chapter 29

906 108 3
                                    

Kembali; Mencapai Ibukota

Setelah di tegur istrinya, Rong Bai dengan canggung pergi menemui Mo Chang An untuk meminta maaf. Mengetahui itu, Tian Hongjun mengejek habis Rong Bai dan mengatakan bahwa dia tidak jantan sama sekali melainkan seperti wanita rumahan yang malu malu. Wajah Rong Bai menghitam seperti pantat panci, dia hanya bisa menggertak giginya dengan kesal.

Rombongan Tian Hongjun masih beristirahat karena Zhang Fei menyarankan Ming Tao untuk tidak bergerak banyak setelah melahir. Bayi Ming Tao di beri nama Rong Ming oleh Rong Bai.

Setelah seminggu perjalanan tertunda, akhirnya mereka berangkat. Perjalanan tak memakan waktu banyak yaitu hanya seharian. Di kereta yang besar, bayi Mo Chang An asyik bercengkraman dengan 7 putranya di dalam buayan. Usia mereka sudah lebih satu bulan dan putra putranya tidak merayakan anggur bulan purnama. Tian Hongjun masuk dan mendapati istrinya melamun.

Dalam sekali tarik orang langsung masuk ke dekapannya. "Kenapa melamun, katakan padaku?"

Di bawah perasaan yang akrab dan nyaman, Mo Chang An melemah dan menyandarkan kepalanya di dada yang kokoh. "Putra kita belum merayakan anggur bulan purnama, aku merasa bersalah?"

Mendengar keluhan little Wife-nya, Tian Hongjun mengeratkan pelukannya di pinggang. "Tidak masalah, aturan tak berlaku untukku. Saat kita kembali, anggur bulan purnama para pangeran akan di laksanakan. Jangan sedih, ini salahku kurang perhatian terhadapmu dan putra putra kita."

Di bawah bujukan Tian Hongjun, perasaan gelisah Mo Chang An hilang. "Yang Mulia benar benar anti hukum" ledeknya.

"Hehe..."

Ketika sore, rombongan itu mencapai ibukota. Dinding kota yang setinggi 100 meter di bangun dari batu bata biru dengan pondasi baja sebagai pengokohnya. Para pejabat dan abdi dalam menunggu sendari tadi berbaris rapi di depan pintu gerbang menyambut kaisar dan permaisuri.

Ketika Tian Hongjun dan Mo Chang An keluar, seluruh pejabat membungkuk hormat dan mengucapkan kata kata suci. Namun Tian Hongjun tak suka formalitas, dia segera membubarkan para pejabat dan melaju ke istana Phoenix tempat permaisuri dan beristirahat.

Mo Chang An di seret paksa oleh Tian Hongjun ke dalam kamar karena berisi keras ingin melihat putra putranya.

"Aku juga putramu, kenapa tidak kamu perhatikan?" Tian Hongjun berkata dengan kesal.

Mo Chang An segera berhenti memberontak dan mendapati bahwa Tian Hongjun cemburu. "Pfff....hahaha..." Mo Chang An segera tertawa hingga meneteskan air mata.

"Yang Mulia apakah kamu cemburu? Hm.. Jun Wang cemburu rupanya" Mo Chang An berjinjit untuk merangkul Tian Hongjun dan mematuk bibirnya sebentar.

"Jangan marah, oke. Baiklah, bayi besarku akan tidur. Hehe... Aku punya putra tambahan yang imut." Tian Hongjun tersenyum dan memeluk pinggang istrinya seperti lem.

Di bawah belain Mo Chang An, kini giliran Tian Hongjun yang di seret ke ranjang naga, di rebahkan dengan hati hati dan didekap pelan. Dia senandungkan lagu sebelum tidur, benar benar seperti anak kecil. Tapi Tian Hongjun senang. Setidaknya dia mendapat perlakuan istimewa. Kasim Ji mundur dengan pelan dan kaget. Dia tak menyangka Huangdi Mogui adalah orang yang bisa bertingkah manja terhadap Permaisuri Mo.

Keduanya tidur nyenyak tidur dengan Mo Chang An yang memeluk Tian Hongjun dan sang Empu membenamkan kepalanya di perut istrinya.

Tian Hongjun terbangun dan mendapati hari sudah malam. Dia pelan pelan melepas rangkulan Mo Chang An dan menyelipkannya di dalam selimut naga. Dengkuran halus terdengar ketika Mo Chang An menghembuskan nafas. Tian Hongjun tersenyum dan menyentuh pelan hidung istrinya dan keluar dengan meninggalkan kecupan.

Dia pergi ke kamar mandi dan segera bersalin menggunakan jubah Naga. Setelah berpakaian rapi, kasim Ji melaporkan beberapa peristiwa penting.
Sebelumnya urusan negara sementara Tian Hongjun serahkan kepada Tang Ziyou, tangan kanan Tian Hongjun.

Ketika sampai di ruang belajar Kaisar, Tian Hongjun bisa melihat bahwa bibir Tang Ziyou bisa di gantung seekor babi.

Tang Ziyou adalah tiga orang dari teman Tian Hongjun yang dia percaya. Dua diantaranya adalah  Shan Qikun, Marshal pasukan kekaisaran dan Xu  Wangyang, Perdana Menteri Kekaisaran.

"Salam kaisar" Meski perasaan tak ikhlas, Tang Ziyou masih memberi hormat kepada atasannya.

Tian Hongjun mengangguk dan melambaikan tangan ke arah Kasim Ji. Kasim Ji kemudian menunduk hormat dan mundur meninggalkan ruangan belajar.

"Aiqing Tang, kamu sudah menyelidiki masalah yang di temukan oleh Zhang Yongki?" Tian Hongjun mengambil gulungan laporan yang ada di meja dengan santai.

"Wei Chen sudah menyelidiki dengan baik Yang Mulia. Meski kaum bar bar tidak bermaksud melakukannya tapi dengan diamnya tindakan kita, perbatasan sungai Yan diam diam mereka tarik. Meski tak ada penduduk sekitar tapi itu adalah daerah rumput yang baik untuk peternakan sapi dan domba." Tang Ziyou maju kedepan dan menyerahkan peta militer yang sudah di lingkar tanda merah.

"Marshal Shan saat sekarang tengah menunggu instruksi dari anda Yang Mulia" lanjut Tang Ziyou.

Tian Hongjun memandang peta itu sambar berkata: "Pancing domba untuk memakan rumput segar dan biarkan mereka perlahan lahan masuk ke jebakan."

Tian Hongjun menunjuk salah satu daerah yang di tandai di peta. Tang Ziyou melihat dan mengangguk mengerti.

Tujuan Tian Hongjun sangat sederhana yaitu membiarkan musuh lengah menggunakan trik manipulasi. Musuh akan berpikir bahwa mereka tidak tahu apa apa. Jika itu adalah kerajaan lain, Tian Hongjun tidak akan menggunakan trik bodoh ini. Tapi kaum bar bar hanya orang orang yang kuat tapi otaknya sangat berpikiran sempit. Terutama daerah rumput di pesisir sungai Yan yang merupakan perbatasan kerajaan adalah godaan terbesar bagi mereka. Penduduk kaum bar bar hidup berpindah pindah. Daerah yang sering mereka incar adalah padang rumput yang merupakan sumber makanan bagi ternak mereka.

"Awasi juga kerajaan lain, ini akan membuat mereka waspada terhadap kita" Tian Hongjun bersandar di kursi naga miliknya dan masih menatap peta.

"Jika perang pecah, seperti yang ku perintahkan kepada Zhang Yongki, jangan sisakan hal baik sedikit pun" Tian Hongjun beranjak dari duduknya dan pergi.

Tang Ziyou membungkuk hormat. "Wei Chen mengerti."

[END][BL]The Evil Emperor Fall In Love By SVDWhere stories live. Discover now