Bab 15

241 16 0
                                    

Suara dering ponsel memotong adegan romantis sepasang suami istri yang baru beberapa jam yang lalu sah. Dering itu berasal dari ponsel Avraam. Pria itu lupa tidak mematikan ponselnya. Dan kini semuanya menjadi kacau. Pria itu menghentikan permainannya bersama Eve. Menjauhkan tubuhnya dan meraih ponselnya.

Nomor Alea muncul di layar ponselnya. Avraam melirik ke belakang, Eve sedang memunggunginya. Pria itu menghela napas. Membuka pesan dari Alea dan menemukan sesuatu yang mengejutkan dirinya. Alea mengiriminya foto toples. Sengaja tak memakai atasannya dan hanya memperlihatkan payudara yang bulat juga kencang dengan balutan bra berwarna merah.

Seksi juga menantang. Kejantanannya yang sempat kembali normal kini menegang kembali. Pria itu merasakan pangkal pahanya berkedut. Semakin tegang. Napasnya pun tertahan tanpa disadarinya dan saat pelukan dari Eve. Pria itu buru-buru menjauhkan ponselnya dan mematikannya. Ia tersenyum.

"Siapa?" tanya gadis itu tanpa terlalu peduli dengan apa yang Avraam lakukan dengan ponselnya.

Avraam menggeleng. Menarik Eve ke dalam pelukannya dengan memutar tubuh Eve ke depan. Membawanya berbaring di atas tubuhnya. "Bukan siapa-siapa. Tidak penting juga. Eve?" panggilnya.

"Hmm..." jawab gadis itu pelan. Matanya mulai mengantuk. Permainan mereka juga terpotong. Jadi Eve malah merasa ngantuk sekarang.

"Maaf sepertinya kita belum bisa melakukannya malam ini. Kau tak apa kan?"

Tak ada sahutan. Eve diliriknya. Tertidur. Gadis itu sudah tertidur di atas dadanya dengan posisi telungkup. Setengah menghimpit dadanya. Avraam menyelimuti tubuh telanjang Eve dengan hati-hati. Mulai menggeser tubuhnya dan segera meraih ponselnya dan menghubungi Alea tanpa ingin membuat Eve terbangun.

Gadis itu segera menjawab panggilan video Avraam dalam satu kali panggilan dering. Gadis itu menyeringai. Dan memasang wajah binal. Avraam mengusap wajahnya dengan tangan yang bebas.

"Apa yang kau lakukan dengan mengirimiku foto toplesmu, Alea?! Kau tahu aku sedang menikmati malam pertamaku dengan istriku," hardik Avraam mencoba meredam suaranya.

Alea hanya tertawa tanpa suara. Puas dengan kemarahan Avraam. "Dia memuaskanmu di ranjang? Atau kau berubah pikiran dan menerima aku menjadi pemuasmu?"

Avraam berdeham. "Cukup, Alea! Kau tidak bisa terus menggangguku. Kita telah berakhir. Aku sudah beristri sekarang." Avraam memalingkan wajahnya. Enggan menatap pantulan wajah Alea yant sungguh menguji keimanannya.

Alea kembali tertawa. Kali ini tawanya penuh dengan ejekan dan juga cemburu. "Tapi kau tidak menolak saat aku melumat bibirmu tadi siang. Dan kau malah membalasnya. Salahku di mana?" pancing Alea.

Avraam menggeram. "Salahmu adalah yang tak mengerti posisimu sekarang, Alea. Berhenti menggangguku lagi. Cukup! Aku matikan."

Tanpa mau menunggu jawaban Alea. Avraam segera mematikan panggilan videonya. Bohong kalau Avraam tidak tergoda dengan keseksian dan kebinalan seorang Alea. Alea berbeda dengan Eve yang masih harus dibimbing dalam segala hal. Sedangkan Alea sudah dewasa. Avraam juga sadar kalau ia terpengaruh dengan apa yang Alea lakukan kepadanya. Ini salah. Semua terasa salah. Terutama reaksinya melihat Alea. Tidak seperti biasanya.

Ia goyah. Mulai tidak yakin dengan dirinya sendiri. Apa sungguh Avraam mencintai Eve? Atau ia hanya ingin melihat kesungguhan Alea mempertahankan hubungan mereka? Kalau pilihan yang kedua yang benar. Lalu bagaimana dengan pernikahannya bersama Eve? Jujur saja. Melihat foto toples Alea membangkitkan sesuatu lagi di dalam diri Avraam. Dan ia tahu jenis apa itu yang ada di dirinya.

Avraam menelan ludahnya. Berbalik dan matanya menemukan Eve sedang meringkuk di balik selimut. Mencari kehangatan dari kain lembut itu. Avraam menggelengkan kepalanya. Menolak apa kata hati busuknya. Tidak mungkin ia merasakan sesuatu untuk Alea. Perasaan itu hanya untuk Eve. Ia juga bereaksi saat bermain bersama Eve. Menyukai aroma kewanitaan Eve dengan rakus. Dan Avraam jelas tahu kalau ia cukup sadar dengan apa yang dirasakan juga dilakukannya bersama Eve tadi.

TRAPPED IN YOUR LOVEWhere stories live. Discover now