menunduk.

   "Ya, jadi jangan sampai lupa minum vitamin. Kau juga harus rajin olahraga agar tubuhmu tidak kaku" nasihat Kita-san. [Name] mengangguk berterimakasih.

    Akhirnya mereka pulang. Menyisakan [Name] dan sang suami yang masih duduk lesehan di lantai.

   "Anak kita pasti perempuan kan?" Tanya Suna. Mengusap perut sang istri.

   "Kenapa harus perempuan. Laki laki juga boleh kan? Nanti dia akan setampan ayahnya" ucap [Name].

    "Tidak. Kalau dia laki-laki. Aku tidak ingin dia mirip dengan ku" timpal Suna. [Name] menatap sang suami heran.

   "Kalau dia mirip aku nanti kamu cinta sama dia !" Ucap Suna. Ia menidurkan kepalanya di pangkuan istrinya.

    "Ah benar ya. Bagaimana kalau aku malah mencintai anak kita daripada kamu ya?" ucap [Name]. Suna mendengus.

   "[Name]~. Jangan begitu dong" [Name] terkekeh. Lantas mengusap pipi suaminya lembut.

   "Iya, aku akan tetap mencintai mu. Sampai kapanpun" ucap [Name]. Suna tersenyum. Lantas kembali mencium perut istrinya.

   "Jangan jadi seperti ayahmu yang tega meninggalkan dan menyakiti ibumu dulu" batin Suna











Bersumbang.
Pakabar semuanya? Mari ucapkan selamat atas kehamilan pasangan terbaik kita Suna dan [Name]. Kalo ada waktu gua mau double up hari ini. See you. Jangan lupa vote nya!

Nikah Muda [Sunaxreader]Where stories live. Discover now