[[B]ㅡ12]

13 13 0
                                    

ㅡHappy Readingㅡ

Siang ini, ketiga sosok berperawakan dingin itu sedang berada di ruang kerja keluarga Park. Mendiskusikan cara yang tepat untuk bisa masuk ke Asgard.

"Tetap saja tidak bisa. Kekuatanku memang masih cukup untuk menembus portal hingga ke Asgard, tetapi itu akan sia-sia karena Heimdall pasti akan mengetahuinya," ujar Guanlin seraya bersidekap dada.

"Bagaimana dengan Avangers? Apa mereka bisa membantu?" tanya Chanyeol seraya menatap kedua anak angkatnya itu dengan raut serius.

Ruica menggeleng sebagai jawaban. "Perjalanan ke Asgard bukan seperti dari Bumi ke Bulan, Papa. Menuju ke sana membutuhkan kekuatan di luar batas kemampuan manusia. Keberadaanya nyata, tetapi makhluk biasa tak bisa melihat dan menemukannya."

"Mungkin aku bisa pergi ke Asgard dengan jaminan membawa bukti-bukti bahwa Cadenza tak bersalah. Mother Irene pasti akan mengizinkanku masuk ke Asgard, selaku diriku adalah murid kesayangannya," tutur Guanlin sedikit menyombongkan diri.

Ruica menatap Guanlin ragu, dia masih mempertimbangkan perkataan kekasihnya barusan. "Jika warga Asgard mengetahui kedatanganmu, maka kau akan dibunuh. Lagi pula, tidak mudah untuk mengumpulkan bukti kejadian bulan lalu, kau harus kembali ke masa lampau."

"Yup benar, apa masalahnya? Itu hal yang mudah, aku hanya tinggal merekam kejadian itu dan menunjukkan kepada warga Asgard kebenarannya," ucap Guanlin sambil menatap kekasihnya itu bingung.

"Bukan itu! Yang akan kau hadapi kali ini adalah Loki Laufeyjarson, bisa saja dia memberi perangkap saat kau kembali ke masa lalu. Dia itu licik dan pintar, dan aku tidak ingin kau terperangkap di dalam dimensi masa lalu itu!" geram Ruica saat Guanlin bersikap santai, seolah-olah tidak akan ada bahaya yang menantinya.

"Tenang saja, aku akan meminta bantuan Sunghoon nantinya. Ayo, bantu aku menyiapkan semuanya untuk pergi ke Asgard," ujar Guanlin seraya beranjak dari tempat duduknya.

Ruica ikut beranjak dan menatap Guanlin sangsi. "Kau bersungguh-sungguh akan pergi ke Asgard?!"

Anggukan yang hanya didapatkan oleh Ruica. "Tidak! Kita bisa mencari jalan lain, aku tidak ingin kau meninggal."

"Hei, tenanglah. Aku akan baik-baik saja," ujar Guanlin seraya menenangkan kekasih mungilnya yang mulai terlihat panik.

"Kalau begitu, aku ikut!" seru Ruica seraya menahan pergelangan baju Guanlin.

Chanyeol ikut beranjak dari kursi kebesarannya setelah mendengar penuturan dari kedua anak angkatnya. "Kalau begitu, Papa tidak akan mengizinkanmu."

Ruica menatap sang papa tak percaya. "Jadi, Papa akan membiarkan kekasihku meninggal begitu saja?!"

"Bukan seperti itu baobei. Papa tidak ingin kau terluka, di dunia kelam ini Papa hanya memilikimu," ujar Chanyeol dengan lembut.

"Dan membiarkan Guanlin meninggal?! Pa, kami dibuang dari Asgard karena aku yang berhubungan dengan Guanlin. Kami saling mencintai dan hubungan antara keturunan Dewa dengan keturunan penyihir yang pernah hampir membunuh Dewa Zeus beserta semesta ini sangat ditentang oleh para Dewa dan penduduk di Asgard. Masyarakat serta para Dewa telah memberikan keringanan untuk kami dengan syarat kami mengakhiri hubungan terlarang ini, tetapi aku yang tidak ingin! Guanlin mencoba menjelaskan dengan baik-baik kepadaku bahwa kami masih bisa berteman dan dia berkata bahwa bukan dirinya yang tidak ingin berjuang, tetapi Alin memikirkan nasib diriku kedepannya dan pandangan warga serta Dewa pada Baba Tao."

"Tetapi aku yang masih tidak ingin berpisah dan menyeret Guanlin dalam masalah besar ini, dan sekarang dia akan turun tangan lagi dalam masalah keluarga Odin dengan taruhan nyawanya kembali?! Tentu saja aku tidak akan membiarkannya! Ini adalah urusan keluarga kami!"

BELIEVE || PARK JISUNGWhere stories live. Discover now