Bab 14 - Rencana Lord Glacio [✅]

808 83 13
                                    

Di kursi takhta dalam Istana Kristal, tengah duduk seorang pria dengan gagahnya. Ia mengenakan mantel biru tebal, jari jemarinya yang terlihat lebih panjang dari ukuran yang seharusnya tengah sibuk memegang sebuah benda. Cermin kristal sakti yang bisa menampakkan pemandangan suatu objek yang ingin ia pantau, mata esnya menatap antusias pada benda itu.

Perlahan, sudut bibirnya mulai terangkat begitu melihat objek yang terpantul dalam cermin. Hingga kemudian merekah sempurna, ia lantas meletakkan kembali benda itu di pangkuannya.

Kini, jarinya saling berpagut bergerak-gerak, seolah mengisyaratkan kalau empunya sedang memikirkan suatu hal picik. Lalu tiba-tiba ... tawanya membahana, membuat ruangan di mana ia berada saat ini seperti berguncang. Semua pelayan, budak dan prajurit yang ada di dekatnya pun bersiaga, takut sekali akan menjadi sasaran empuk emosinya. Baik itu emosi marah ataupun bahagia, bagi mereka Lord Glacio sangatlah mengerikan.

“Mendekatlah!” serunya kepada para Orc dan Minotaur yang ada di hadapannya. Membuat mereka sontak saling pandang takut, sebelum akhirnya segera menuruti perintah tuannya.

Kemudian, Lord Glacio kembali meraih cermin berharganya dan menyerahkannya pada salah satu dari Minotaur. Makhluk itu tampak bingung untuk sesaat, tetapi segera menurut untuk melihat apa yang ditampilkan dalam benda ajaib itu. Yang lain pun ikut mengerubung ingin melihatnya bersama-sama. Dan begitu manik binatang mereka menyaksikan pemandangan yang tengah terputar bak adegan film, semua sontak terbelalak.

Cermin itu menampakkan seekor Unicorn yang memiliki warna aneh, berbeda dengan Unicorn kebanyakan yang warnanya putih. Unicorn itu memiliki bulu dengan warna keunguan, dan yang lebih anehnya lagi dia bisa menghilang setelah terbang. Mereka—Minotaur dan Orc yang selama beberapa tahun terakhir ini menjadi budak Lord Glacio—menatap takut ke arahnya. Tanda bertanya.

Mengerti tatapan itu, Lord Glacio berdiri lalu turun dari kursi takhtanya. Ia berjalan mendekati sebuah dinding yang memiliki ukiran wanita cantik bertanduk di dahi. Ya, itu adalah ukiran Yuni. Lord Glacio tersenyum penuh maksud melihat siluetnya.

“Setelah sekian lama menunggu, kini akhirnya aku dapat melihat wujudmu dalam bentuk Unicorn,” gumamnya sambil membelai wajah Yuni pada ukiran itu. “Kau begitu pandai bersembunyi rupanya. Yuni ... Unicorn ke seratus, Unicorn terkuat dan terlangka, Unicorn yang setetes darahnya saja bisa membuat siapa pun menjadi lebih kuat. Akhirnya aku menemukanmu.”

Lord Glacio menyudahi gumamannya dengan tawa mengerikan. Sementara para budak yang mengikuti pergerakannya dibuat keheranan, tak mengerti kenapa tiba-tiba Yuni bisa terdeteksi oleh cermin sakti itu padahal sebelum-sebelumnya tidak pernah bisa. Sayangnya walau sudah saling tatap mencoba mencari jawaban dari satu sama lain, tidak ada satu pun di antaran para pengikut Lord Glacio itu yang mengetahui jawabannya.

Hingga akhirnya, salah satu di antara mereka memberanikan diri untuk bertanya.

“Ampun, Tuan. Tetapi kami ingin bertanya, mengapa tiba-tiba Unicorn itu bisa tertangkap oleh cermin saktimu? Apakah ini sebuah keberuntungan?”

Lord Glacio tersenyum miring. Ia lantas menjawab dengan senang, “Tidak, ini bukan keberuntungan. Ini ... kecerobohan.  Asal kau tahu, setetes darahnya amat berarti bagi siapa pun, termasuk bagi dirinya sendiri. Karena jika setetes saja darah itu diminum oleh orang lain, maka kekuatannya akan melemah cukup drastis.”

Lord Glacio kembali berjalan ke singgasananya. Namun ketika baru sampai di tengah aula, ia kembali berbalik.

“Itu sebabnya aku mengumpulkan kalian di sini saat ini!” serunya tiba-tiba. “Aku ingin kalian tangkap Unicorn itu hidup-hidup.”

“Ta-tapi, Tuan ...." Seorang Orc membantah takut-takut. “Bagaimana cara kami menangkapnya sedangkan dia selalu berada di tengah udara? Se-sementara kami hanya bisa menginjak daratan.”

Mottania : The Legend's Ice Sword [TAMAT]Where stories live. Discover now