(18) Make It Up

1.8K 174 5
                                    

"Tsumu," panggil (Name).

"Cukup, aku capek, mau tidur," ucap Atsumu menarik selimut membelakangi (Name).

(Name) menunduk, pria itu marah dengannya. Setelah Atsumu pulang, dia langsung menginspeksi rumah mencari snack dan beberapa minuman bersoda.

Tentu saja (Name) diceramahi panjang olehnya, dan sempat ada pertengkaran antar keduanya yang sama-sama keras kepala.

Malam itu (Name) memutuskan untuk tidak berbicara dengan Atsumu yang marah, membiarkan emosi pria itu reda.

***

"Tsumu," panggil (Name) dengan nada riang. Wanita itu ingin melihat reaksi Atsumu.

Namun pria itu hanya menatapnya sebentar dan kembali fokus pada handphonenya.

"Tsumu, hari ini kau latihan sampai malam?"

"Hmm."

Yess dia menjawab, batin (Name).

"Yahh, padahal aku ingin mengajakmu pergi ke mall."

Tidak ada jawaban dari mulut Atsumu.

"Gimana kalau hari minggu aja ke mall nya? Mau gak?"

"(Name)," panggilnya menaruh sendok makannya dan menatap (Name) yang juga mematung.

"Lo gak merasa bersalah atau menyesal gitu?"

"Apa?"

Atsumu berdecak pelan, "Sudahlah lupakan. Cepat selesaikan makannya, keburu telat."

(Name) terdiam, walau sudah mengenal Atsumu lama, tapi jika pria itu sudah marah, (Name) masih saja cukup takut menghadapinya.

***

"Tsumu, gomen. Aku bakal nurutin perkataanmu kali ini. A-ku gak bakal diam-diam melakukan hal yang kau larang lagi. Jangan marah lagi ya," ucap (Name) pelan dengan takut.

Dia takut respon dari pria itu. Dia menunduk membuat wajahnya tak terlihat oleh rambut panjang hitamnya, tangannya bertaut saling menekan satu sama lain.

"Kau tau aku akan marah, tapi kau masih aja melakukannya?"

Suara pria itu nampak dingin.

"Gomen. Aku yang salah. Aku keras kepala. Aku cuman mementingkan keinginanku dan malah mengabaikan perhatianmu," tuturnya yang masih menunduk.

"Aku tau, semua laranganmu itu untuk kebaikanku. Memang akunya yang keras kepala. Gomenasai, Tsumu."

Tiba-tiba Atsumu menghentikan tangannya dan menggenggam tangan (Name).

"Jangan begitu, nanti tanganmu sakit,"

(Name) mengangkat wajahnya dan mendapati suaminya yang juga menatapnya.

"Tsumu."

Atsumu menghela napas pelan, "Aku sebenarnya gak begitu melarang kalau kau ingin makan hal yang kau sukai. Tapi aku gak suka caramu yang diam-diam melakukannya di belakangku. Kau tau kan, kau sedang hamil anak kita? Aku juga memikirkan anak kita, baby. Kalau kau kenapa-kenapa gimana? Aku kan jadi khawatir. Aku latihan juga gak tenang," tutur Atsumu.

Pandangan teduh itu menyentuh hati (Name).

"Gomen," lirih (Name).

"Aku juga minta maaf karena bersikap dingin padamu," kata Atsumu lembut.

"Tidak, aku yang harusnya minta maaf," ucap (Name) yang mulai berkaca-kaca.

"Aku yang minta maaf."

"Aku, Tsumu."

"Aku juga, baby."

"Kau gak perlu minta maaf."

"Aku juga merasa bersalah," kekeh Atsumu.

Keduanya saling tatap dan sedetik kemudian tertawa kecil. Menertawakan percakapam mereka tadi.

"Aku minta maaf, baby," tutur (Name).

"Ssttt," Tsumu menaruh telunjuknya di bibir (Name).

"Mau makan es krim gak?" tanya Atsumu.

"Kenapa tiba-tiba es krim?" responnya sembari mengusap matanya.

"Aku lagi ingin, mau gak? Kalau mau kita keluar yuk, beli es krim."

"Ajakan diterima," lugasnya tersenyum.

Atsumu ikut tersenyum lebar.

Cupp

"Yuk. Kau pakai jaket ya. Kita jalan kaki aja, beli di toko dekat sini."

"Oke."

***

See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? | Miya Atsumu X ReaderWhere stories live. Discover now