chapter 16

1.1K 148 0
                                    

Kutukan Bulan Merah

Sei Ling yang keluar ikut rombongan pemuda di desa untuk berburu, berjalan pelan pelan ke belakang. Dia terlihat waspada terhadap musuh sambil memegang panah seakan akan mencari mangsa. Ketika para pemuda itu lengah, dia mengeluarkan burung pipit dari lengan bajunya dan menerbangkannya ke langit.

Sei Ling yang mengetahui bahwa mereka yang akan kehilangan ingatan saat berjarak seratus mil, hanya memiliki spekulasi bahwa jika burung pipit tidak dapat kembali dalam tujuh hari. Berarti dia tersesat, tapi jika dia kembali maka tempat ini tak bisa memblokir hewan.

Sei Ling dan sekelompok pemuda terus berjalan ke hutan. Mereka yang sudah akrab dengan hutan terlihat berjalan dengan mudah. Mereka yang baru belajar agak linglung. Sei Ling sendiri yang merupakan salah seorang petinggi di militer langsung beradaptasi dengan hutan sekitar.

Rong Bai yang kembali menjadi Ming Tao terus menjalankan aktivitasnya sebagai Ming Tao di desa, seorang pemimpin suku.

Malam itu, Rong Bai seperti biasa kembali ke ruangan
di mana Ming Tao di sekap.

Rong Bai menghela napas.

"Apa kamu benar benar membeciku ?", tanya Rong Bai bernada sedih.

"Bagaimana aku tidak sedih, kamu ingin mengorbankan saudara", Ming Tao berteriak marah tanpa khawatit dengan keadaanya.

Rong Bai yang naik darah melempar napan yang berisi nasi, sayur sayuran dan lauk pauk dengan marah. " APA KAMU TIDAK TAHU BAHWA AKU MELAKUKAN INI UNTUKMU DAN ANAK KITA. ANAK KITA MING TAO. DESA INI ADALAH DESA TERKUTUK. AKU INGIN KALIAN BERDUA SELAMAT. Karena aku mencintai kalian berdua. Aku mohon".

Rong Bai yang suaranya melemah, merosot di tanah dengan lemah. Dia terlihat frustrasi dan sorot matanya menampakkan keputus asaan.

Ming Tao mengigit jarinya, ia menangis. Ia tau bahwa Rong Bai berniat baik. Tapi yang di korbannya adalah saudaranya.

Desa mereka dulu adalah desa yang berasal dari alam lain. Tempat ini di sebut tanah dewa. Dunia magis bergabung di dalamnya. Suatu ketika, desa mereka di datangi seorang perempuan yang cantik. Kepala desa jatuh cinta dengan gadis itu. Akan tetapi dia juga memiliki seorang istri.

Awalnya desa mereka tidak ada larangan untuk berpoligami, sehingga pernikahan menjadi lancar. Beberapa tahun kemudian tempat mereka banyak di datangi oleh orang orang baru.

Kepala desa yang awalnya selalu menjakan istrinya kini terbagi karena dia memiliki dua istri. Awalnya istri pertama memklumi dan selalu menutupi kegembiraannya karena kepala desa sering perhatian kepada istri termudanya. Tapi suatu ketika kepala desa ingin menceraikannya. Istri pertama lalu marah, letusan kekuatan magis menyebabkan rumah panggung dan rumah warga di sekitarnya hancur.

Dengan api cemburu dan amarah yang besar, ia melesat kerumah kepala desa dan membunuh istri muda yang tengah hamil tua.

Kepala desa yang terlambat tidak bisa menyelamatkan nyawa istri mudanya. Dia melihat bahwa istrinya berubah menjadi setan dengan amarah membumbung. Bertepatan malam itu, bulan di langit berwarna merah darah. Bayangan di sekitar desa seperti di sirami darah.

Istri tertuanya lalu menyerang kepala desa dengan membabi buta. Karena tidak seimbang istri pertama kepala desa kalah dan mati. Tapi di sela sela kematiannya ia mengucapkan kata kata kutukan.

"Desa ini akan bisa menerima orang tapi mereka akan lupa ketika mereka keluar dan mati. ANAK yang berasal dari orang laut akan mati Mereka yang menikah dengan orang juga akan mati dengan perlahan. Mereka yang berpoligami juga akan mati pada malam pertama pengantinnya baik itu mempelai perempuan atau laki laki. Mereka akan bisa melepaskan kutukan ketika seseorang mengorbankan seorang putra heaven yang melahirkan kaisar heaven".

Setelah istri pertama kepala desa mengucapkan sebuah mantra ia kemudian mati. Oleh sebab itu banyak orang menamainya dengan kutukan bulan merah.

Saat ini seorang prajurit berlari ke istana dan menyampaikan pesan kepada kasim. Kasim itu lalu pergi dengan tergesa gesa. Dia kemudian menyerahkan sebuah pucuk surat. Surat itu di gulung sehingga besarnya hanya sebatang lidi. Ketika Tian Hongjun membukanya di dalamnya di tulis empat dewa dan 7 hari.

"Gunung Feng Xuan Qin Long", seru Tian Hongjun.

"Bukanlah itu gunung suci yang mulia", kata kasim di sampingnya.

Gunung Feng Xuan Qin Long adalah gunung suci yang berada di 4 negara besar, Yunan, DongXian, kaum bar bar, dan Xue. Gunung ini menjadi gunung sentral yang bebas dari kekuasaan siapa pun. Konon katanya tempat ini seakan di lindungi oleh mantra magis. Tempat ini di juluki tanah dewa. Empat gunung mewakili empat negara yang mengampitnya. Tak ada satupun orang yang bisa masuk kesana, karena ketika keluar mereka akan kehilangan ingatannya dan linglung bahkan menjadi gila.

"Balas suratnya", kata Tian Hongjun.

"Baik yang Mulia", jawab kasim.

"Aku menemukanmu juga akhirnya sayang. Tunggu aku", Tian Hongjun berucap sambil melihat langit. Dia bisa membayangkan bahwa senyum istrinya masih terhias semarak musim semi di langit.

[END][BL]The Evil Emperor Fall In Love By SVDWhere stories live. Discover now