2. AMBISI

9.5K 1.4K 36
                                    

Benar dugaan Ray. Menipu preman di gang-gang sempit nyatanya sangatlah mudah. Hanya bermodalkan dokumen manipulasi, ia bisa mendapatkan lebih dari dua ratus juta secara tunai. Surat tanah yang ia gadaikan pada preman-preman itu hanyalah tempat pemakaman umum di ujung pulau Jawa. Sengaja tempat yang ia ambil di luar Jakarta, sebab dengan begitu penipuannya bisa berjalan mulus dan lancar. Preman-preman tersebut akan membutuhkan waktu lama untuk benar-benar menyadari jika alamat yang tercantum di surat tanah itu hanyalah tempat pemakaman umum yang kotor fan tertinggal.

Kelicikan Ray tidak sampai di situ, sebab dokumen palsu itu tidak ia gadaikan pada satu rentenir ilegal saja, melainkan pada beberapa rentenir ilegal yang ia ketahui baik lewat kenalan, lewat SMS spam yang sering masuk dan juga lewat internet. Dengan begitu, uang yang masuk padanya akan lebih banyak dan para rentenir ilegal itu akan saling cekcok terlebih dahulu, sebelum menyadari jika mereka sudah ditipu oleh Ray. Dan yang terakhir, Ray tidak akan memasukkan uang-uang itu ke dalam rekening bank, sebab hal itu bisa mempermudah pelacakan dari pihak kepolisian. Ia bahkan sudah menarik semua uang di rekeningnya sebelum menutup seluruh akun perbankannya.

Rencana Ray sejauh ini berhasil. Ia meraih catatan kecil yang sudah ia sampul hingga menyerupai Injil saku. Setidaknya dengan begitu, tidak akan ada yang tahu- dan tidak akan ada yang peduli bahwa- Injil saku tersebut sebenarnya berisi catatan-catatan kotornya. Setelah ia berhasil mendapatkan uang, yang perlu dilakukan oleh Ray sekarang adalah berpakaian dan bersikap selayaknya orang-orang konglomerat. Ray memutuskan untuk memangkas rambutnya yang awalnya sepunggung kini menjadi potongan bob. Ia juga mewarnai rambutnya dengan warna cokelat gelap, sehingga penampilannya kini berubah.

Hal terakhir yang harus dilakukan Ray adalah mencari koneksi konglomerat, sebagai tiketnya agar ia bisa ikut dalam fashion show high-end brand impiannya. Sembari melancarkan rencananya, Ray menyewa sebuah kamar di hotel bintang lima yang berada di pusat kota. Ray sudah bersumpah bahwa ia akan menikmati semua hal yang tidak pernah ia nikmati dulu, sebelum ia bunuh diri nantinya.

Ray mematut dirinya di cermin. Matanya berkilat-kilat penuh ambisi.

Ia tidak akan mundur.

Tidak? tanya hati nuraninya.

Tidak, jawabnya mantap, membunuh hati nuraninya sendiri di detik yang sama.

***

"Gavyn," panggil Tatyana pelan, membuat Gavyn tersadar dari lamunannya.

"Hm?" gumam Gavyn pelan.

"Kamu yakin mau bachelor party kita minggu depan? Mepet banget." Tatapan Tatyana kembali berlabuh pada wajah Gavyn yang tampak berpikir sejenak dalam keremangan mobil.

"Aku free-nya segitu," jawab Gavyn lagi. "Nggak mepet kok. Itu mudah diurus."

"Aku agak sibuk minggu-minggu itu, soalnya kan ada fashion week. Kamu bukannya juga masuk invitation list ya?"

Keluarga Gavyn adalah salah satu dari beberapa orang Indonesia yang berhasil memasuki lingkaran haute couture rumah mode Perancis. Tamu-tamu haute couture bukanlah tamu sembarangan dan lingkup itu sangatlah eksklusif. Sulit untuk bisa memasukinya jika tidak memiliki koneksi yang kuat dengan desainer atau pun orang-orang di balik organisasi haute couture itu. Bukan tanpa alasan, keluarga Gavyn kini menjadi salah satu invitation list acara bergengsi tersebut. Mamanya adalah penggemar berat haute couture, apalagi dari rumah mode Chanel. Sang desainer pun tahu akan hal itu, maka ia selalu menyimpan satu look spesial untuk mama Gavyn.

(Haute couture, bahasa Indonesianya adibusana. Pakaiannya sangat ekslusif dan biasanya hanya diproduksi 3 pieces di seluruh dunia. Kebanyakan dikerjakan oleh tangan daripada mesin)

HOW TO BE A (FAKE) CRAZY RICH✔Where stories live. Discover now