Bab 5

441 77 1
                                    

Bab 5

Saat Ibu membuka pintu, ia langsung menamparku sebelum memelukku dengan erat.

"Ke mana saja kamu selama ini, Yasmin? Kamu membuat Ibu hampir mati...."

Aku tercekat. Memang, ada lingkaran hitam di bawah mata Ibu. Mata juga hidungnya sembap. Tubuhnya pun sepertinya lebih kurus.

Ibu membawaku duduk di sofa depan televisi. Ia menatapku lekat. "Kamu ke mana saja baru pulang? Dan, kenapa bibirmu berdarah?"

Aku masih enggan menjawab.

"Apa kamu pergi setelah melihat Ibu dan... Antoni?"

Aku membuang pandangan.

Ibu menghela napas panjang. Kedua tangannya mencengkeram lenganku erat. "Kamu harus percaya sama Ibu. Antoni... dia bukan laki-laki baik. Dia memberikan obat perangsang dalam minuman Ibu. Lalu... lalu...."

Aku menoleh terkejut. "Apa?"

Wajah cantik Ibu kembali basah oleh air mata. "Ibu sudah mengusirnya. Ibu juga... melukai lengannya dengan pisau dapur, mengancam akan membunuhnya kalau sampai dia kembali lagi ke sini apalagi berani menemuimu."

Dadaku terasa sesak. Aku memeluk Ibu dan menumpahkan tangisku. "Maafkan aku, Bu. Aku nggak tau...."

Ibu mengusap kepalaku. "Sejak awal Ibu sudah nggak setuju sama hubungan kalian, kan. Makanya lain kali kamu harus menurut."

Aku hanya mampu mengangguk. "Maafkan aku...."

"Kamu ke mana saja, dan bibirmu kenapa?" Ibu melepaskan pelukan dan mengusap bibirku yang terluka, oleh-oleh dari Bu Sekar.

"Aku... mau tidur dulu. Nggak apa-apa, kan, kalau aku cerita besok saja?"

Ibu menghela napas. "Kamu mau Ibu buatkan susu hangat?"

Aku menggeleng dan beranjak masuk ke kamarku.

***

Setelah menceritakan semuanya pada Ibu, aku merasa lega. Hanya sedikit. Perih ini masih terasa. Aku pun masih bingung apa yang sebenarnya terjadi malam itu. Kenapa Pak Jimin mabuk lalu memaki-maki istrinya? Kenapa ia melampiaskan kekesalannya kepadaku? Dan... kenapa aku juga yang harus menanggung makian dari Bu Sekar padahal bukan aku yang salah? Kenapa Bu Sekar nggak mau mendengarkan penjelasanku dulu? Ah, tentu saja, seperti aku yang sebulan lalu kabur begitu saja tanpa mencari tahu duduk perkara soal Ibu dan Antoni.

Sejak aku kembali ke rumah, hubunganku dan Ibu semakin akrab. Ibu juga berusaha pulang kerja lebih awal dari biasanya karena mencemaskan kondisiku.

"Sungguh, Bu, aku nggak akan berani kabur lagi, aku kapok," janjiku.

Ibu hanya tersenyum dan memelukku erat.

***


Putri Permatasari, 9 September 2021, 08.10 wib.

Fan Fiction (JIMIN BTS)

Love and Life (Short Story Collection) by EmeraldWhere stories live. Discover now