HANYUT

447 81 4
                                    

Rafael terduduk lemas. Matanya kosong menatap laut tempat Eline melompat. Tubuh Eline benar-benar tak menimbul lagi. Sebuah rasa bersalah tumbuh begitu besar seketika. Pria itu sudah melepas 2 nyawa tanggung jawabnya. Dan salah satu dari 2 nyawa itu terelakan untuk menyelamatkan nyawanya sendiri.

Gelombang air laut semakin menggulung-gulung. Sekoci penampung 10 orang itu terus terombang-ambing. Kapal yang terbakar tadi sudah jauh sekali. Terlihat seperti titik tinta pulpen yang begitu kecil.

Sungguh hati pria pemimpin pelayaran itu tenggelam dalam rasa bersalah. Suasana cekaman dari ombak yang mengancam 10 nyawa di atas sekoci itu terendam perlahan-lahan. 9 penumpang lainnya termasuk Alequa hanya tertunduk.

Kini yang dipikirkan mereka semua bukan tentang cara meringankan beban di atas sekoci lagi. Tetapi berpikir tentang apa yang akan terjadi setelah matahari terbenam dengan gelombang tengah laut yang semakin membesar. Jika saja sekoci itu terbalik karena ombak malam, maka tak akan ada yang tahu apakah 10 nyawa di atas sana dapat terjamin.

"Hei, Bung! Bagaimana dengan nasib kita sekarang? Malam akan tiba tak lama lagi dan ombak akan terus membesar! Apakah sekoci ini masih bisa bertahan? Dan bagaimana nasib kita besok? Tidak ada makanan, tidak ada air yang bisa diminum!" Pria yang memegang tongkat pendayung membentak Rafael.

Tubuh Rafael dengan lincah berdiri. Menarik baju pria yang membentaknya itu hingga tercekik. "SIAPA YANG DAPAT MENDUGA KITA AKAN BERADA DALAM SITUASI INI? KAU INGIN AKU MELAKUKAN APA? PERTANGGUNG JAWABAN APA YANG KAU INGINKAN SEKARANG? KAU INGIN KUBERI DAGINGKU UNTUK MAKANMU BESOK? INGIN DARAHKU UNTUK MINUMMU BESOK? SEPERTI ITU?"

Amarah pria itu membeludak. Alequa dan seorang penumpang pria langsung berdiri untuk melerai. Rafael akhirnya melepaskan. Pria yang membentaknya terdiam, duduk kembali.

"AKU IKUT DALAM PELAYARAN INI HANYA SEBAGAI PENUMPANG! SUDAH BAGUS KUTERIMA UNTUK MEMBANTU NAHKODA TUA ITU MENJADI PEMIMPIN PELAYARAN. DAN AKU DIPINTA MENJADI PEMIMPIN PELAYARAN BUKAN UNTUK MENJAGA KALIAN DALAM MENGHADAPI SITUASI SEPERTI INI!" Rafael lanjut membentak usai duduk. Alisnya runcing dengan wajah yang sudah memerah.

Alequa mengelus-elus dada pria itu, berusaha meredakan amarahnya. Penumpang pria yang duduk paling belakang tertunduk. Pria itu sebenarnya tak sepenuhnya salah. Tetapi waktu yang ia pilih bukanlah waktu yang tepat untuk mengadu. Sebab siapa-pun dalam situasi itu termasuk Rafael yang bahkan pandai di bidang alam pasti akan merasa terdesak. Apalagi setelah ia menyaksikan Eline yang melompat demi menyelamatkannya.

"Aku akan terus berusaha menyelamatkan kalian. Tapi janganlah terus mengeluh kepadaku. Karena yang merasakan musibah ini bukan hanya kalian. Tapi kita semua!" Mata Rafael seketika berkaca-kaca.

"Sudahlah... jangan bertengkar soal nasib ini. Lihat di sekitar kalian.. gelombang hitam lautan sudah meronta-ronta sedari tadi. Lihatlah betapa sudah tak sabarnya air garam ingin melahap tubuh kita." Wanita penjual bir memotong. Semua menoleh ke air laut.

Hening...
Hanya terdengar suara desir angin dan deburan ombak yang menyeramkan.

"Untuk apa kalian berselisih sekarang? Sekoci kayu yang sudah tua ini tak akan kuat untuk melawan gelombang laut malam yang begitu besar. Kita pasti akan berpisah sebentar lagi. Aku yakin tak lama lagi sekoci ini akan hanyut. Urusan mati atau hidup, akan ditentukan oleh takdir. Biarkan Tuhan menentukannya. Kita cukup menerima. Dan lebih baik daripada bertengkar, kita nikmati saat-saat terakhir ini bersama." Wanita penjual bir tersenyum sakit menatap seluruh penumpang.

Hening kembali. Semua mencerna perkataan gadis itu yang begitu pekat.

"Janganlah menghadap ke laut lagi. Semakin kau tatap air garam itu, semakin teganglah hatimu. Mari kita menatap ke tengah. Lihat wajah-wajah manusia yang rela menemanimu di saat-saat terakhir jika memang ajal akan datang. Mari, ikuti aku!" Wanita penjual bir menghela napas panjang. Gadis itu berusaha menenangkan seluruh penumpang.

ALEQUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang