3

1.1K 137 21
                                    

---

"Jangan memikirkan hal konyol."-jake menggenggam tangan sunghoon, sekedar menyemangatinya.

"Aku tahu kau ingin mati, tapi jangan mati."

"Apa aku ada waktu untuk bunuh diri?"-sunghoon menatap mata tajam Jake.

"Tidak. Aku akan balas dendam."-lanjut sunghoon membuang nafasnya panjang.

"Tidak perlu. Lagipula, dia sudah menikmati hidupnya di penjara."

"Dan jika dia melakukan hal yang sama ketika masa nya sudah berakhir, apa kau akan tanggung jawab?"- sunghoon menatap kesal ke arah jake.

---

"Kenapa sudah larut seperti ini sunghoon belum pulang?"-park jina menduduki dirinya di kasur milik cucunya.

"Jadwalnya hanya dari pagi sampai siang, tetapi dia selalu pulang larut. Sepertinya dia sangat menyukai anak muridnya itu"-ucapnya terkekeh.

Tangannya mengelus kasur milik cucunya, tersenyum tipis.

"Hyunbin-ah, sebenarnya sunghoon wajib mengetahui faktanya sekarang. Dia sudah dewasa, aku tidak bisa terus membohongi nya."

Jina memejamkan matanya, mengingat pesan yang selalu sang anak sampaikan padanya ketika masih hidup.

"Eomma, kumohon jangan beritahu sunghoon kalau aku ada hubungan dengan Yo Hoon. Kau tahu, hidup sunghoon akan sama hancurnya kalau Yo Hoon mengetahui keberadaan nya, tolong jangan sampai sunghoon berurusan dengan mafia keji itu."

Jina menggelengkan kepalanya, membuka mata dan mengusap air matanya.

"Tidak, aku tidak boleh memberitahu sunghoon, selama 10 dia hidup aman karena aku diam saja. Iya, aku harus menutup mulut dan--"

"Waeyo?"

Jina menoleh, mendapati sunghoon yang kelihatan begitu lusuh dan berantakan.

"S-sunghoon kau darimana saja nak? Kenapa kau seperti ini? Apa kau--"

"Kenapa kau membohongi ku? Kenapa aku tidak boleh tahu?"-sunghoon memotong perkataan neneknya, lagi.

"Mereka adalah orangtuaku, aku wajib tahu kebenaran tentang mereka halmoni!"

"Dan sidang? Kemana saja aku selama sidang, kenapa aku tidak tahu apa-apa. Aku merasa gagal menjadi putra mereka."

Lagi, air matanya kembali menetes.

"Sunghoon, kau ini bicara apa. K-kau pasti lelah aku sudah menyiapkan--"

"Yo Hoon,"-potong Sunghoon

"Aku menemuinya."-lanjutnya

Seolah jantung jina berhenti berdetak, kakinya lemas dan ia terduduk memandangi punggung sunghoon yang mulai mengecil dan tak terlihat.

"B-bagaimana kau.... sunghoon! halmoni selama ini sudah menyembunyikan mu. Tidak, kita harus pergi dari sini."-jina berlari mengejar sang cucu. Menahan tangannya.

"Tidak. Kita adalah korban, mengapa kita yang khawatir dan takut? Halmoni jangan khawatir, aku akan menjaga diriku."-sunghoon melepaskan tangan neneknya, memeluk tubuh lemah itu.

"Dan aku akan membalaskan dendam."

°°°

"Yak! Kau ingin aku memotong gaji mu? Kau harus mengajariku setiap hari, bukan seenak mu saja!"

Happiness Comes||JakehoonWhere stories live. Discover now