Condolences {25}

762 110 5
                                    

Oktober 30 (??.??) AM

Semi, Akaashi, Kuroo, dan Kenma menghadiri pemakaman seorang mantan siswa Shiratorizawa, Goshiki Tsutomu. Di sepanjang perjalanan memasuki rumah duka, mereka semua hanya mendengar teriakan putus asa yang menyedihkan dari para tamu maupun keluarga sang almarhum.

Dan juga, pemakaman ini bisa dibilang sangat menyedihkan karena upacara pemakaman ini digelar hanya untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mayat yang sudah menjadi abu. Yang di mana abu tersebut diambil di lokasi kebakaran, dan jelas bahwa abu tersebut pasti sudah tercampur dengan abu mayat-mayat lainnya, atau bahkan sudah tercampur dengan abu dari gedung bangunan sekolahan yang besar itu.

Selama upacara pemakaman berlangsung, mereka semua terlihat sangat sendu. Dan itu tentu bisa membuat siapa saja merasa pilu dan terobek-robek melihatnya.

Melihat wajah menderita para keluarga Tsutomo, membuat Semi menjadi teringat kembali dengan para keluarga korban yang lainnya. Keluarga korban yang kehilangan anaknya karena peristiwa mengerikan ini.

Di sisi lain juga para keluarga tidak dapat memakamkan para almarhum dengan layak karena jasad utuh para mayat itupun tidak ada. Semi pun yakin kalau mereka semua juga pasti melakukan upacara pemakaman seperti cara bagaimana keluarga Goshiki melakukannya. Dan mungkin juga di antara abu yang dipungut oleh keluarga korban lainnya, terdapat abu milik Tsutomu dan begitupun sebaliknya.

Hal mengerikan seperti itu dapat dikhawatirkan bisa menjadi salah satu cara untuk membuat anggota keluarga korban menjadi gila dan stres karena kehilangan keluarga yang mereka sayang dengan cara yang tragis.

"Kami turut berbelasungkawa atas kematian putra anda"

Semi dan lainnya ikut membungkuk memberi hormat.

"Kalau begitu, kami permisi dulu"

"Tunggu-"

"Iya?" sahut Semi.

"A-Apakah Tsutomu semasa hidupnya telah berhasil menjadi seorang teman yang baik untuk kalian semua?"

Semi membelalak dan mencoba untuk tidak menahan nangis.

"Yeah he did, he did it....."

"Kalau begitu maka syukurlah... Dan terima kasih untuk kalian semua karena sudah mau menjadikan Tsutomu sebagai teman kalian"

Kedua orang tua Tsutomu membungkuk hormat kepada mereka.

"Tentu saja" sahutnya.
_______________________
Oktober 30 (??.??) AM

"Semi-san, jangan menangis ya" Akaashi mencoba menghibur Semi.

"Iya, dadaku masih sangat sesak sekali. Aku bahkan tidak bisa tidur semalaman"

"Semi!"

"Wakatoshi-kun?"

"Kenapa hal mengerikan ini bisa terjadi kepada sekolah kita?"

"Aku belum tahu hal ini lebih jauh, tapi aku akan men-"

"Tolong ya?" kode Ushijima dengan pandangan mata intens dan memiliki berjuta-juta harapan di dalamnya.

Jantung Semi berdetak hebat.

Wakatoshi-kun...
Aku sebenarnya ti-

"Tentu saja Ushijima-san, kami akan ikut serta dalam penyelidikan kasus ini. Kami juga menduga kalau kasus itu terjadi karena kesengajaan pihak yang tidak diketahui dan kami berjanji kalau kami akan menangkap pelaku itu secepatnya" Akaashi berbicara tanpa koma.

Lagi-lagi, aku hanya menghambat
Aku bahkan kalah profesional dari anak buahku sendiri

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu"

Ushijima Wakatoshi memasuki mobil dan pergi meninggalkan mereka semua yang masih terdiam seperti patung di depan gerbang pagar rumah keluarga Goshiki.

"Terima kasih Akaashi, aku berhutang padamu"

"Itu sudah menjadi tanggung jawabku untuk membantumu, Semi-san" ucap Akaashi sembari tersenyum.

"Dan semuanya, sekali lagi aku mohon maaf ya. Kalian telah menyewaku tapi justru aku yang menjadi penghambat kasus yang sangat serius ini dan sangat penting untuk kalian"

"Kami berdua juga mengerti kok. Kami juga mengenal tentang anak-anak Shiratorizawa dan juga Tsutomu-kun, dan tentu saja kami berduka atas ini"

"Iya, aku juga sangat mengerti tentang hal ini. Tidak usah dipikirkan ya" sahut Kenma.

Semi mengangguk pelan.

"Oh ya, tadi aku mendapat kabar kalau Oikawa-san sudah keluar dari rumah sakit dan sekarang dia sedang berada di kantor polisi untuk proses interogasi" tutur Akaashi.

"Itu berita baik. Tapi apakah para polisi-polisi itu mau memprioritaskan kasus kita? Secara, kasus mengenai kebakaran itu malah menjadi topik yang sangat ramai di kalangan masyarakat dan biasanya polisi pasti selalu mementingkan kasus yang seperti itu bukan?"

"Itu juga kekhawatiranku, bisa saja mereka tidak membiarkan kita untuk mendapatkan bagian untuk menginterogasinya dan bahkan untuk berbicara sebentar pun sepertinya masih tidak bisa"

"Tenang saja, aku yang akan berbicara dan menyelesaikan persoalan tentang itu"

"Terima kasih banyak, Semi-kun"

Kalian tidak perlu berterima kasih kepada seorang penghambat yang baru saja meringankan sedikit beban yang dibuatnya kepada kalian itu
Tidak perlu.....

chapter terpendek :(

Teacher Loves U (Yandere! Oikawa x Reader)Where stories live. Discover now