•
•25 November 1917
"MAMIIII!" Alequa berteriak penuh kegirangan.
Gadis kecil itu berlari cepat menuju kamar Mami yang berada tepat di sebelah ruang tamu.Plukk...
Alequa dengan kencang memeluk tubuh Mami yang tengah asyik membaca surat kabar di bagian hujung ranjang."Kenapa, Alequa?" Mami tersenyum tipis.
"Ini, Mi, Alequa baru saja diberikan bunga oleh Bang Aka! Kata Bang Aka, Equa cantik kalau pakai bunga ini," jelas Alequa dengan senyuman manis. Gadis itu menjulurkan sebuah bunga berwarna kuning kepada Mami.
Bunga yang ditunjukkan Alequa :
Mami membungkukkan tubuhnya, menatap lamat-lamat bunga berwarna kuning yang Alequa tunjukkan. "Bang Aka yang memberikan kamu?"
"Iya!" jawab Alequa antusias.
"Bang Aka di mana?" tanya Mami kembali.
"Itu di luar. Bang Aka sedang mencarikan bunga lagi untuk Equa!" Alequa menatap Mami dengan mata berkilau.
Mami mengambil bunga yang Alequa pegang, menyelipkannya pada telinga Alequa. Wajah lucu nan imut Alequa berseri seketika.
"Anak Mami cantik," puji Mami sambil mencubit pelan pipi bulat Alequa.
"YEAAAY!" Sorak Alequa riang.
Mami tersenyum manis, berdiri kembali, mengambil telapak tangan mungil milik Alequa. Mami menarik putrinya perlahan, berjalan membawa Alequa menuju keluar rumah.
"Bang Aka!" Mami memanggik ke arah luar. Wanita itu menatap ke sekeliling halaman rumahnya.
"Mami!!" Seorang anak kecil laki-laki muncul.
Anak kecil itu berlari dari dalam sebuah semak-semak menuju Mami dan Alequa. Rupa mungilnya lembut memeluk tubuh Mami."Allah," Mami terkaget.
Alequa langsung menarik tubuh Pria kecil itu, "Bang Aka! Bunga buat Equa mana lagi?" tanya Alequa.
Pria kecil di hadapan menyembunyikan kedua tangannya ke belakang. Ia tersenyum, "Taraaa!" Pria kecil itu menyodorkan 3 buah bunga berwarna kuning di atas telapak tangannya.
Mata Alequa berbinar, tersenyum lebar menatap bunga yang dikeluarkan pria kecil di hadapan. Alequa kemudian mengambil ketiga bunga tersebut dan melompat-lompat kegirangan.
"YEAY! YEAY! Bunga Equa banyak!" Alequa berteriak gembira.
Mami membungkukkan badan, menatap wajah pria kecil di depannya sambil mencemberutkan bibir, "Bunga buat Mami?"
"Ada," sahut Pria kecil itu. Ia mengangkat jari telunjuknya ke atas, terlihat menggemaskan, kemudian langsung berlari menuju semak-semak tempat kemunculannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEQUA
Adventure𝙆𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙝𝙞𝙙𝙪𝙥 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙚𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙝𝙖𝙧𝙖𝙥𝙖𝙣, 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙢𝙖𝙩𝙞𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙚𝙧𝙪𝙨 𝙢𝙚𝙧𝙖𝙮𝙪 𝙙𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙡𝙖𝙢𝙗𝙖𝙞-𝙡𝙖𝙢𝙗𝙖𝙞... Bagaimana rasanya membiarkan jasad insan tercinta perlahan mengurai di atas tana...