[[B]ㅡ09]

19 14 0
                                    

ㅡHappy Readingㅡ

Cklek.

Pintu ruangan rawat inap vvip yang sedang di tempati oleh anak bungsu keluarga Park terbuka, menampakkan dua lelaki jangkung yang berpakaian casual masuk seraya membungkuk memberi salam pada tiga orang yang berada di dalam. Salah satu dari mereka meletakkan keranjang buah yang sempat mereka beli di atas kabinet yang berada tepat di sebelah brankar perempuan berkulit seputih susu tersebut.

"Pagi Uncle! Saya Eric dan ini teman saya Hyunjin. Kami berdua teman Mina," ucap Eric seraya tersenyum pada Chanyeol yang hanya menganggukkan kepala singkat.

Atmosfer yang berada di dalam ruangan sangat tidak bersahabat. Chanyeol, Guanlin, dan Ruica hanya menatap mereka dengan pandangan datar dan dingin, ciri khas keluarga Park. Sementara Hyunjin memiliki sifat dan watak yang sama, jadi hanya tersisa Eric yang dapat mengubah suasana mencekam ini. Namun sayangnya, si empu secerah matahari itu ikut tegang dan sedikit takut menatap ke arah Chanyeol.

"Kau anak dari Minhyun 'kan?" tanya Chanyeol pada Hyunjin, yang hanya mendapat anggukan dari lelaki tersebut, membuat dirinya berdecih kecil. "Sangat berbeda dengan kembaranmu yang ceria itu ya."

"Dia bukan ceria, melainkan tak memiliki urat malu. Tolong, jangan samakan aku dengan dirinya," ujar Hyunjin seraya tersenyum tipis.

Chanyeol terkekeh mendengar penuturan Hyunjin. "Kemari, duduklah. Aku akan pulang karena urusanku masih banyak, Guanlin dan Ruica apa kalian ingin pulang? Kalian belum istirahat selama empat hari ini."

"Tidak. Siapa yang akan menjaga Cadenza?"

"Cadenza?" gumam Eric saat mendengar Guanlin menyebutkan nama yang terdengar asing bagi telinganya.

Ruica menginjak kaki Guanlin keras, ia lalu melotot galak ke arah kekasihnya itu. "Maksud dia Mina. Cadenza adalah panggilan yang kami beri khusus untuk keluarga."

"Yup! Keluarga Park memang memiliki nama masing-masing yang hanya akan kami pakai saat sedang berkumpul keluarga," tambah Chanyeol tak ingin memperkeruh keadaan. "Baiklah, Papa akan ke kantor. Jika terjadi sesuatu segera hubungi Papa, oke?" lanjut Chanyeol seraya mengusap pucuk kepala Ruica dan Guanlin lalu pergi.

Eric dan Hyunjin yang menyaksikan aksi elus kepala tersebut terdiam kagum. Walaupun mereka terlihat dingin, ternyata Chanyeol tampaknya sangat memanjakan kedua anaknya.

"Kami hanya bersikap dingin dan cuek kepada orang luar, ketika bersama keluarga atau orang tersayang, kami akan sangat hangat," ujar Guanlin saat tahu isi pikiran dari kedua pemuda tampan di depannya.

"Apa ada perubahan dengan kondisi Mina?" tanya Hyunjin sambil melirik ke arah Cadenza yang masih setia memejamkan matanya.

Hyunjin dan Eric memang baru kali ini berkunjung setelah empat hari Cadenza di rawat. Tetapi mereka telah berada di rumah sakit sedari empat hari itu pula untuk menemani Jisung yang menjaga Minju.

Ruica menghembuskan nafas lelah, ia berjalan mendekat dan menggenggam tangan kanan sang adik yang tak terbalut infus. "Tidak ada sama sekali perubahan. Dia masih nyaman untuk menutup mata, entah apa yang sedang dia lakukan. Aku harap, kebahagiaannya yang di sana tidak akan merebutnya dariku dan membawanya pergi."

"Puitis dan drama sekali," bisik Eric yang langsung mendapat tamparan kecil dari Hyunjin.

"Dasar bodoh! Bagaimana jika itu adik atau Ibumu, ha?!" bisik Hyunjin seraya memincing ke arah Eric.

Guanlin yang mendengar hanya terkekeh seraya tersenyum, membuat lengkungan di matanya tertoreh pada wajah indah itu. "Dia sangat tahu apa yang terjadi pada adiknya. Ruica sejujurnya memiliki hati yang sangat sensitif dan anaknya juga sangat overthinking."

BELIEVE || PARK JISUNGWhere stories live. Discover now