28. Bukan Pilihan

163 30 3
                                    

Seperti biasa, Pelangi akan memilih untuk makan siang sendiri di sudut kantin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seperti biasa, Pelangi akan memilih untuk makan siang sendiri di sudut kantin. Dia memang sudah tidak takut lagi untuk bertukar sapa dengan teman-teman sekelasnya. Bahkan, beberapa orang yang dulu menganggapnya aneh kini berbalik menjadi bersikap baik. Nmun, untuk makan siang bersama, mereka masih sama-sama canggung. Selain itu, Pelangi juga butuh kesendirian.

Dia menoleh ke arah koridor kantin. Tepatnya pada sepasang kekasih yang makan satu meja di mana si cowok membersihkan sudut bibir kekasihnya. Lalu, keduanya saling melempar senyum dan tatapan penuh kelembutan. Kejadian itu sukses membuat Pelangi teringat akan Hersya.

"Ya ampun, anak kecil satu ini. Masih aja suka belepotan kalau makan."

Pelangi berdecih sembari menundukkan kepala. Mau sampai kapan kamu inget Hersya terus, La? Lupain dia. Dia udah bahagia sama April. Kamu harus mulai fokus sama kebahagiaan kamu sendiri.

Kepala Pelangi terangkat kembali. Dia memilih untuk membuka novel yang dibeli bersama Rajash kemarin. Baru halaman pertama, ingatan Pelangi kembali tertuju pada Hersya.

Jangan salahkan hati yang telah menyayanginya. Jangan salahkan logika yang tidak bisa menghentikan perasaanmu. Cinta adalah anugerah yang patut disyukuri. Dengan akhir yang penuh kebahagiaan atau harus merelakan, cinta tetap pertanda bahwa kita adalah manusia yang penuh kasih dan sayang. Kehadirannya adalah alasan mengapa kita adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna.

Demi apa pun, Pelangi juga tidak pernah berniat menjatuhkan hatinya pada Hersya untuk yang kedua kali. Dari awal, dia tahu Hersya memiliki hubungan khusus dengan April. Kasih sayangnya terlihat jelas saat dia menoleh dan tersenyum pada April saat sapaan pertama mereka. Hanya saja, Pelangi tak sanggup melawan kehendak hatinya untuk kembali mencinta.

***

"Lho, kamu di sini?" tanya Pelangi. Dia terkejut mendapati Hersya ada di balik etalase toko kue langganannya, Toko Kue Bu Yumi.

Walaupun sempat terdiam, akhirnya Hersya melempar senyum juga. "Iya. Ini toko kue ibu gue. Kalau sore dan gak ada tugas, gue yang jaga."

Hersya langsung bangkit dari duduknya supaya bisa melihat wajah Pelangi lebih jelas. Sungguh, cewek itu sangat cantik dengan dadanan feminin. Walaupun tampak sederhana, tetapi berhasil memancarkan kecantikan yang dimilikinya dengan sempurna.

Kaus merah muda dipadukan dengan rok span sekutut berbahan jins. Rambut pendek Pelangi hanya dihiasi dengan bando putih. Sedangkan kaki jenjangnya mengenakan flatshoes merah mengkilat. Sling bag juga berwarna senada tersampir di bahu kecilnya.

Merasa ada yang salah, Pelangi memperhatikan penampilannya. "Kenapa? Ada yang salah sama baju aku, ya?"

"Eh?" Hersya tersadar dari lamunannya. "Enggak, kok. Gak ada yang salah. Gue cuma ... terpesona."

Pelangi kembali menoleh ke arah Hersya. Untuk beberapa detik, dia mampu bertukar pandang dengan cowok itu. Sebelum akhirnya mengaku kalah dengan membuang muka.

Melodi Tentang Kita [Tamat]Where stories live. Discover now