epilogue (ii)

316 56 1
                                    

"Asmaraloka, Bentala Asa"
Length : 10k words
written by : @johnj_

.

mention of nsfw, cheating
Don't Like, Don't Read

.

Bentala Asa, 20XX

"Sayang, kaus favoritku yang kamu jemur kemarin ada di mana?"

Sayup-sayup seorang lelaki berteriak dari belakang rumah sebelum akhirnya melangkah terburu-buru menyusul Harsa yang tengah sibuk menyiapkan sarapan sembari bertelanjang dada. Mengabaikan raut wajah terkejut, sosok itu terus mengitari rumah, berusaha mencari kaus polo favoritnya sampai ke sudut-sudut ruangan.

"Dicari dulu pelan-pelan, ih. Lagian kemarin aku taruh di kamar, masa kamu ngga lihat?"

Harsa mengomel gemas. Ditinggalkannya nasi beserta lauk yang masih mengepulkan uap hangat di atas meja guna mencari pakaian yang sedari tadi diidamkan sang suami di dalam kamar. Manik matanya tanpa sengaja melirik ke arah Jatmiko yang hanya menggaruk tengkuk kikuk.

"Aku cari-cari ndak ketemu tuh, Yang." Jatmiko mencicit. Berusaha memberi pembelaan walau pun sia-sia saja, sebab kini kedua retinanya mendapati kaus polo yang dicarinya berada tepat di tangan mungil Harsa yang teracung.

"Ini apa?"

Jatmiko terkekeh canggung. Diambilnya fabrik lembut itu dengan lembut sembari mencubit pipi Harsa yang kian tembam dari hari ke hari. Menyisakan decakan pura-pura yang terlantun dari birai merah muda sang submisif yang kini bermanja-manja dengan memeluk tubuhnya erat.

"Habis ini jangan lupa sarapan. Aku udah masakin tumis kangkung kesukaan kamu sama tempe goreng," tutur Harsa sambil menyudahi acara peluk-memeluknya dan beralih mengecup pipi Jatmiko sepintas.

"Kayanya, aku ndak sarapan hari ini, Sayang."

Manik kapita Kawiswara itu mengerjap bingung. Entah apa yang membuat suaminya mendadak enggan menyantap sarapan yang telah ia buat pagi ini. "Loh, kenapa?"

"Ada patroli hutan mendadak. Aku takut terlambat."

Si kapita Tjakrabirawa lantas mengenakan pakaiannya cepat-cepat sembari berjalan keluar dari kamar dengan menenteng sepatu boots yang sempat diletakkannya di depan pintu. Sementara itu sesekali netranya menatap jam yang bergerak menunjukkan pukul delapan. Sama sekali tak menyadari raut kecewa tergurat tipis-tipis di paras lembut Harsa.

"Kamu beneran ndak apa-apa?" Jatmiko bertanya sangsi. Ditatapnya paras lembut milik Harsa yang berusaha untuk tetap tenang lamat-lamat. Berusaha mencari sedikit riak di atas permukaan.

"Ngga apa-apa. Lagian memang tugas Mas, kan, buat patroli? Aku ngga masalah, kok."

Harsa berujar ringan seraya tersenyum. Tanpa sadar membuat sang suami reflek menghela nafas lega sembari mengusak kecil surai ikal kapita bertubuh mungil tersebut.

"Aku pastiin buat pulang saat jam makan siang," imbuhnya seraya melangkahkan kaki menuju pintu keluar. Sementara itu si lelaki Kawiswara mengikutinya dengan langkah kecil.

"Eum, hati-hati. Alat P3Knya udah dibawa, Mas?"

"Udah, kok."

"Jaket? Bekal? Air minum?"

"Udah, Sayaaaang." Jatmiko lantas terkekeh begitu kedua rungunya mendapati nada khawatir terselip di dalam pertanyaan suami mungilnya. Seolah-olah baru saja mendengar suatu hal yang menghangatkan hati.

Asmaraloka, Bentala Asa [JAEMHYUCK]Where stories live. Discover now