Bab 3 - Pria Asing dari Dunia Lain [✅]

1.3K 126 7
                                    

Mata biru Aident menatap Kisha dari belakang dengan sorot pandang penuh tanya. Sebenarnya Aident tengah memikirkan beberapa kejanggalan dari gadis yang tengah berjalan di depannya ini. Entah kenapa ia merasa kalau Kisha agak berbeda dari manusia kebanyakan yang tinggal di dunia ini. Dia juga memiliki sifat dan kebiasaan yang terbilang aneh untuk bisa dibilang manusia biasa.

Yang pertama, Kisha sangat tempramen dan sensitif. Oke, mungkin ini kedengaran wajar karena manusia pada umumnya juga banyak yang seperti itu. Tapi menurut Aident, tempramen Kisha ini agak terlalu berlebihan. Lalu yang kedua, dia juga terlihat sangat membenci manusia padahal dia sendiri adalah seorang manusia. Benar-benar aneh, bukan? Dan yang ketiga, mengapa dia bisa melihat makhluk Mottania yang berkeliaran di dunia manusia padahal orang lain tidak? Aident jadi curiga, jangan-jangan gadis ini adalah salah satu Mottarian yang mengungsi ke dunia manusia. Apalagi dia juga tinggal di hutan dan hidup bersama harimau sebesar itu. Dia benar-benar tidak wajar untuk bisa di bilang manusia biasa.

Tapi kemudian Aident segera menggeleng pelan. Ya, jika dipikir lagi itu mustahil, sih.

Aident pernah membaca sebuah buku tentang hutan ajaib di Mottania yang konon katanya bisa membuka portal menuju dunia manusia-dulu Aident tidak memercayai itu, tapi kini ia sudah membuktikan kebenarannya langsung karena telah mengalaminya sendiri tadi siang. Dalam buku itu mengatakan bahwa, hanya pada waktu tertentu saja portal itu akan terbuka. Dan yang bisa melewatinya pun hanya orang yang benar-benar terdesak saja-seperti Aident yang terdesak lantaran di kejar-kejar oleh para Orc.

Selain itu, dalam buku itu juga tertulis, jika ada makhluk ber-aura negatif yang berhasil melihat keberadaan portal itu dan melewatinya, maka kekuatannya akan melemah. Oleh karena itu Lord Glacio menyebutnya daerah terlarang. Karena selain hutan itu akan melemahkannya, hutan itu bahkan tidak bereaksi apa pun terhadap sihirnya.

Dari fakta itu Aident menyimpulkan, mungkin memang masih ada setitik kemungkinan kalau Kisha berasal dari Mottania. Tapi rasanya itu hampir mustahil. Karena bisa saja 'kan, alasan Kisha tinggal di hutan ini, itu karena dia anak tidak beruntung yang dibuang oleh keluarganya ke tempat ini, lalu di rawat oleh harimau putih besar yang hampir saja membunuh Aident tadi siang. Ya, rasanya itu masih jauh lebih masuk akal dari pada menebak kalau gadis itu berasal dari Mottania. Tapi tetap saja, Aident masih bertanya-tanya dalam hati, kenapa Kisha bisa melihat keberadaan Orc di dunia ini? Padahal harusnya hanya orang-orang dari Mottania saja yang akan bisa melihat keberadaan monster yang berkeliaran di dunia manusia.

"Hei, tuli!" Kisha berseru tiba-tiba yang langsung membangkitkan Aident dari lamunannya.

Aident menatapnya tak senang. "Kau ini kenapa, sih?!"

"Kau yang kenapa?!" seru Kisha lagi sambil menunjuk wajah Aident dengan berani. "Aku sedari tadi bicara denganmu tapi kau tidak mendengarkannya, kan?! Kalau begitu potong saja telingamu. Percuma saja terpasang jika tidak digunakan dengan baik!"

"Apa kau bilang?!" Aident mendelik tersinggung. "Aku ini tidak tuli! Kau saja yang bicaranya terlalu pelan!"

"Pelan katamu? Cih! Sudah salah tapi tetap saja tidak mau kalah! Dasar manusia tidak tahu diri!"

"Mengapa kau selalu mengolok-olok manusia padahal kau sendiri manusia?!"

"Aku memang manusia. Tapi tidak mereka yang ada di luar sana, apalagi seperti dirimu!" Kisha menjawab ketus dengan sorot mata mengilat marah.

"Oh, ya?"Aident mengangkat sebelah alisnya mencibir. "Kau percaya diri sekali menilai dirimu lebih baik dari orang lain. Sadarlah! Yang menilai seseorang itu orang lain, bukan dirimu sendiri! Kau bahkan tidak lebih baik dari mereka!"

Kisha merengut kesal di bilang seperti itu. Tapi ia memutuskan untuk tidak membalas lagi. Ia bisa benar-benar naik darah nanti, membuat penyakit saja! Ia a pun hanya menabrak bahu Aident kasar lalu melangkahkan kakinya dengan cepat menjauhi pria itu. Sementara Aident tertawa puas lantaran merasa menang.

Mottania : The Legend's Ice Sword [TAMAT]Where stories live. Discover now