Sun and Moon

2.5K 330 219
                                    

"Won—"

"Why?" Ucap Wonwoo menghentikan Minghao yang hendak memanggilnya.

"Ya?"

"Why do I feel so miserable instead of happy knowing my father's awake?"



{}


Recommended BGM for the scene - I Will Always Love You by Jurrivh (Highly Recommended!!!)

Tidak ingin Wonwoo terlalu lama untuk berlarut dalam kesedihannya, ketiga temannya itu sontak membawa Wonwoo ke rumah sakit. Tidak peduli penampilan mereka basah kuyup karena menerobos hujan dengan motor, keempatnya sontak langsung berlari ke ruang rawat inap papa Ares.

Sesampainya mereka di depan kamar rawat papa Ares, Wonwoo tampak ragu untuk masuk. Perasaannya saat ini bercampur aduk, terlalu bercampur aduk antara senang, bahagia, marah, sedih, takut, gugup, rindu, semuanya menjadi satu sehingga Wonwoo tidak mengerti bagaimana ia harus bersikap nanti.

Hoshi yang melihat keraguan di dalam diri Wonwoo hanya bisa menepuk pelan pundak Wonwoo membuat lelaki itu menoleh ke arahnya. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun Hoshi hanya mengangguk kemudian sedikit mendorong punggung Wonwoo untuk segera masuk.

"Gue sama yang lain nunggu di luar ya?"

Wonwoo pun menghela napas kecil kemudian memutuskan untuk membuka pintu ruangan tersebut dan masuk. Pintu terbuka menampilkan dokter Mares, dokter Genta tengah berdiri di samping ayahnya. Ayahnya yang kini tengah terbaring sembari tersenyum kecil menatapnya sayu.

Deg.

Wonwoo membeku, tidak percaya jika ayahnya sudah benar-benar siuman. Jutaan perasaan rindu sontak membludak menutupi rasa takut kehilangan Mingyu yang sebelumnya mendominasi. Rasa rindunya pada sosok kesayangannya itu membuat jutaan bulir-bulir air mata mendesak keluar. Wonwoo pun menggigit bibir bawahnya tidak ingin bulir-bulir itu jatuh.

Dokter Mares dan dokter Genta pun pamit keluar memberikan waktu bagi ayah dan anak itu untuk berbicara atau sekedar melepas rindu setelah sebelumnya dokter Mares menepuk sebelah pundak Wonwoo.

Hingga ketika tinggal Wonwoo dan papa Ares saja di dalam ruangan itu, Wonwoo masih berdiam di tempatnya. Papa Ares dengan lemahnya menaikkan sebelah tangannya untuk menginstruksikan Wonwoo supaya lelaki tampan itu mendekat.

"Mas..." Wonwoo pun perlahan mendekat. Lelaki itu masih menggigit bibirnya kemudian duduk di kursi yang berada di samping ayahnya masih tidak percaya bahwa saat ini ayahnya sudah sadar. Wonwoo pun menggenggam tangan ayahnya erat dengan tangan yang sedikit bergetar.

"Pah... k-kenapa wonu g-ganteng?" Tanya Wonwoo memastikan jika ayahnya itu benar-benar sudah sadar dan semua yang terjadi saat ini bukan lah mimpi.

"Karena kamu anak papah."

Tepat ketika jawaban papa Ares selesai, jutaan air mata yang sedari tadi ditahannya sontak turun dengan derasnya. Lelaki itu menunduk dan genggaman tangannya pada tangan ayahnya itu mengerat.

Ya, Wonwoo menangis sejadi-jadinya di sana, melepaskan rasa rindu kepada sang ayah yang begitu besar.

Meskipun hatinya ingin sekali membenci sang ayah, tetapi perasaan cintanya pada papa Ares begitu besar. Sosok ayah yang sangat berjasa di kehidupannya, sosok ayah yang selalu bekerja keras untuk merawatnya sedari ia kecil, menyediakan tempat tinggal yang layak, memenuhi semua kebutuhannya hingga ia tidak pernah merasa kekurangan, juga menyekolahkannya di sekolah yang selalu ternama tanpa pamrih. Sosok yang sangat mencintainya lebih dari apapun, yaitu Ayahnya.

Swastamita | Meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang