Chapter 10 : Bersama ayah

2.1K 281 0
                                    

Ayah segera berdiri dan memanggil pelayan untuk menyiapkan makanan untukku, tak begitu lama setelah itu para pelayan datang dengan membawa banyak makanan.

Tapi tak ada satu pun dari mereka yang membawa makanan manis untukku, aku bisa memakluminya karena aku seorang pasien saat ini. Setidaknya aku bisa makan makanan enak setelah bangun dari tidurku.

"Cornelia!!" Aku mendengar pintu terbuka dengan kasar dan aku sudah tahu siapa itu bahkan tanpa meliriknya.

"Adolf?" ujar ayah.

"Sudah kuduga itu dia," pikirku dengan bangga.

"Aku mendengar kau sudah siuman, aku sangat senang dan segera berlari kemari!" ujar kakak.

"Aku tidak apa-apa, tenang saja," ucapku mencoba menenangkan.

"Kau sudah berbaring di sini selama lima hari! Kau pikir itu bisa dikatakan baik-baik saja?" sentak kak Adolf.

Lima hari? Itu terasa sangat sebentar bagiku. Ngomong-ngomong jika ku ingat kembali, kondisiku ini adalah sepenuhnya kesalahan Caesar.

Tapi saat ini aku malah mengkhawatirkannya, kenapa dia tak ada di sini bersamaku seperti halnya ayah? Apa dia mencoba menghindariku?

"Biarkan aku menyuapimu," ujar kak Adolf.

"Baik!" Aku membuka mulutku dan memakan makanan itu dengan lahap, ayah tak banyak bicara seperti biasa tapi aku tahu jika dia juga mengkhawatirkanku. Karena aku bisa mendengar semuanya dengan jelas.

"A-Apa kau ingin makan lebih banyak lagi?" tanya kak Adolf yang terkejut setelah melihatku menghabiskan tiga mangkuk sup hangat.

"Tidak, aku sudah kenyang!" jawabku jujur, "Dan karena aku sudah kenyang, bisa kah aku menyuapi Ayah makanan juga?" tanyaku.

Ayah menatapku dengan terheran-heran kemudian mengangguk, meski dia masih terus memberiku wajah tanpa ekspresinya yang datar.

"Aku juga ingin mendapat suapan dari tangan kecil adikku!" rengek kak Adolf.

"Pergi!" titah ayah dengan dingin.

"Tidak mau!" jawab kak Adolf.

"Jangan membuatku mengulangi kata-kataku lagi!" seru ayah.

Kak Adolf segera pergi dengan wajah cemberut, aku bisa mendengarnya menggerutu bahkan setelah keluar dari kamar.

Aku segera mengambil semangkuk sup dan menyuapi ayah, dia terlihat sedikit kurus dari ingatanku. Apa dia benar-benar tak memakan apa pun selama lima hari? Dia hebat!

"Tanganmu bergetar, apa kau benar-benar sudah merasa lebih baik?" tanya ayah yang melihat tanganku gemetar, "Berikan mangkuk itu pada pelayan, aku akan menghabiskannya nanti dan kembalilah tidur," ujarnya.

"Tapi-" aku berhenti berbicara saat ayah tiba-tiba berdiri dan mengambil mangkuk itu kemudian memberikannya pada pelayan.

"Aku akan keluar sebentar, jadi aku akan memanggil Alger dan pelayanmu untuk menemanimu," ujarnya kemudian pergi.

"Tidak biasanya Ayah banyak bicara seperti ini," pikirku terkejut.

Tak begitu lama setelah ayah pergi, Clara dan Alger masuk ke ruanganku dan segera memberiku banyak pertanyaan yang bertubi-tubi.

"Akhirnya Anda sudah siuman! Saya benar-benar sangat senang sampai melupakan kewajiban saya sebagai seorang pelayan!" ujar Clara.

"Ini sudah hari kelima sejak saya terakhir kali melihat Anda! Yang Mulia tak mengizinkan siapa pun masuk ke kamarnya termasuk Pangeran Adolf," jelas Alger.

Reincarnated as an Evil PrincessDove le storie prendono vita. Scoprilo ora