Mimpi

22 3 0
                                    

Renata masih menatap langit-langit kamarnya, tak jarang air matanya masih mengalir. Bagaimana bisa dalam hitungan hari hidupnya akan berubah namun tak ada siapapun yang bisa diajak bercerita?

Setahun yang lalu, Renata hancur, ia ditinggal oleh kedua orangtuanya untuk selamanya, mereka meninggal dalam kecelakaan pesawat. Mereka meninggalkan Renata sendirian, 

Perempuan itu seperti kehilangan dunianya, bagaimana tidak selang 3 hari setelahnya, ia menemukan kekasihnya berselingkuh. Hatinya remuk.

Seminggu setelahnya, perusahaanya bangkrut. Usahanya gulung tikar, ditipu ratusan juta oleh karyawannya sendiri.

Renata seperti bermimpi, mimpi buruk yang tak kunjung usai, hatinya tak diberi jeda. Ia tak bisa bernafas. 

Ada malam-malam ia merasa bahwa semua harusnya selesai, namun Jordan menyelamatkannya berkali-kali.

Renata seperti mayat hidup, ia hanya mengurung dirinya di rumah, melakukan pekerjaan sampingan sebagai seorang pembuat pastry. Menerima orderan dari media sosial, setidaknya itu bisa membuatnya sedikit melupakan kehidupannya yang sepperti mimpi tak kunjung usai.

Berkali-kali ia meminum obat tidur hanya untuk membiarkan badannya beristirahat.

Malam ini, ia kembali teringat kedua orang tuanya. Ia mengambil fotonya diapit dengan Papi dan Maminya di depan jembatan San Fransisco.

Renata memang menghabiskan masa pendidikannya di luar negeri, karena pekerjaan Papinya sebagai staff kedutaan. 

Maminya Renata seorang musisi, ia memainkan cello di orchestra, Renata menatap foto itu.

"Mi, Pi, Renata mau nikah sama Jordan, ya meski pernikahan ini akan usai dalam waktu 3 tahun, Renata mau nikah loh ini...seandainya kalian masih ada, pasti sekarang sudah repot banget mengurus semuanya. Renata berniat baik untuk membalas kebaikan Jordan Mi, Pi... Dia udah mau ngurusin Renata selama setahun belakangan. Gapapa ya?"

Renata membalikan badannya dan mengelap foto itu perlahan.

"Life is easier when you are with me..." Renata memandangi foto orang tuanya.

Tak lama ponsel Renata berdering.

*Nadif is Calling*

Nadif: Ren, Kamu bener akan nikah sama Jordan?

Renata: Iya...

Nadif: Kamu serius?

Renata menarik nafas.

Renata: Kenapa memangnya?

Nadif: Enggak, aku kaget aja dari jutaan orang di luar sana, kenapa harus sama Jordan?

Renata: Ya, memangnya aku gak heran? dari jutaan orang kamu harus selingkuh sama Tira? sudah dia membawa uangku, dan merebut kekasihku...Terus, kamu mau apa emang kalau aku nikah sama Jordan? 

Nadif terdiam.

Nadif: Tapi aku berani sumpah waktu itu aku dipelet sama Tira, sekarang aku udah gak ada apa-apa lagi..

Renata: Aku gak butuh penjelasan, Dif...Kalau kamu telepon untuk omongin ini doang mending tutup aja deh..

Renata menahan kesal.

Nadif: Iya, Aku minta Maaf...yaudah istirahat, Bye...

Renata menutup  telepon. Dan membuang ponselnya.

Ia mematikan lampu kamar dan tidur,

***

Renata duduk di bangku, ruangan bernuansa kayu itu dipenuhi oleh lukisan bergambar kaktus. Ia mengambil sebuah buku di rak. Cover buku berwarna merah muda, berjudul "Nebula" Renata duduk dan membuka halaman buku itu, halaman pertama bertuliskan.

"Malam panjang ku dan angin berhembus dari jendela, tirai terbuka aku melihat punggungnya, ia sedang menatap laut di malam hari, langit berwarna ungu, biru dan bercampur kerlip bintang, Aku tahu itu bukan di Bumi, karena ketika aku melihat sekelilingku aku berada di ruang hampa udara..."

Renata menutup buku itu, seketika udara terasa dingin, angin berhembus tirai jendela bergoyang, di depannya ada sosok pria memakai kaus berwarna cokelat susu sedang menatap jendela, Renata berjalan menuju  pria itu. Pria itu berbalik, Renata tak bisa melihat wajahnya, Pria itu menarik badannya dan mencium bibirnya. Dari ujung mata Renata melihat langit malam dengan kombinasi warna yang tak pernah ia lihat. Ungu, dengan biru dongker dan ditaburi gemerlap bintang malam. Sekelilingnya tak ada udara. Renata sadar apa yang ada di buku itu terjadi sekarang.

Renata melepas ciuman pria itu, ia bertanya "Siapa Kamu?"

Pria itu menunjuk langit dan mengatakan "Nebula..."

Renata terbangun dari tidurnya, mulutnya masih bisa merasakan ciuman barusan...

Ia terduduk dan mencari ponselnya, jam menunjukkan pukul 06:00 Pagi. Ia bergegas ke kamar mandi.





Siapa Nebula?

NebulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang