pt. ii

307 67 8
                                    

"Asmaraloka, Bentala Asa"
Length : 10k words
written by : johnj_

.

mention of nsfw, cheating
Don't Like, Don't Read

.

"Belum tidur, Mas Harsa?"

Kapita Kawiswara itu terperanjat kaget tatkala mendengar bariton rendah dari Jatmiko menyapa kedua rungunya di tengah malam. Ia lantas menoleh sembari mengeratkan kardigan tipis yang dibawanya dari kota sebelum akhirnya mengangguk canggung.

Niat hati hendak menyeduh semangkuk mie instan atau secangkir susu hangat justru berakhir tertangkap basah oleh sang empunya rumah.

Kalau begini, kan, ia sendiri yang malu, rutuk Harsa dalam hati.

"Mau jalan-jalan ndak, Mas?" tanya Jatmiko lagi. Membuat Harsa yang sibuk menunduk mengamati sandang yang tengah dikenakannya sontak mengangkat wajahnya menatap paras rupawan pemilik konservasi kecil-kecilan itu dengan terkejut.

"Malam-malam begini?"

"Iya. Ndak ada hantu, kok. Aman kalau sama saya."

Penulis muda itu mencebik. Laki-laki ini masih saja meledek ketakutannya dengan sosok astral yang disebut hantu itu. "Emangnya Mas Jatmiko pawang hantu?" guraunya.

"Iya, khusus buat Mas Harsa aja." Lelaki Tjakrabirawa itu berseloroh, reflek menciptakan semburat merah muda di kedua belah pipi Harsa yang sedari tadi dibelai oleh angin malam. "Omong-omong, saya harus menunjukkan sesuatu buat Mas Harsa. Itung-itung penyambutan atas masuknya Mas di konservasi kecil ini."

"Apa itu, Mas?"

"Ikut saya aja. Tapi hati-hati, ya? Soalnya tangganya licin karena lumut."

Tanpa melonggarkan kardigan yang membungkus tubuhnya erat, Harsa lalu segera mengikuti sosok bertubuh jangkung di hadapannya meniti anak tangga satu persatu menuju sayap kanan dari rumah panggung yang ditempati keduanya. Satu anak tangga, dua anak tangga terlampaui hingga menyentuh akhir dari tangga itu. Barulah rasa penasarannya yang sedari tadi bercokol di dalam hati lenyap tanpa sisa tatkala kedua netra madu milik Harsa mendapati hamparan kartika bertabur di atas gelapnya langit malam bak sekumpulan berlian.

Indah sekali.

Ia berani bertaruh jika dirinya tak pernah melihat langit sejelita ini selama dua puluh empat tahun dirinya hidup di dunia.

"Mas, ini..."

Jatmiko tersenyum sembari menatap lamat-lamat wajah pemuda yang tengah terkagum-kagum itu dengan sorot mata lembut. Melihat reaksi Harsa, dirinya merasa seperti sedang berkaca pada masa lalu. Kepada saat-saat dimana dirinya yang masih belia, menjejaki tanah subur ini bersama sang ayah untuk pertama kalinya dan memutuskan untuk menetap saat bintang-bintang menyihirnya di minggu pertama pada bulan Februari.

Maka, dengan mengabaikan segala kecanggungan yang mungkin akan membungkus erat keduanya kelak, Jatmiko lantas merangkul bahu rapuh milik kapita muda itu akrab sembari menunjuk bintang yang paling terang sinarnya.

Sang bintang utama di konstelasi Canis Major, Anjing Besar. Sirius.

"Selamat datang di Bentala Asa, Harsa. Tanah dari segala harapan para penghuninya."

.
-to be continued-

Asmaraloka, Bentala Asa [JAEMHYUCK]Where stories live. Discover now