Bab 6

437 87 1
                                    

Bab 6

Aku hamil. Aku sempat stres dan bingung harus bagaimana. Namun, untungnya ada Ibu yang menguatkan. Ibu melarangku untuk menggugurkan kandungan, dan aku menurut. Sebab aku pun tidak tega melakukannya. Meskipun aku diperkosa secara brutal, tapi janin ini suci.

Aku menyadari satu hal. Ternyata Pak Jimin bisa membuahi....

Ah, apa aku harus bersukacita? Ironis sekali. Selama bertahun-tahun Pak Jimin tidak bisa memiliki anak dengan istrinya, tapi denganku yang hanya sekali melakukannya, ia langsung bisa membuatku hamil.

Ini takdir.

Namun, aku takkan pernah mendatangi pria itu lagi. Bajingan. Bangsat. Di balik kebaikannya, ternyata ia menyimpan perilaku bejat tega menodai pembantunya sendiri di saat kemarahan setan menguasi pikiran dan hatinya.

Aku mengusap perutku. Aku akan membesarkanmu, Nak, kamu tenang saja....

***

Aku masih melanjutkan kuliahku. Meskipun satu kampus dengan Antoni, aku jarang bertemu dengannya lagi. Ia juga seperti ketakutan setiap kali melihatku. Iya, di lengan kanannya masih ada perban yang melilit yang menyembunyikan hasil karya ibuku. Kata Ibu luka di lengan Antoni begitu dalam, tapi ia tidak peduli, ia malah menyayangkan kenapa Antoni masih hidup.

Tapi, entah kenapa aku menangkap kesedihan dalam raut wajah Ibu walau hanya sekilas, atau hanya perasaanku? Ibu nggak mungkin jatuh cinta kepada Antoni, kan?

Saat perutku kian membesar, aku masih kuliah. Ketika mereka bertanya, kubilang saja aku sudah menikah diam-diam. Ada yang  percaya, tapi ada juga yang berbisik-bisik di belakangku. Namun, aku nggak peduli. Aku harus menyelesaikan skripsiku dan lulus dengan nilai memuaskan. Untungnya Ibu mendukungku.

***

Suatu ketika, Antoni menghampiriku yang akan pulang kuliah. Itulah pertama kalinya kami kembali berhadapan secara langsung. Ia meminta maaf padaku dengan sungguh-sungguh, mengakui kesalahannya yang telah mengkhianati cintaku dan melakukan kebejatan pada ibuku.

Inginku menjambak dan menampar lelaki di hadapanku, tapi aku sedang hamil, paling tidak aku harus menjaga hati dan pikiranku. Aku juga tidak menanyakan alasannya melakukan semua itu, tidak, aku tidak mau peduli. Hidupku sudah rumit sekarang ini jadi aku tidak mau memikirkan kerumitan lainnya. Aku memaafkan Antoni meskipun belum dengan segenap hatiku.

“Apa kita masih bisa berteman?”

“Kurasa nggak,” jawabku tersenyum kemudian melenggang meninggalkannya di parkiran menuju gerbang kampus.

Aku bersyukur Antoni tidak menanyakan perihal kehamilanku.

***

Kala usia kandunganku sebentar lagi 9 bulan, aku kembali bertemu dengan mantan majikanku di sebuah mall. Sore itu aku dan Ibu sedang berbelanja keperluan bayiku.

"Yasmin?" tanya Pak Jimin seolah tidak mempercayai penglihatannya.

***

Putri Permatasari, 9 September 2021, 08.14 wib.

Fan Fiction (JIMIN BTS)

Love and Life (Short Story Collection) by EmeraldWhere stories live. Discover now