Bab 17

230 17 0
                                    

Suara ombak menyapa pendengaran Eve. Aroma khas dari pantai tercium hidungnya. Angin kencang menerpa permukaan kulitnya. Memainkan rambut Eve dengan indah. Sentuhan di perut rasanya membuat Eve merasa nyaman juga tergoda untuk berbalik. Melihat siapa pelakunya yang bahkan ia sudah tahu itu siapa. Hanya saja Eve membiarkannya begitu saja.

Avraam memeluknya dari belakang. Jemari panjangnya berlabuh di perut rata Eve. Mengusapnya pelan. Menyentuhnya hati-hati. Menikmati betapa lembutnya tekstur kulit Eve. Juga bagaimana ia terlena untuk berlama-lama di sana. Sesekali Avraam mengecup leher Eve. Berusaha menggoda Eve untuk meloloskan desahnya. Tapi dengan keras kepala Eve menahannya.

Malah menggigit bibir bawahnya. Padahal Avraam tahu kalau Eve sudah mulai tak kuasa menahan desahnya sendiri. Gadis itu memang keras kepala. Tiga jam yang lalu. Mereka baru saja tiba di kota Mondello, Italia. Mereka datang untuk memenuhi fantasi bulan madu mereka yang sempat tertunda karena urusan pekerjaan Avraam yang terus menuntutnya.

Beruntung saja hadiah yang Alexa berikan masih bisa digunakan. Termasuk tiket pesawat juga resor yang sudah Alexa pesankan untuk mereka. Meskipun Avraam sangat lebih dari kata mampu untuk menyewa seluruh resor yang ada di sana. Tapi ia sangat menghargai ketulusan Alexa dalam mempersiapkan semuanya. Walau dengan campur tangan orang tuanya.

Mondello terletak di tepi laut Sisilia. Banyak pasangan suami istri yang baru saja menikah memutuskan untuk berbulan madu di sana. Mondello memiliki pantai dengan pasir putihnya yang indah. Airnya yang berwarna biru jernih itu sungguh menyegarkan mata. Dengan kamar resor yang menghadap pantai itu, Eve dan Avraam lebih leluasa dalam menikmatinya.

Secara khusus Alexa memesan kamar resor yang memiliki pantai pribadi. Jadi dijamin tidak akan ada orang lain yang bisa mengganggu keromantisan Eve dan Avraam. Seperti sekarang, walau mereka berdua belum lama tiba di Mondello. Eve sudah tak sabar untuk menikmati pantai yang ada di sana. Juga momen berduaan dengan Avraam seperti sekarang.

"Enghh..." lenguh Eve halus. Gadis itu setengah mendongak. Menekan punggungnya ke dada Avraam. Pria itu berhasil membuatnya meruntuhkan pertahanannya. Avraam menyukai titik sensitif tubuh Eve. Jadi dengan sengaja pria itu menggigit kecil cuping telinga Eve dan menjilat belakang telinganya.

"Kau menyukainya?" Avraam tak kuasa menahan gairahnya lagi. Ingin saja ia membaringkan Eve di atas pasir putih itu sekarang juga. Gesekan tubuh Eve di tubuhnya semakin menyulut api gairah Avraam. Tapi ia memikirkan kenyamanan Eve dalam bercinta nantinya. Jadi diurungkan saja niatnya itu.

Tangan Eve tak lagi diam. Dengan posisi membelakangi Avraam, dengan punggung yang menempel di dada Avraam. Eve mengulurkan satu tangannya ke belakang. Meraih kepala Avraam untuk diremasnya helaian rambut pria itu. Menyalurkan rasa nikmat, mendebarkan dada, saat Avraam terus saja melancarkan siksaan nikmatnya.

"Aahhh..." desahnya panjang. Eve memejamkan kedua matanya. Sementara tangan yang satunya lagi menekan tangan Avraam yang sudah menyelinap masuk ke dalam celana dalamnya. Pria itu mengusapnya di sana, membelainya dengan panas. Membuat Eve merasa panas dingin karena kenikmatan itu. Tangan Eve membantu tangan Avraam di bawah sana. Dibantunya untuk bergerak lebih cepat lagi dalam belaiannya.

"Avraamhh..." engah gadis itu saat Avraam menyelipkan dan memasukkan satu jarinya di lembah basah, lembap, juga sempit milik Eve.

"Kau belum menjawabku, Eve." tuntut Avraam.

Gadis itu membuka matanya. Matanya menatap mata Avraam yang sudah tertutupi kabut gairah sepenuhnya. "K-kau masih saja mempertanyakannya," keluh gadis itu. Jelas apa yang Avraam tanyakan sudah sangat jelas jawabannya apa. Dengan gerak tubuh Eve saja itu sudah lebih dari cukup sebagai jawaban. Dengan betapa basahnya Eve di bawah sana seharusnya sudah menjelaskan semua yang ditanyakan Avraam tadi.

TRAPPED IN YOUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang