Try

2.8K 370 78
                                    

"Om,"

"Kenapa, won?"

'Can I like you?'

"Mau sampe kapan kita jadi Teletubbies begini? Gerah tau gak."






{}





Mingyu sampai di rumah sederhana miliknya yang ia beli hasil dari menabungnya selama sepuluh tahun itu. Setelah mengantar Wonwoo sampai di rumah dengan selamat sentosa Mingyu langsung pulang dan memutuskan untuk tidak mampir.

Lelaki tinggi itu melepaskan kancing leher kemejanya kemudian mendudukan dirinya di sofa empuk miliknya. Mingyu mengambil ponsel dari kantong celana lalu mencari kontak sosok berkacamata yang baru saja ia dapat tadi.

Tanpa sadar, Mingyu tersenyum melihat deretan angka yang diberi nama Arkasa Wonwoo itu. Waktu telah menunjukkan pukul setengah dua belas malam dan Mingyu sangat malas untuk sekedar membersihkan dirinya sehingga ia lebih memilih untuk membaringkan tubuhnya di sofa tersebut.

Lelaki itu menjadikan sebelah tangannya sebagai bantal dan sebelah tangannya lagi ia gunakan untuk memegang ponselnya sembari menatap kosong kontak Wonwoo yang tertera di layar ponselnya.

Pikirannya berkelana kepada kejadian dua tahun yang lalu yang tidak pernah bisa ia lupakan. Mingyu masih bingung, mengapa Wonwoo sangat tidak ingin mengingat kejadian dua tahun yang lalu itu? Kenapa tidak ingin mengingatnya?

Jika dilihat-lihat, tidak banyak yang berubah dari Wonwoo. Masih sama seperti dua tahun yang lalu. Hanya saja, Mingyu tidak menyangka bahwa sifat asli Wonwoo terkadang memang sangat menyebalkan dan ia harus akui hal itu.

Mingyu menghela napas pelan. Lelaki itu meletakkan ponselnya di atas dadanya kemudian mengubah posisi tangannya untuk menutup kedua matanya. Topik hangat di kepalanya masih lah berkutat pada sosok manis berkacamata itu.

"Kenapa dia gak mau inget gue sih? Tapi... kalo seandainya dia inget gue terus kenapa? It's not like he owe me something, is he?" Mingyu pun menatap langit-langit ruang tengahnya dalam diam.

"Do I like him? Well, he's pretty cute but I don't think I like him that way, right?" Lagi-lagi Mingyu menghela napas panjang.

"Lagi juga hati gue masih milik pak Ares... right? Ah, shit. Kenapa gue malah jadi ragu gini sih?" Mingyu menggelengkan kepalanya kecil.

"Tenang Mingyu, gue tau kenapa lo jadi kayak gini. Karena Wonwoo terlalu mirip sama pak Ares, lo jadi nganggep bahwa Wonwoo adalah pak Ares. Sadar, gyu. Wonwoo bukan pak Ares. Just forget about what happened two years ago and keep your promise to his father."

Mingyu menghela napas panjang. Lelaki itu membalikkan tubuhnya menghadap sandaran sofa seraya pikirannya melayang pada sosok manis itu. Mingyu kembali memejamkan kedua matanya berharap bahwa ia bisa berhenti memikirkan Wonwoo.

Namun, semakin Mingyu mencoba untuk berhenti memikirkan Wonwoo, semakin sulit rasanya karena eskpresi manis sekaligus seksi Wonwoo di malam itu berputar dengan liar di kepalanya. Jantungnya berdetak dengan cepat tubuhnya seakan merasa gerah sehingga ia pun saat ini membuka beberapa kancing atas kemejanya.

"Shit, gue kenapa?"

Cuplikan-cuplikan persetubuhannya dengan Wonwoo semakin berputar dengan liar di kepalanya membuat tubuh gerah. Wajahnya kian terasa memanas sehingga siapa pun yang melihat wajah hingga telinga Mingyu saat ini seakan seperti kepiting rebus.

"Don't get hard, please..." Mingyu perlahan-lahan mengintip ke area bagian bawahnya sembari berharap supaya area tubuh bagian bawahnya itu tidak menegang.

Swastamita | Meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang