[[B]ㅡ10]

49 16 0
                                    

ㅡHappy Readingㅡ

Jari-jari panjang yang sibuk membelai tekstur lembut dari perempuan Denza berhenti, menjalar naik ke selang oksigen yang membalut mulut serta hidung Cadenza. "Maaf," gumam pemuda Lee tersebut lalu mencoba menarik selang yang menyalurkan oksigen sebagai pertahanan hidup Cadenza.

Cklek.

"Ji?"

Belum sempat selang oksigen itu terlepas, panggilan halus dari seseorang itu berhasil menghentikan aksi gila Jisung yang berusaha membunuh Cadenza. Dengan terpaksa ia memberhentikan pergerakan tangannya dan berbalik untuk melihat siapa yang berani-beraninya menggagalkan aksi keji miliknya.

"Yena?"

Perempuan itu, Choi Yena. Berjalan masuk seraya meletakkan roti yang ia beli di atas meja, lalu kembali berjalan ke arah Jisung, mengambil tempat di sebelah kanan Cadenza sementara Jisung berada di sebelah kiri.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Yena seraya memandang Jisung penuh curiga. Perempuan Choi tersebut tak sempat melihat apa yang di perbuat oleh adik sahabatnya itu karena posisi Jisung yang membelakanginya.

"Aku ingin membetulkan letak selang oksigen Mina, tadi sedikit tersenggol dengan lenganku ketika membenarkan posisi kepalanya," alibi Jisung lalu membenarkan letak selang oksigen di hidung Cadenza.

Yena hanya mengangguk-anggukkan kepala lalu mendaratkan bokongnya di kursi yang telah tersedia di belakangnya. Ia menatap Cadenza yang tidur dengan damai. "Apa dia belum sadar juga?"

Jisung mengangguk sebagai jawaban, lebih memilih membuka ponselnya dan bermain game. Sementara Yena hanya menatap wajah tenang Cadenza seraya tersenyum kecil. Jika di lihat-lihat, Cadenza itu imut dan manis, pikir Yena.

"Apa kau kemari karena perintah dari Park itu?" tanya Jisung berbasa-basi.

"Tidak. Sebelum kemari aku memang sudah mengabarinya, dia berkata ada Eric dan Hyunjin yang menjaga sementara dirinya dan Guanlin sedang pulang sebentar," kata Yena yang tahu isi pikiran Jisung. Lelaki di depannya ini pasti mengira bahwa Yena kemari karena Ruica yang tak percaya pada pemuda itu walaupun kenyataannya memang begitu.

Karena tadi Eric sempat menelpon Ruica untuk memberitahukan bahwa Cadenza telah mereka berdua titipkan pada Jisung, dan Ruica meminta Yena untuk menjaganya. Hei, Ruica sekelas dengan Yena dan Minju ngomong-ngomong.

"Cih. Aku masih tak habis pikir, bagaimana bisa kau berteman dengan keluarga psikopat?" decih Jisung seraya melipat kedua tangan di depan dada.

Yena tersenyum menanggapi pertanyaan dari Jisung. "Selama aku tidak menyenggol keluarga mereka, aku tidak masalah dan tidak akan dalam bahaya. Mereka tak sejahat yang kau pikir Jisung-ssi."

"Lagipula, itu hanya masa lalu," lanjut Yena masih dengan senyuman yang tak hilang dari wajahnya.

Jisung memutar bola mata jengah. "Kau percaya akan hal itu? Kita tidak bisa menebak jalan pikir setiap orang, dan kau bukanlah seorang sasaeng yang dapat mengetahui seluk beluk tentang mereka. Kau adalah anak kelas unggul, bagaimana bisa otakmu tak kau gunakan dalam hal berlogika?"

"Terserah," jawab Yena cuek. Lama-lama ia muak juga dengan adik dari Minju ini.

"Eh?"

BELIEVE || PARK JISUNGWhere stories live. Discover now