[[B]ㅡ03]

48 19 0
                                    

ㅡHappy Readingㅡ

Pagi-pagi sekali Neo Culture School telah di gemparkan oleh perempuan yang jatuh pingsan dengan badan yang sangat dingin dan pucat itu. Tentu saja oknum Cadenza Candragitha pelakunya.

Tak banyak yang mempertontonkan tubuh Cadenza, sebagian dari mereka hanya melirik dengan tak peduli sembari melangkahkan kaki memasuki sekolah itu. Dua lelaki yang memakai jas biru senada yang membedakan hanya warna gelap dan cerahnya itu segera menghampiri kerumunan siswa-siswi di depan pintu masuk gedung sekolah.

"Hei ada apa ini? Kenapa belum masuk kelas, sebentar lagi bel akan berbunyi!" teriak lelaki manis dengan jas berwarna biru cerah itu.

Mereka sontak memberi jalan untuk memperlihatkan apa yang sedang mereka lihat. "Ada seseorang yang pingsan, Jungwoo Ssaem. Yuta Sensei," seru seorang murid.

Sontak kedua guru itu terkejut karena melihat betapa pucatnya Cadenza. Dengan segera guru yang ber-nametag Nakamoto Yuta itu menggendong Cadenza. "Kenapa tidak langsung kalian angkat ke UKS, baka!" teriaknya lalu berlari masuk ke gedung sekolah diikuti dengan Jungwoo dan meninggalkan murid-murid yang menatap kesal karena diteriaki bodoh oleh guru bahasa Jepang tersebut.

Cadenza mengerjapkan matanya perlahan, mencoba menyesuaikan cahaya yang mulai memaksa memasuki netra coklat perempuan manis itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cadenza mengerjapkan matanya perlahan, mencoba menyesuaikan cahaya yang mulai memaksa memasuki netra coklat perempuan manis itu. Hal pertama yang ia lihat yaitu seorang perempuan berambut hitam pendek sedang tersenyum ke arahnya seraya mengelus kepalanya lembut.

"Syukurlah kau sudah sadar, Nak," ucapnya seraya tersenyum lalu membantu Cadenza untuk duduk dan minum karena tenggorokannya terasa sangat sakit dan kering.

"Ibu belikan bubur terlebih dahulu ya, tunggu disini," ucapnya lagi lalu melenggang pergi.

Cadenza menatap sekitar lalu menatap tangan kirinya yang terinfus itu. Ia lalu mencabut paksa jarum yang menusuk tangan mungilnya yang menyebabkan darah segar langsung menetes dari tangannya. Tanpa mempedulikan luka yang tak sakit itu, Cadenza segera beranjak dari tempat tidur UKS dan berjalan keluar walaupun pusing tengah melanda kepalanya.

"Argh, sshh. Ini dimana? Ayo Cadenza, kau pasti bisa mencari jalan keluar!" rintihnya seraya terus melangkah menyusuri kelas-kelas yang tertutup itu.

Netra Cadenza menangkap seorang perempuan mungil yang baru saja keluar dari sebuah kelas dan berjalan santai memunggungi dirinya. "Itu 'kan Ruica Jiejie, tidak mungkin."

"Ruica Jiejie!" teriaknya yang tak di dengar oleh perempuan itu.

Karena suara lumba-lumbanya sedang beristirahat, Cadenza terpaksa sedikit berlari kecil mengejar Ruica. "Ruica Jiejie!" pekiknya lagi yang sukses memberhentikan langkah perempuan mungil itu.

Tak menyia-nyiakan kesempatan, Cadenza dengan segera melangkah dan sekarang tepat berada di depan Ruica yang tengah diam membeku. "Ternyata selama ini Jiejie masih hidup dan tinggal di Bumi?!" ucap Cadenza setengah tak percaya seraya memegang bahu sempit perempuan di depannya itu.

BELIEVE || PARK JISUNGWhere stories live. Discover now