Chapter 17 : Bertemu kembali

1K 149 3
                                    

"Caesar, kau baik-baik saja?" tanyaku.

"Aku baik-baik saja, kenapa kau bertanya?" jawabnya.

"Kau terlihat kurang sehat," ujarku.

"Jadi, kau memperhatikan wajahku ya?" tanyanya dengan nada menggoda.

"Jangan berbicara omong kosong seperti itu, aku hanya khawatir," jawabku.

"Jadi kau khawatir?! Terima kasih, tapi aku tidak apa-apa," ujar Caesar tersenyum.

"Ke mana kita akan pergi sekarang?" tanyaku.

"Ke mana saja, aku akan mengikuti semua kemauanmu," jawab Caesar.

Sembari memakan makanan yang masih hangat aku kembali berpikir, kira-kira ke mana aku harus mencari informasi mengenai wanita itu? Menanyai semua orang di kota akan memakan waktu yang sangat lama dan itu bisa membahayakan diriku, apa perpustakaan di kota lebih besar daripada di istana? Aku tak yakin.

"Caesar, bisa kah kau membantuku? Aku tengah mencari orang yang mengingat peristiwa eksekusi seorang wanita bermata ruby," pintaku.

"Kenapa kau mencari hal seperti itu?" tanya Caesar.

"Aku hanya penasaran karena sering menemukan julukan itu di buku sejarah," jawabku.

Caesar menatapku dengan curiga, itu membuatku sedikit gelisah jika saja Caesar mengetahui maksudku memintanya seperti itu.

"Aku memang tak tahu apa maksudmu tapi baiklah, lagipula ini hal yang sangat mudah," ujar Caesar.

Caesar menarik lenganku dan berlari, aku tak tahu ke mana dia akan membawaku pergi hanya saja aku yakin jika aku mempercayainya lebih dari diriku sendiri.

Saat kami berlari aku tak sengaja menyenggol seseorang sehingga ia terjatuh dan mengaduh kesakitan, aku segera meminta Caesar berhenti dan memeriksa keadaannya dan aku terkejut!

"Tuan Osvald?!" pekikku terkejut, "Apa Anda baik-baik saja?" tanyaku khawatir.

"Eh?" Hanya itu yang aku dapat dari pertanyaanku yang penuh rasa khawatir.

Astaga! Apa aku mengungkapkan identitasku secara tak langsung?! Apa aku menarik perhatian orang-orang?! Ini gawat, bukan hanya ayah tapi kak Adolf akan marah padaku jika mengetahui ini.

"Maaf ka-karena saya telah membuat Anda terjatuh, pe-permisi!" Aku segera beranjak pergi dari sana sebelum aku berhenti karena tangan Norman yang menghentikan langkahku.

"Ini bukan masalah besar, saya baik-baik saja," ujarnya, "Ngomong-ngomong Tuan Putri, ini pertama kalinya saya melihat Anda berada di pasar. Ah, apa ini rahasia? Kalau begitu saya akan merahasiakannya," tambahnya.

Aku memang ketahuan!!

"A-Anda mengenali saya?!" tanyaku gagap.

"Tentu saja, ini menarik! Apa Anda mengubah warna mata Anda?" tanyanya.

"Ya begitulah," jawabku.

"Norman!!" Suara seorang gadis datang dari dalam kerumunan orang.

Aku panik, aku segera melepaskan tangan Norman dari lenganku dan berlari menarik Caesar untuk pergi menjauh.

"Maaf, aku akan memperbaiki kesalahan ini di lain hari!" teriakku.

Aku melihat Norman terkejut saat melihatku berlari bersama Caesar tapi kemudian ia tersenyum dan melambaikan tangannya. Aku tak tahu siapa orang yang meneriaki namanya di tengah kerumunan itu, mungkin itu adalah orang yang aku cari atau mungkin seseorang yang tak boleh aku temui sampai kapanpun.

Reincarnated as an Evil PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang