Chapter VIII

2 1 0
                                    

Assalamu'alaikum wr.wb. Ngga jawab salam dosa lho ...

Tolong jangan membenciku,
karena, sifatku.
Yang buruk di masa lalu.

Al___

Happy reading.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Itu Salma kan?" tanya Rahid sambil menunjuk ke arah seseorang yang sedang menuju kantin.

"Iya. Tapi sama siapa ya?" bingung Vira dengan keadaannya, karena, setahu Vira Salma tidak terlalu dekat dengan orang asing. Terkecuali diajak bicara dulu.

************

"Coba lo panggil aja Vir! " perintah Tanjung pada Vira yang melirik Vira sekilas. Setelah itu, ia melihat Salma, sedangkan Vira mengakguk pertanda mengiyakan.

"Salma!" teriak Vira memanggil Salma. Karena, Salma ingin pergi ke tempat yang berada di pojok kiri. Sementara itu, Salma pun mengerti atas panggilan Vira, segera saja mengajak orang yang berada di sebelahnya untuk ke tempat Vira.

"Assalamu'alaikum." Salam Salma saat telah sampai di meja Tanjung dkk. Dengan melambaikan tangannya dan menarik kursi di sebelah Vira, sedangkan orang yang tadi bersama Salma, diam berdiri di belakang Vira dan Salma.

"Wa'alaikumsalam," jawab serempak mereka, kecuali Tanjung dan Vira.

"Kamu bawa siapa yank? tega kamu selingkuhin aku." Dramatis Tanjung sambil memukul - mukul dadanya berpura - pura kecewa.

"Ah ... ini. Emm, kenalin, ini Ke ...,"

"Kevin Putra, panggil Kevin aja," ucap Kevin, memotong ucapan Salma. Dengan memperkenalkan diri, pada Tanjung dkk.

"Lo kelas berapa?" tanya Ipank, dengan menatap Kevin.

"Kelas XII MIPA 3," jawab Kevin seadanya.

"Ba! lo geser dikit napa, biar si Kevin duduk." Pinta Safar pada Alba, sambil mendorong Alba agar memberi ruang untuk Kevin duduki.

"Bental ih, jangan dolong - dolong napa Fal," Alba memelas pada Safar. Setelah itu, ia menggeser duduknya ke kanan.

"Aelah, pelit banget lo Ba. Tinggal geser dikit apa susahnya dah, makanya punya badan tuh jangan sedeng - sedeng. Sini Kev, duduk," ujar Safar mengejek Alba. Lalu menepuk tempat duduk yang telah kosong, meminta Kevin agar menempatinya.

"Thank's," tutur Kevin ramah berterima kasih.

"Kalo boleh tau, Salma sapanya elo Kev?" tanya Ipank sekali lagi yang mulai curiga.

"Oh, itu, ya. Emm ... Salma tuh, mmm ... ss__sepp__pupu gue. Iya, Salma sama gue tuh sepupuan. Benerkan Sal?" gagap Kevin terbata - bata, sambil menggaruk telinganya yang tak gatal sama sekali.

Jawaban Kevin, membuat Ipank semakin curiga padanya. Menurut psikologis, jika seseorang berbicara dengan gugup, terbata - bata, dan sambil menggaruk telinganya. Itu pertanda bahwa, ia tengah berbohong.

"Eh, apa?" tanya Salma bingung dengan situasi. Karena, sejak tadi Salma hanya melamun dan tidak mendengarkan percakapan mereka.

Tiba - tiba Salma refleks menggebrak meja dengan keras, hingga membuat seluruh penghuni kantin spontan terkejut.

Brakkk ...

'Lagi huh,' batin para penghuni kantin lagi yang merasa jengah dengan dengan keributan Tanjung dkk.

Berbeda Keyakinan (on Going) Where stories live. Discover now