Bab 12 - Pertempuran Melawan si 'Putih' [✅]

42 7 0
                                    

Perlahan demi perlahan, Aident, Kisha dan Leo bergerak maju satu per satu berusaha tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Sesekali mereka menoleh ke arah makhluk besar berwarna putih itu, yang tengah mendengkur pelan di pojok ruangan samping kiri pintu masuk.

Satu demi satu anak tangga mereka pijak dengan begitu hati-hati. Masalahnya tangga ini sudah sangat lama tidak terawat. Permukaannya jadi agak licin ketika dipijak. Kalau sampai salah satu dari mereka terpeleset, beruang kutub raksasa itu pasti akan langsung terjaga dan menyerang mereka dengan brutal.

Syukurlah, mereka telah berhasil sampai di lantai bawah dengan selamat. Tetapi sialnya, sepertinya beruang itu sudah menyadari keberadaan makhluk lain yang telah memasuki teritorinya. Kini tubuhnya mulai bergerak gelisah, seperti akan segera terjaga dari tidur lelapnya. Jantung Kisha berdegup kencang bukan main melihat pergerakan itu, begitu pula Aident. Masalahnya beruang kutub di hadapannya ini tampak jauh lebih besar dari pada yang ada di Bumi. Padahal itu saja sudah sangat mematikan menurut penuturan para ilmuan dan penjelajah yang pernah meneliti pergerakan beruang kutub. Kisha sampai mengeluarkan keringat dingin di tengah badai salju ini, saking berdebarnya membayangkan bagaimana jika ia harus melawannya nanti. Akankah ia selamat?

Dan baru saja Kisha membayangkan hal mengerikan itu, tiba-tiba saja kelopak mata beruang itu yang dilapisi bulu putih tebal dengan warna senada dengan salju, kini mulai bergerak perlahan, lalu kemudian terbuka dan menunjukkan bola mata hitam pekatnya yang menatap marah ke arah Aident, Kisha serta Leo yang tengah berdiri tepat di hadapannya. Mereka pun mematung seketika, bola mata mereka menegang, terlebih ketika makhluk itu mulai bangkit berdiri menunjukkan kegagahannya.

Suara auman membahana di setiap sudut ruangan, hingga membuat bangunan ini terasa bergetar hebat. Kisha hanya bisa menutup telinga serta matanya saat ini, tidak tahan dengan auman kengerian sang beruang kutub raksasa. Sementara Aident yang lebih cekatan, ia segera mengeluarkan pedang dari sarungnya, bersiap untuk menyerang walaupun ukuran tubuhnya kalah jauh dengan makhluk itu.

Melihat Aident yang tak gentar menghadapi auman Si Putih, Kisha ikut memberanikan diri menatap nanar kepada makhluk itu, sambil tangannya siap siaga dengan busurnya.

“Leo!” seru Kisha sambil meneguk salivanya. “Aku ingin kau segera keluar sekarang juga!”

“Tapi bagaimana—”

Ucapan Leo langsung terputus karena Kisha berseru lagi.

“Kubilang sekarang, Leo! Cepat!!!”

Mendengar Kisha berseru selantang itu, Leo hanya bisa menurutinya walau sebenarnya ia ingin menolak. Gadis itu pasti khawatir sekali kalau Leo lah yang akan menjadi incaran pertama Si Putih. Makhluk itu tentu bisa mendeteksi kalau Leo berasal dari habitat yang sama dengannya, yaitu pelataran bersalju. Di tambah dengan status mereka yang sama-sama predator, tentu saja instingnya akan langsung tertarik untuk menyerang Leo.

Setelah Leo berhasil mengamankan diri di luar, kini yang tersisa hanyalah Aident dan Kisha beserta beruang besar itu. Akan tetapi, di saat mereka tengah mencari celah untuk menyerang, Si Putih malah sibuk menggeram-geram sambil menatap ke arah Leo keluar tadi. Benar ‘kan, Leo lah yang akan di incarnya pertama kali. Kisha tidak bisa membiarkan ini. Si Putih bisa saja berlari keluar tiba-tiba dan langsung menerkam Leo.

Dan karena kekhawatirannya itu, Kisha jadi gegabah dan langsung menembakkan anak panahnya tanpa strategi supaya bisa mengalihkan perhatian Si Putih dari Leo.

Itu memang berhasil. Panah Kisha yang menancap di lengan besarnya sukses membuat perhatian makhluk itu teralihkan. Tetapi kini, dia tampak menatap serta menggeram marah pada dua orang di hadapannya, yaitu Aident dan Kisha.

Mottania : The Legend's Ice Sword [TAMAT]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu