11. Tertolak.

1.5K 107 27
                                    

Minggu pertama

Amplop itu digenggam dengan erat, serta mulutnya mengatakan berbagai bahasa. Dia sekarang sedang bersembunyi di balik tembok. Dia berniat untuk mengatakan cinta pada salah satu kakak kelas favoritnya. Kakak kelas itu sudah lama ia kagumi dan diam-diam dia mulai menyukainya.

Nafas diambil dan di buang. Jantungnya berdetak tak karuan. Kata-kata yang ia susun tadi di katakan ulang secara halus-halus. Wajahnya merah padam saat mengingat kembali kejadian saat kakak kelas itu melindunginya.

"Tenang saja,kau sudah aman"

Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di kepalanya. Waktu itu dia diselamatkan oleh kakak kelas itu saat di kepung oleh preman.

Saat ia ingin mendekati orang yang ia sukai itu, tiba-tiba saja matanya membulat saat...

"Halilintar!!aku mencintaimu!!!"

Matanya berkaca-kaca serta mulutnya terbuka tak percaya. Amplop yang ia pegang tadi jatuh ketanah. Matanya menatap tak percaya di depannya.

"I...itu Taufan kan..?ke...kenapa...di..dia..."

"Aku tidak menyukai si Halilintar itu,lagi pula dia bukan tipe ku,kalau kau menyukainya,tembak saja dia"

"Kau serius tidak mencintainya,Taufan?"

"Iyalah,lagian ganteng darimana dia, padahal dia biasa-biasa saja menurutku"

Dengan cepat gempa kembali bersembunyi di balik tembok lalu mengintip pembicaraan mereka. Sakit,hatinya semakin sakit saat Halilintar menerima pernyataan taufan lalu mereka pun saling berpelukan mesra.

Tes...

Tes...

Air mata itu berhasil jatuh dari pelupuk matanya. Bagian kiri dadanya ia pegang dengan erat, hingga membuat bajunya sedikit berantakan. Dia menangis dalam diam. Secara tidak sengaja, matanya bertemu dengan mata Taufan.

Taufan melihat itu hanya tersenyum mengejek lalu menatap kearah gempa seolah-olah mengatakan 'aku yang menang',dengan cepat gempa berlari dari sana meninggalkan luka yang ia dapat hari ini.

Matanya basah oleh air mata. Pipi chubby itu basah oleh linangan air mata. Bibir merah muda itu,menutup dengan rapat. Dia lari sekencang mungkin hingga ia tak sengaja menabrak seseorang dihadapkannya.

"La... lapangan basket?umh..sniff..ma...maaf kak,gempa gak sengaja"ucapnya dengan suara parau.

Kepalanya di tundukan,takut menatap kearah orang di hadapannya. Tangannya mengusap air mata yang sedari tadi mengalir dari pelupuk matanya.

"Nih"ucap seseorang di hadapannya. Dia menyodorkan sapu tangan berwarna oranye lalu tersenyum cerah kearah gempa.

Mata gempa terbinar-binar melihat orang dihadapannya. Mata emas madu itu,menatap kearah pemuda jangkung dihadapannya. Matanya bersinar seakan-akan mendapatkan hadiah saat pemuda jangkung itu mengusap Pipinya dengan sapu tangan itu.

Kepalanya di tundukan kembali, menutupi rasa malunya. Tangannya meremas ujung baju rompinya yang berwarna coklat.

Rasa hangat kembali datang di dalam hatinya. Dia mulai menaruh benih cinta kepada orang dihadapannya.

"Te... terimakasih kak blaze"ucapnya dengan suara yang begitu merdu dan halus.

Apa dia akan di sakiti kembali?

🖤❤️

Minggu kedua 💌

Nafasnya kembali diambil dan dibuang. Kedua tangannya mengepal erat di kedua sisi badannya. Dia sekarang dengan berhadapan dengan blaze.

"Ha.... Suki da!!!!!"ucapnya sembari berteriak kencang.

Tubuhnya di bungkuk kan 90 derajat. Matanya terpejam,hatinya menunggu balasan dari orang dihadapannya.

"Maaf..."

Deg!

"Sudahku duga...aku memang tidak ditakdirkan untuk memiliki dirimu kak, terimakasih atas perhatian mu selama ini,aku mencintaimu"

Angin berhembus kencang, menerbangkannya rambut gempa yang halus itu. Dia menangis kembali mengingat kejadian memalukan baru saja.

Dia sekarang sedang duduk di pagar atap sekolah. Kelasnya sudah bubar 20 menit yang lalu dan dia bolos di pelajaran terakhir. Matanya sembab karena menangis dari tadi.

Kosong..hampa..terpukul...putus asa...itu yang sekarang gempa rasa kan.
Jika ia mau,dia bisa saja lompat dari pagar untuk bunuh diri tapi sayangnya dia tidak punya niatan seperti itu.

Gempa bukanlah orang yang nekat dan posesif. Dia polos,pemalu,ramah dan selalu menerima perkataan apapun tanpa menyaring terlebih dahulu. Bisa di bilang dia adalah orang yang mudah tersinggung oleh perkataan seseorang.

"Aku...aku lelah... mencintai seseorang yang sudah menyukai seseorang lagi. Aku lelah mencintai orang seperti itu. Aku...aku...aku...hiks.....sniff..."

"Hah... di tolak lagi,eh?!"-???

"Hah?!"-gempa

Angin berhembus lembut,menyapa rambut mereka. Mata emas yang cerah itu bertemu dengan mata kelabu yang ditutupi oleh kacamata visor berwarna oranye. Daun-daun berterbangan,melintas diantara mereka berdua.

"Perasaan apa ini?/perasaan apa ini?" Batin keduanya.

The end.

Spesial [Boboiboy Gempa][C]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang