Awal Hidup

17 2 2
                                    

Kehidupan lama berganti dengan siklus kehidupan baru.

Angin semilir menyentuh wajah Ken, dan membangunkannya dari tidurnya semalam, Ia menatap meja dimana ia merebahkan kepalanya semalaman.

Ia membenarkan posisi duduknya. Mengucek matanya.

Ia tiba di rumahnya, namun langit terasa sedikit berbeda, Ia menuju jendela. 

Ken sadar ini adalah mimpinya.

Ia menaruh buku catatannya di rak buku.

Dan berusaha bangun.

Namun bayangan Akame terus menghantuinya.

Jika kini ia telah terpisah raga dengannya untuk selamanya, Ken berharap bisa memutar waktu lagi.

Ia berdiri dan mengambil kursi.

Ken berdiri di atasnya, dengan tali temali di tangan kanannya.

Ia menggantungkan tali itu di langit-langit kayu.

Ken memasukkan wajahnya, ia menyeka air matanya.

"Jika dengan cara ini, aku bisa mengulang waktu ku bersama Akame... Akan aku lakukan"

Ia bergumam dalam hati.

Tak lama lehernya terasa sesak, kakinya mulai dingin. 

Dan bangkunya terjatuh.

Kaki Ken menggantung...

***

Jordan terbangun dari mimpinya.

Badannya penuh keringat.

Nafasnya naik turun, lehernya terasa sakit.

Ia mencari gelas dan meminumnya.

Renata yang sudah bangun duluan kaget melihat reaksi Jordan.

"Lo kenapa?" Tanya Renata

Jordan hanya terdiam dan memegangi lehernya, ia berjalan menuju kaca kamar hotel dan melihat lehernya.

Jelas masih terasa bagaimana tali goni itu mengikat lehernya yang lembut.

Namun tidak ada bekas apapun di lehernya.

Jordan hanya duduk.

Renata menghampiri,

"Kenapa leher lo? Gondongan?" Renata dengan polos bertanya

"Enggak.."

Jordan masih murung, masih mencerna apa yang dilihatnya di mimpi itu.

"Lo mandi gih, hari ini kita pindah ke rumah kan?" Renata tersenyum

Wangi parfum Strawberry dari rambut Renata memecah keheningan suasana.

"Iya, lo udah siap?" Jordan mengucek matanya.

Renata mengangguk.

Jordan berjalan ke kamar mandi dan bersiap.

***

Nadif sedang mengikuti kelas Bahasa Jepang dan ia duduk di paling depan. 

Jepang sedang memasuki musim dingin akhir tahun.

Nadif duduk sambil memegang  mantel berbahan suede warna hijaunya.

Tiba-tiba ia merasa pusing.

Nadif melihat bayangan di pojok kelas.

Seorang laki-laki berpakaian kuno sedang berdiri membawa buku.

Nadif melihat laki-laki itu menghampirinya dan memberikannya sebuah buku bersampulkan merah muda.

NebulaWhere stories live. Discover now